19

917 157 17
                                    

.
.
.

Jeongguk menggenggam tangan Taehyung erat. Bukan karena kedinginan atau apa, dia hanya begitu gugup. Keduanya sedang berada di mobil. Dalam perjalanan ke ibukota. Hari ini–tepatnya sore nanti–mereka akan bertemu dengan wanita tua peramal itu.

Tadi pagi saat keduanya akan pergi, kebetulan sekali mereka bertemu Nyonya Jeon di pintu masuk. Sang Nyonya yang seperti biasa baru kembali dari rutinitas olahraga paginya sempat menghalangi kepergian mereka.

"Kalian mau kemana?"

"Ke ibukota Ibu. Ada urusan yang harus kami selesaikan."

"Taehyung ikut?" Sang empunya nama meremat ujung baju Jeongguk. Mencoba membalas tatapan tajam sang mertua yang sesekali melirik mata dan perutnya.

"Kau yakin?"

"Aku tidak apa-apa bu. Kami akan menginap, tidak akan terlalu lelah. Aku janji!!"

"Baiklah." Keduanya menghela napas lega, untung saja sang ibu memberi izin. Jika beliau tidak setuju maka gagal sudah rencana mereka.

"Jaga Taehyung baik-baik." Nyonya Jeon berpesan pada Jeongguk sebelum masuk dan meninggalkan keduanya.

~

"Kau baik?" Taehyung menoleh merasakan tangan Jeongguk yang basah dan dingin.

"Ya.. hanya sedikit gugup."

"Tenang saja. Tidak akan terjadi hal buruk, aku yakin." Jeongguk hanya bisa tersenyum kecil membalas kalimat penenang dari Taehyung.

Taehyung semakin merapatkan dirinya pada Jeongguk. Mobil baru berjalan kurang lebih sepuluh menit. Perjalanan masih panjang, akan jauh lebih baik mereka mengobrol atau istirahat daripada memikirkan hal-hal negatif.

Malam tadi sebelum berangkat, keduanya sudah berdiskusi apa saja yang hendak mereka tanyakan pada wanita itu. Banyak penjelasan yang ingin mereka dapatkan, namun tidak dengan solusi. Mereka tidak butuh solusi. Keduanya sepakat akan berusaha mempertahankan apa yang sudah mereka jalani selama ini tanpa perubahan apapun.

~

Mingyu menghampiri mereka dan langsung merangkul Jeongguk saat keduanya baru saja keluar dari mobil. Mereka memutuskan untuk menginap di salah satu hotel. Sempat dicegah oleh Mingyu sebab mengapa tidak dirumahnya saja, tapi Jeongguk menolaknya. Tidak bebas rasanya jika ingin membicarakan sesuatu dengan Taehyung (re: bermesraan) dirumah orang lain, walaupun itu temannya sendiri.

"Aku sudah menunggu kalian daritadi. Lama sekali."

Mingyu melepaskan rangkulannya pada Jeongguk dan beralih menyambut Taehyung. 

"Wah! Taehyung semakin cantik saja." Katanya sambil meraih tangan Taehyung dan mengecup punggung tangannya.

Terkekeh saat mendapati Jeongguk mendelik padanya.

"Kenapa matamu? Aku kan cuma bersikap ramah. Iya kan Taehyung?"

Taehyung tertawa pelan, menepuk lengan Jeongguk yang tiba-tiba sudah merangkul pinggangnya dan menariknya mendekat.

Mingyu yang melihatnya pun hanya bisa menggelengkan kepala. "Cih. Posesif sekali."

"Ayo masuk. Aku sudah pesankan kamar untuk kalian."

~

"Sebenarnya apa urusanmu dengan wanita peramal itu? Aku bukannya mau ikut campur. Tapi rasanya penting sekali sampai kau mencarinya segigih ini."

Jeongguk hampir tersedak tehnya mendengar pertanyaan dari Mingyu. Menoleh pada Taehyung disampingnya yang juga tiba-tiba menjadi kaku.

Keduanya bertatapan sejenak, entah sedang mengirimkan telepati apa sampai akhirnya Jeongguk mengangguk dan beralih menatap Mingyu.

01: 30 | KookVWhere stories live. Discover now