01: 30 | KookV

Oleh Kim_chiisgood

26.1K 3.5K 155

Abracadabra!!! ... here comes the magic spell. Sebuah keajaiban- atau mungkin kutukan? Semua yang kemudian m... Lebih Banyak

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20

14

1K 166 6
Oleh Kim_chiisgood

.
.
.

Jeongguk berdiri mematung ditempat. Berusaha keras tetap tenang menghadapi pandangan heran yang dilemparkan padanya. Tidak disangkanya Taehyung akan tahu dengan cara seperti ini.

Kata-kata tajam ibunya tadi juga bagaikan petir yang menyambar tubuhnya seketika–

'Kau tidak bilang pada ibu kalau Taehyung sedang hamil, Jeongguk?'

Seingatnya dia belum mengatakan apapun pada siapapun. Bagaimana bisa ibunya tahu. Sekarang pun dia masih tidak berani membalas tatapan Taehyung. Entah apa yang akan dihadapinya nanti.

"Taehyung, mengapa tidak bilang kalau kau sedang hamil?"

"A-aku..," Taehyung hanya memandang ibu mertuanya dan Jeongguk bergantian. Bingung harus mengatakan apa.

"Kau tidak tahu? Kau tidak sadar sedang hamil?"

Nada suara Nyonya Jeon mulai meninggi. Ekspresinya terlihat sangat terganggu. Dia menatap anak lelakinya tajam. Mengabaikan Somi, Arin, dan Taehyung sendiri yang masih belum sadar dari keterkejutannya.

"Taehyung belum tahu kalau dia hamil? Kenapa kau tidak segera memberitahunya, Jeongguk? Bagaimana jika terjadi sesuatu pada cucuku kalau Taehyung saja tidak tahu apa-apa begini."

Jeongguk menghela nafas lelah. Diam saja menerima amukan ibunya. Karena memang ini salahnya. Bodohnya dia yang tidak memikirkan kemungkinan ibunya akan tahu lebih dulu.

Yang ada dipikirannya sekarang adalah bagaimana dia akan menjelaskan ini pada Taehyung. Dia tidak yakin akan siap dengan apapun keputusan Taehyung nanti.

~

Arin sudah keluar kamar dari 30 menit yang lalu. Tapi bahkan Taehyung maupun Jeongguk belum ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. Keduanya lebih memilih diam sambil duduk berhadapan saat ini.

Tiba-tiba Taehyung menghela nafas panjang, Jeongguk spontan menegang didepannya. Sedari tadi dia takut, takut tentang bagaimana reaksi Taehyung pada berita kehamilannya.

"Aku minta maaf, Taehyung. Maaf tidak segera memberitahumu tentang ini."

Suaranya pelan dan lembut. Sebisa mungkin tidak menggangu ketenangan Taehyung. Ketenangan yang menurutnya sewaktu-waktu bisa saja meledak.

"Aku.. aku bingung Jeongguk. Ada apa sebenarnya?" Sorot mata Taehyung bingung dan lelah.

"Kau hamil. Kau sedang hamil.. anak kita." Jeongguk berusaha tetap tenang sambil menggenggam tangan Taehyung, mengelusnya lembut.

"T-tapi bagaimana bisa? Kita.. kita,"

Seketika sekelebat ingatan menghantamnya. Kalau sekarang dia hamil semuanya pasti bermula setelah bulan madu itu. Tentu saja. Pasti setelah bulan madu itu.

Taehyung terdiam, menatap Jeongguk dengan pandangan yang entahlah. Entah dia sedih, senang atau marah.

"Maafkan aku."

"Tidak, tidak perlu minta maaf Jeongguk. Bukan salahmu."

"Kau tidak marah?" Jeongguk terkejut. Dia sudah memperkirakan Taehyung akan marah besar padanya.

"Untuk apa marah. Kan bukan salahmu. Ini terjadi sebelum kita menyadari kutukan itu. Tidak ada yang bersalah. Tidak apa-apa."

Taehyung yang setenang ini malah membuat Jeongguk semakin khawatir. Reaksi alami harusnya dia marah. Marah atau kesal, apapun itu karena hubungan tidak wajar mereka sudah sampai pada tahap sejauh ini. Mereka akan segera punya anak.

"Aku pikir kau tidak akan menerimanya. Anak ini--"

"Ini anak kita, kan? Mengapa sampai aku tidak menerimanya? Tentu saja aku senang, aku suka anak-anak. Sekarang kita akan punya anak sendiri, benar?"

Taehyung memotongnya dengan senyum lebar. Seolah meyakinkan Jeongguk agar tidak perlu takut berlebihan. Dia menggenggam tangan Jeongguk semakin erat. Melemparkan senyum untuk menenangkan Jeongguk.

"Kau yakin?"

"Ck. Jangan meragukanku begitu. Aku hanya bingung tadi. Bukan berarti aku tidak mau menerima kenyataan ini. Jangan kaku begitu, Jeongguk."

"Terima kasih, Taehyung."

"Tidak perlu. Semuanya akan baik-baik saja."

Lelaki itu akhirnya bisa balas tersenyum. Membiarkan Taehyung mengelus pipinya. Tidak menyangka Taehyung akan menerima semudah ini. Jeongguk pikir Taehyung akan marah, tidak menerima anaknya dan memutuskan untuk pergi.

Nyatanya semua pikiran negatif yang berkecamuk dikepalanya terbukti tidak benar. Hanya ketakutan semunya saja.

"Kau benar. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kita akan membesarkan anak ini bersama Taehyung. Kau dan aku. Tenang saja."

Senyum Taehyung menenangkannya. Menghilangkan keraguannya. Mereka akan bisa menjalani ini bersama. Dia akan menjaga Taehyung dan anaknya dengan baik.

"Hmm, aku percaya padamu. Omong-omong kau sepertinya harus bercukur." Tangan Taehyung masih mengelus pipinya yang sudah ditumbuhi bulu-bulu tajam tipis.

"Oh. Hahaha.. kau benar."

Jeongguk lupa. Dia terlalu memikirkan bagaimana akan memberitahu Taehyung tentang berita kehamilan sampai tidak sempat memperhatikan wajahnya.

"Kau terlalu banyak berpikir. Sana bersihkan. Jangan memelukku kalau kau belum bercukur, ya. Aku tidak suka! Rasanya geli."

"Siap, Yang Mulia!"

Taehyung terkekeh memandangi Jeongguk yang seketika menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Dia mengelus perut ratanya. Masih tidak percaya ini terjadi, tapi dia harus yakin pada Jeongguk. Satu-satunya orang yang bisa menjadi tumpuannya saat ini.

~

Apakah dia harus merasa senang atau sedih? Taehyung tidak tahu, tidak mengerti. Nyonya Jeon kembali memanggilnya di sore hari. Mengajaknya duduk dan mengobrol mengenai kehamilannya.

Ini jelas sesuatu yang aneh. Taehyung senang Nyonya Jeon jadi lebih perhatian padanya karena kehamilan ini, tapi dilain sisi dia juga lelah sebab mertuanya itu tidak akan berhenti berkomentar dengan mulut pedasnya.

"Kau harus menjaga kandungannya tetap sehat. Jangan terlalu lelah. Makanlah yang baik. Berat badanmu harus bertambah. Kau terlalu kurus."

Nyonya Jeon masih bicara, bicara dan terus bicara. Duduk dengan anggun ditemani segelas teh harum digenggaman. Sedang Taehyung memilih untuk mengangguk mengiyakan saja.

"Anak ini adalah pewaris keluarga Jeon selanjutnya. Jadi jagalah dengan baik. Jika kau sehat, anakmu juga akan sehat."

"Iya, Ibu."

Tiba-tiba seorang pelayan datang menghampiri mereka. Membawa sebuah baki dengan gelas berisi minuman yang entah apa. Meletakkan gelas itu didepannya.

"Minumlah."

Taehyung meraih gelasnya, mengeryit mencium baunya yang tidak enak.

"Ini apa ibu?"

"Minum saja. Itu ramuan tradisional bagus untuk bayimu."

Taehyung tidak yakin, ingin membuang minumannya tapi Nyonya Jeon terus menatapnya. Menunggu dia menghabiskan ramuan bau itu.

Dia tidak mungkin diracun, kan? Tidak, tidak mungkin. Setidak sukanya sang ibu mertua padanya, dia tidak mungkin membahayakan Taehyung dan cucunya.

Taehyung menelan ludah ragu. Menatap Nyonya Jeon yang menatapnya tajam sejenak sebelum meminum ramuannya.

Teksturnya aneh. Tidak kental tapi juga tidak terlalu encer. Seperti jus bau. Saat cairan itu menyentuh lidahnya seketika asam lambungnya terasa bergumul akan keluar.

Sial. Rasanya aneh sekali.

"Hoekk"

"Taehyung! Jangan dimuntahkan."

Taehyung segera menutup mulutnya, berusaha menelan semua cairan itu dengan susah payah. Tidak tahu bagaimana ekspresinya saat ini. Pasti wajahnya jelek sekali. Ramuan ini benar-benar tidak enak. Rasanya tidak menggugah selera, persis seperti baunya. Mau bagaimana lagi namanya juga ramuan tradisional, rasanya memang selalu tidak enak. Lidahnya sampai mati rasa.

"Ini, makan ini cepat."

Nyonya Jeon menyodorkan sebuah permen asam untuknya, tepat setelah dia berhasil menghabiskan semua minuman itu.

"Ibuuu! Itu apa? Kenapa pahit sekali."

Sambil mengecap permennya Taehyung mengomel. Tidak peduli lagi. Dia tidak pernah menunjukkan sisinya yang manja ini pada orang lain apalagi ibu mertuanya. Tapi kali ini dia tidak tahan. Spontan saja langsung merengek.

"Ckckck, kau ini lemah sekali. Hanya begitu saja kok."

Tunggu. Apa Taehyung melihatnya dengan benar? Apa ibu mertuanya baru saja terkekeh? Menertawakan penderitaannya?

Taehyung tidak jadi merengek lagi. Terlalu terkejut melihat ibu mertuanya terkekeh seperti itu. Memang sih dia menertawakan Taehyung. Tapi tidak apa. Taehyung baru pertama kali melihat senyumnya. Kapan lagi wanita itu bisa tertawa seperti ini didepannya.

"Ibu cantik."

"Kau bilang apa?"

Oh, sepertinya dia salah bicara. Nyonya Jeon sudah kembali memasang wajah datarnya.

"Aku bilang ibu cantik. Ibu harus sering tersenyum begitu, ya?"

Nyonya Jeon berdecak. "Ibu akan tersenyum senang kalau kau berhasil menghabiskan segelas ramuan ini setiap harinya selama kehamilanmu."

"Aahhh ibu!!" Rengekannya kembali.

Ibu mertuanya ternyata masih jahat. Masa Taehyung harus menghabiskan ramuan jelek itu tiap hari. Hah, mau mengadu pada Jeongguk sambil menangis saja rasanya.

~

Somi datang malam ini ke kamar Taehyung. Saat dirinya sedang duduk sendiri karena Jeongguk masih sibuk menyelesaikan pekerjaannya.

Gadis itu membawa sebuah kotak berukuran sedang. Kotak dengan lapisan beludru ungu dan beberapa ornamen perak menghiasi.

"Kau bawa apa?"

Taehyung mendudukkan diri sambil bersandar malas pada bantal empuk di kepala tempat tidurnya. Mengamati Somi mengeluarkan kotak tadi dan memutar kode kuncinya.

"Ini hadiah untuk kakak ipar dan calon keponakanku." Somi tersenyum riang. Bangga sekali menunjukkan hadiah yang dibawanya pada Taehyung.

Taehyung membulatkan matanya saat melihat kotak itu terbuka lebih lebar membentuk seperti stadion sepakbola mini dengan hanya menarik satu tuas. Indah sekali. Didalamnya ada satu bola salju dan sebuah kotak berwarna coklat yang menempel pada dasar kotak besar.

"Ini kotak musik. Kakak tinggal menekan tombol ini dan taraa~"

Instrumen lagu klasik mulai terdengar tepat setelah Somi menekan tombol kecil diatas kotak coklat kecil tadi.

Mata Taehyung bersinar senang.

"Wahh. Indah sekali! Kau dapat darimana?"

"Indah, kan?" Somi melirik Taehyung sebentar, tersenyum bangga.

"Ini milik ibu, kak. Diberikan oleh nenek. Sekarang diberikan untuk kakak. Didalamnya ada banyak instrumen lagu. Kakak bisa menggantinya sesuka hati. Ini turun temurun di keluarga Jeon untuk si bayi pewaris."

Gadis itu menjelaskan dengan ceria, kali ini sambil mengelus perut rata Taehyung.

"Ini dari ibu?"

Kotak musik itu sekarang sudah ditangannya. Dia mengambil bola salju tadi, memperhatikan miniatur dua anak kecil–perempuan dan laki-laki–yang bermain salju didalamnya. Bolanya diletakkan dengan penyangga dari emas putih. Ada ukiran "The Jeon's Heir" berkilauan ditengahnya. Dia tidak berhenti memujinya dalam hati.

"Kenapa ibu tidak memberikannya langsung padaku, ya?" Taehyung sedikit keheranan melihat anggukan Somi.

"Hahaha.. kakak seperti tidak tahu ibu saja."

Somi hanya terkekeh kecil dan Taehyung tersenyum mengerti. Tentu saja, orang seperti Nyonya Jeon itu terlalu gengsi untuk menunjukkan kepeduliannya pada orang lain secara terang-terangan. Apalagi pada dirinya, hanya karena dia bukan menantu yang diinginkan manor ini sejak awal.

"Bagaimana aku bisa mengucapkan terima kasih jika begini?"

"Kakak buatkan teh saja. Bagaimana?"

"Oh iya. Ibu selalu dengan tehnya setiap saat, kan? Seperti maniak teh"

Somi tertawa keras sekali. Tidak marah apalagi tersinggung dengan perkataan Taehyung tentang ibunya. Toh memang benar, ibunya itu maniak teh.

"Tapi aku tidak tahu cara membuat teh."

"Tenang saja kak. Aku pasti membantumu. Kita akan membuat teh dari bunga kering kesukaan ibu. Aku jamin dia tidak akan menolaknya."

Somi berkata dengan raut wajahnya yang sangat yakin dan lucu sehingga Taehyung terkekeh disampingnya.

"Baiklah! Aku berpegang padamu guru Somi."

Keduanya tertawa lagi. Keras sekali, sampai Jeongguk mungkin akan mendengarnya dari ruang sebelah.

Syukurlah dia masih punya Jeongguk, Somi dan Arin di manor ini. Kalau tidak hidupnya pasti akan menyedihkan sekali.



Tbc~


Lama tak terlihat ya..
Real life begitu menyibukkan ya bgmna :(
Ps. Oh iya ini mungkin akan selesai beberapa chapter lagi 🤗



Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

812 74 7
【BERSAMBUNG】 !JUDUL BERGANTI, DARI DANDELION MENJADI STRAWBERRY! Ini bukanlah cerita tentang satu rasa berjuta cerita, tetapi tentang satu cerita ber...
1.4M 81.4K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi πŸ”žπŸ”ž Homophobic? Nagajusey...
78.5K 13.4K 60
πŸ’€~Γ—~Hanya karena game aneh yang kita temukan, kita semua terjebak dalam teror yang mematikan~Γ—~πŸ’€ Start : 1 Agustus 2020 End : 15 Desember 2020 (Fol...
3.8K 493 17
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Tentang Taehyung yang harus bersedia menjadi istri kedua dan melahirkan anak demi penerus keluarga Jeon. Gimana kisahnya...