What Is Love? [ On Going ]

Galing kay graciasimamora09

13.4K 10.4K 25K

Gracia Ardville adalah seorang wanita yang telah mati rasa karena kehidupan yang dia jalankan. Dia menjadi se... Higit pa

prolog
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

7

661 631 1K
Galing kay graciasimamora09

Happy reading part 7 🎉🎉🎉
Makasih juga buat 1 K nya 😭🎉🎉🎉
Jangan lupa vote + komen sebelum membaca .
Semoga suka 😊😊😊
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Walcome to Paris.

###

Di sinilah aku sekarang di Paris Ibu kota Prancis. Setelah 17 jam lamanya di pesawat kini aku telah sampai di tempat tujuan. Hari ini aku berencana ingin jalan-jalan ke museum Louvre ditemanin sepupu cowokku. Namanya adalah Bintang, dia adalah sepupuku dan adiknya bernama Citra. Aku dan Bintang sebaya.

"Ciaaa turun," teriak Tanteku dari bawah.

"Iya Tan bentar."

Aku segera mengambil ranselku dan turun ke bawah. Di meja makan anggota Ardville sudah berkumpul, di sana ada Papa, Oma, dan yang lainnya. Aku menghampiri mereka dan duduk di sebelah Citra.

"Kenapa sangat lama?" tanya Oma kepadaku.

"Biasalah palingan urusan cewek Oma," sahut Citra yang ada di sampingku. Lalu semuanya ikut tertawa lepas.

Di meja makan yang terhidang makanan yang bahan utamanya adalah roti dan salad.

Aku mengambil pain au chocolat buatan Tanteku dan segelas susu hangat. Setelah selesai sarapan, aku dan Bintang permisi kepada Oma untuk pergi dulu.

"Oma Cia pergi dulu ya," pamitku kepada Oma.

"Hati-hati di jalan," ucap Oma lalu memeluku.

"Iya Oma." Setelah selesai berpamitan aku dan Bintang langsung pergi menuju museum Louvre.

Aku dan Bintang segera menuju ke luar dan langsung pergi ke tempat tujuan.

"Kau masih tau kan bahasa Prancis?" tanya nya.

"Sedikit-dikit."

"Makanya belajar biar pintar." ejeknya.

"Lah kau mah enak bisa lancar 2 bahasa. Lah aku? Cuma bisa 1 bahasa doang."

"Hehe iya juga ya, makanya rajin-rajin balik ke sini."

"Kau sendiri kapan balik nya ke Indonesia?" tanyaku.

Aku dan Bintang sudah sangat akrab. Bintang sering ke Indonesia jika sudah libur ataupun ikut dengan Paman untuk urusan bisnis. So kami sering jumpa, hanya saja satu tahun ini dia tidak pernah kembali lagi ke Indonesia.

"Rencananya ikut balik sama kalian sih."

"Terus sekolah mu?"

"Aku pindah sekolah."

"Ha?! Benaran?" tanyaku tak percaya.

"Iya, nih ya entar kita satu sekolah dan satu kelas. Keren gak tuh, anggota Ardville ada di sekolah mu." Bangganya.

"Eleh, pindah sekolah biar terkenal, cemen." jawabku.

"Ya gak papa dong. Sekalian entar aku belajar bisnis di perusahaan Papa ku di ajarin sama Om."

"Jadi kau mau balik ke Indonesia? Mau mengelola perusahaan Paman?" Bintang cuma menganggu sebagai jawaban.

"Kalau aku berhasil mengurus satu perusahaan itu Papa janji sama ku kalau tamat kuliah nanti aku jadi CEO nya di perusahaan Papa."

"Bagus sih, tapi sekolah mu nggak terganggu?"

"Santai saja Ci, kayak tai yang lagi berenang" candanya.

"Dasar dugong." Bintang hanya membalasnya tersenyum lepas.

Tak berapa lama kami telah sampai di museum Louvre. Kami turun dari mobil dan pergi masuk ke dalam museum. Banyak parawisatawan dari berbagai negara datang ke sini, tempat ini selalu ramai setiap saat.
Aku sengaja ingin ke sini karna kata Oma, Papa dan Mamaku dulu nya bertemu di sini. Pertemuan di mana cinta mereka diukir.

Di sana aku dapat melihat banyak sekali patung-patung terkenal dan lukisan. Misalnya seperti patung Venus de milo, Winged Victory of samorthrace dan lukisan Mona Lisa.
Museum Louvre adalah salah satu museum seni terbesar yang paling banyak dikunjungi dan sebuah monumen bersejarah di dunia. Hampir 35.000 benda dari zaman prasejarah hingga abad ke-19 dipamerkan di area seluas 60.600 meter persegi. Cukup keren bukan.
Karena merasa lelah aku dan Bintang pergi ke cafe dan memesan makanan.

"Kau ingin memesan apa?" tanya Bintang kepadaku sambil melihat buku menunya.

Aku tidak tau ingin memesan apa karna menu makanan nya tidak familiar bagi ku. Jadi mungkin aku akan memesan apa yang di pesan oleh Bintang saja.

"Sama kan saja dengan punya mu." pintaku dan Bintang yang mengerti langsung melihat daftar menunya dan memesan makananya.

Aku tidak tau apa yang dia pesan tapi intinya sekarang aku sagat haus.
Tak berapa lama pesanan kami datang. Aku dapat melihat pelayan menghidangkan coffee dan sepiring penuh buah strawberry dan berry, dan apa ini?

"Kau memesan buah-buahan?" tanya ku tak percaya ke pada Bintang.

"Diamlah, makanan utamanya belum datang." Tak berapa lami lagi pelayan itu kembali dengan membawa 2 piring dan meletakannya di meja.
Aku tidak tau itu namanya apa tapi keliataannya enak, jadi aku memakannya.

"Enak?" ucap Bintang kepadaku sambil memasukan sepotong roti ke dalam mulutnya.

Aku hanya mengganggu saja dan menikmati makananku dan juga coffee ku. Dan makanan penutup nya adalah buah-buahan. Aku melahap semua makanan yang dipesan oleh Bintang dengan lahap.

"Kau kelaparan ya?" tanya Bintang sambil membersihkan bibir ku yang terkena karamel lalu tersenyum.

"Lumayan."

"Dasar cewek."

Setelah selesai makan kami pulang ke rumah. Di tengah jalan aku melihat penjualan es krim di pinggir jalan.

"Bintang aku ingin membeli es krim nya" ucapku. Bintang langsung menghentikan mobilnya.

Aku keluar dari mobil dan memilih es krim yang ku ingin kan. Aku cukup tergiur dengan toping nya, karna semuanya pengen aku coba.

"Kau ingin yang mana?" tanya Bintang yang sudah muak melihat ku yang masih sibuk melihat menu es krim nya.

Aku memang tidak mengerti menu yang ada disana tapi aku tergiur dengan foto yang ada di menunya.

"Kau ingin semuanya?" tanya Bintang yang sudah pasrah.

Bintang tau kalau aku penggila es krim jadi wajar saja dia bete. Bintang langsung memesan es krim nya ke penjual. Aku tidak tau es krim apa yang dia pesan.

Kami duduk di kursi sambil menunggu es krim ku. Tak lama kemudian es krim nya datang dan aku sangat terkejut karna Bintang memesan 6 es krim untuk ku.

"Semua ini untuk ku?" tanyaku tak percaya.

"Iya, habiskan cepat sebelum mencair." jawab Bintang.

"Lalu kau?"

"Aku memesan minuman" jawabnya.

Tak menunggu lama aku memakan es krim ku dengan lahap.

"Pelan-pelan makannya," peringat Bintang kepadaku.

"Tentu, baiklah mari kita liat es krim mana duluan yang aku makan?" sambil memilih es krim nya.

"Yang oreo aja," jawab Bintang.

"Tapi yang hijau keliatan lebih menarik deh."

"Yaudah makan yang hijau aja" sambung Bintang.

"Tapi oreo juga enak,"

"Terserah deh. Dasar penggila es krim" keluh Bintang. Aku tersenyum melihat Bintang yang prustasi.

Aku langsung mengambil es krim yang berwarna ungu dan memakannya. Bersamaan dengan itu pesanan Bintang juga datang satu cup coffee dengan krim yang banyak.

"Punya mu kek nya enak deh," ucapku mencoba mengoda nya.

"Enggak pokoknya kau gak boleh ngambil punya ku, kalau kau mengambil sedikit pun, aku gak bakalan mau traktir kau lagi makan es krim." ancam Bintang.

"Eh iya deh iya." pasrahku.

Akhirnya aku memakan es krim punyaku hingga habis begitu juga dengan Bintang.

Setelah menjelang sore akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah aku segera mandi dan mengganti pakaianku lalu turun ke bawah membantu Tante memasak untuk makan malam nanti.

"Tante mau masak apa untuk makan malam nanti?" tanyaku sambil duduk di kursi dekat meja.

"Tante mau masak beef burgugnon." ucap Tante.

Beef burgugnon adalah masakan Prancis, jika di Indonesia sering disebut rendang. Cara memasak beef burguignon cukup unik, daging di rebus di dalam anggur merah dengan waktu yang lama hingga membuat cita rasa khas yang mewah dan di bumbui dengan aneka rempah-rempah seperti bawang putih, dan jamur.

"Cia Tante minta tolong panggilin Citra dari dalam kamarnya," mohon Tante ke padaku. Aku langsung berjalan ke kamar Citra dan mengetuk pintunya.

Tok ... tok ... tok

"Entrez," yang artinya 'masuk'.

Aku langsung masuk ke dalam kamar Citra.

"Kau dipanggil Tante disuruh ke bawah," ucapku. Setelah itu Citra keluar dari kamar menuju ke dapur.

"Ada apa Ma?" tanya Citra yang baru datang.

"Bisakah kau ke swalayan membelikan jus anggur?"

"Mama mau membuat beef burguignon?"

"Oui." yang artinya 'iya'.

"Kak temanin aku ke swalayan ya," ucap Citra dan aku mengangguk.

Kami pergi ke swalayan berjalan kaki karna swalayan dekat dengan rumah Oma. Langit malam di luar sangat gelap dan dingin. Jalan raya juga sedikit gelap dan sunyi hanya ada lampu jalan yang menerangi.

Sesampainya di swalayan kami masuk ke dalamnya dan membeli bahan-bahan yang disuruh Tante. Aku melihat es krim di sana tapi aku lupa kalau aku tidak mempunyai uang Prancis, jadilah aku merelakan nya.

Setelah selesai membeli bahan nya kami langsung pulang ke rumah dan membantu Tante memasak makanan nya. Aku dan Citra membantu Tante menyiapkan bumbunya sedangkan Tante sendiri memasak daging nya.

Tak berapa lama makanan terhidang di atas meja, aku menghidangkan semua masakan kami sedangkan Citra dia memanggil anggota keluarga untuk kumpul makan malam.

Setelah semuanya berkumpul kami makan dengan lahap. Beef burguignon nya sangat enak, bumbunya terasa di lidah. Semuanya menikmati masakan buatan Tante.

"Cia kamu nanti tidur di kamar Oma aja ya," ucap Oma.

Jujur saja jika sudah di Paris, aku di perlakukan layaknya seperti tuan putri di sini.

"Ahh no-no-no, malam ini Kakak Cia akan tidur di kamar Citra aja Oma," sahut Citra menolak perkataan Oma.

"Tidak. Oma mau tidur sama Cia saja, besok malam saja baru Cia tidur di kamar kamu." pinta Oma.

"Tapi Oma-," renge Citra dan yang lainnya hanya tertawa melihat tingkah lucu Citra yang imut.

Citra masih SMP tapi tingkah nya seperti anak kecil saja, itu karna dia sering di manjain sama kedua orang tua nya. Bahkan Bintang sering kesal sama orang tuanya karna terlalu memanjakan Citra. Tapi sebagai si abangan dan penerus laki-laki satu-satunya di keluarga kami, Bintang terkadang tampak seperti seorang Kakak yang mau mengalah dan mematuhi keluarganya.

Makan malam diselangi perbincangan mengenai bisnis dan pekerjaan, aku hanya menyimak pembicaraan mereka. Jujur saja aku tidak mengerti dengan pembahasan mereka tapi beda hal nya dengan Bintang dan Citra mereka mengerti dengan pembicaraan mereka dan terkadang juga ikut berbicara.

Bintang dan Citra semenjak SMP sudah dididik mengenai perusahaan keluarganya. Jadi maklum saja kalau mereka tau apa yang di perbincangkan.

Selesai makan malam aku dan Citra menyuci piring sambil berbicara mengenai sekolah kami.

"Jadi Kakak punya teman yang namanya Elsa?" tanya Citra.

"Iya, dia itu baik bangat dan lucu kayak kamu" jelasku.

"Jadi pengen liat Kakak Elsa deh, pasti Kakak Elsa cantik," tebaknya

"Iya dia cantik."

"Kakak sendiri sudah punya pacar ya?"

"Belum."

"Cie jomblo hehe,"

"Eleh kebiasaan kamu. Citra sendiri?"

"Belum heheh, tapi kata abang Bintang kalau mau pacaran harus SMA dulu."

"Yang benarnya itu kamu baru boleh pacaran kalau sudah tamat sekolah, gak usah dengarin kata abang kamu uda gila dia."

"Enak aja bilang aku gila, kau saja kali yang gila." sahut Bintang dari belakang. Aku tidak tau kalau Bintang ada di belakang sedari tadi.

"Kau yang bego, masa ngajarin kayak gituan sama anak di bawah umur."

"Ya emang gitu kan? Bukan kayak kau kelamaan menjomblo jadi gila." ejek nya.

"Jomblo-jomblo gini juga ada yang suka kali sama ku" Bohongku.

"Siapa Kak?" jawab Citra dengan semangat.

"Ehh ada deh kepo," Bohongku balik.

Jujur saja tidak ada seorangpun yang menyukaiku atau mendekatiku. Kalaupun ada, aku akan mengusirnya jauh-jauh, aku tidak suka jatuh cinta, dan berpacaran. Aku lebih memilih menjadi wanita berkarir dari pada harus mempunyai hubungan khusus dengan seseorang.

"Ohhh pasti dia yang ngasih Kakak gelang itu kan?" Tebak Citra sambil melihat gelang yang ku kenakan. Itu adalah gelang pemberian David kepadaku.

"Tidak." jawabku dengan singkat.

"Kirain iya,"

"Nih ya Dek, dia itu jomblo jadi maklumin aja" ejek Bintang lalu pergi dari sana. Citra cuma tersenyum melihat kami.

Setelah selesai menyuci piring aku dan Citra ikut bergabung di ruang tegah. Dimana Papa, Paman, dan Tante dan juga Oma sedang menonton. Sedangkan Bintang dia sibuk sama handphone-nya.

"Ehh Oma ke kamar dulu ya mau tidur." Pamit Oma ke pada kami. Lalu pergi dari sana.

"Iya Oma." sahut kami.

Jam sudah menunjukan tegah 1, karna merasa bosan aku akhirnya memutuskan untuk tidur. Aku beranjak dari sana dan pergi menuju kamar Oma. Aku membuka pintunya perlahan agar tidak membuat Oma terganggu. Aku tidur di samping Oma yang sudah tertidur dengan lelap. Aku memeluk Oma layaknya seperti seorang anak yang tidur dipelukan Mama nya. Aku menutup mataku dan tertidur. Aku dapat merasakan Oma mengelus rambutku dengan lembut, yang membuatnya terasa nyaman.

"Oma belum tidur?" tanyaku.

"Belum, kau tidur saja dulu. Kau sudah sangat besar sekarang ya,"

"Masa kecil mulu sih Oma," cibir ku.

"Cia kau sudah bertemu mama tirimu?" tanya Oma sambil mengelus rambutku.

"Belum Oma," jawabku dengan nada santai. Aku cukup terkejut mendengar pertayaan Oma, mungkin Papa menceritakannya kepada Oma.

"Kenapa?"

"Aku hanya belum siap saja Oma." jujurku.

"Oma tau, kau mungkin tak setuju dengan keputusan papamu. Tapi kau juga harus melihat bagaimana papa mu."

"Iya Oma, maaf."

"Kau nggak perlu bersedih, Oma tau ini sulit buat mu, tapi cobalah menerimanya."

"Oma mendukung Papa nikah lagi?"

"Tidak sayang, Oma juga terkejut ketika Papa mu datang kemari ingin memberitahu kalau dia ingin menikah lagi. Tapi Oma tidak punya pilihan, dia sudah besar bukan anak kecil lagi dan menurut Oma dia sudah bisa memutuskan segala sesuatu di dalam hidupnya."

"Jadi menurut Oma aku harus menyetujui pernikahan papa?"

"Bukan sayang, tapi kau bisa mengatakan kepada papa mu kalau kau tidak ingin dia menikah lagi."

"Iya Oma,"

"Oma tau kau dan papa mu sama-sama keras kepala."

"Tidak Oma, yang keras kepala itu papa bukan aku," pintaku.

"Liatlah bahkan kau sangat mirip dengan papa mu, dulu dia juga seperti mu jika dibilangin dia selalu menganggap dirinya yang paling benar." sambil tersenyum.

"Benarkah?"

"Iya tanya saja sama papa mu."

"Heheh aku pikir papa seperti itu semenjak perpisahan papa dengan mama ternyata enggak,"

"Yaa tapi dia sedikit berubah ketika sudah menikah."

"Maksud Oma?" tanyaku penasaran. Ini lah yang terjadi jika aku dan Oma bersama, kami akan berbicara mengenai masa kecil Papa.

"Waktu dia bersama mama mu, dia mulai mengalah dan tidak keras kepala. Mama mu telah mengubah dia. Tapi setelah mereka berpisah, sikap nya juga berubah."

"Oma kenapa papa sama mama berpisah?"

Aku berharap pertanyaan ku selama ini dapat aku ketahui. Karna jika aku bertanya dengan Papa yang ada Papa akan menjawab kalau Mama selingkuh dari nya. Masa hanya karna hal seperti itu mereka berpisah begitu saja? Yang benar saja. Itu adalah alasan kenapa aku masih tidak mempercayai penyebab perpisahan mereka.

"Itu adalah cerita mereka, Oma saja tidak tau,"

"Oma berbohong ya?"

"Tidak, Oma tidak berbohong"

"Apakah Oma membenci mama?"

"Tidak" jawab Oma dengan singkat.

"Kenapa?" penasaranku.

"Oma pernah membaca satu hal yang mengubah Oma menjadi tidak membenci seseorang lagi,"

"Apa?" penasaranku.

"Isinya itu seperti ini-,"

"Jika kau membenci seseorang cobalah untuk mengingat kebaikan yang pernah dia perbuat bagi mu. Itu sangat berarti sekali buat Oma." jelas Oma.

"Berarti mama baik ya Oma?"

"Tidak ada orang yang tidak baik di ciptakan Tuhan Cia, termasuk kamu," ucap Oma sambil menyentuh hidungku. Aku tersenyum hangat kepada Oma.

"Makasih Oma," ucapku lalu memeluknya kembali.

"Tidurlah ini sudah malam." Aku menutup mata ku dan mulai tertidur.

Hari ini aku belajar bagaimana cara untuk tidak membenci seseorang. Tapi itulah manusia, sebaik apapun kebaikan yang dia perbuat, jika satu kesalahan yang dia perbuat maka kau akan dibenci. Tak perlu tau siapapun itu, kamu tetap akan jahat di matanya. Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi jangan salahkan diri mu jika kamu melakukan kesalahan.

# # #

Aku terbangun dari tidurku karna merasa terganggu dengan cahaya matahari yang mengenaiku. Aku membuka mata ku dan melihat ke samping, tidak ada Oma. Aku terbangun dari tempat tidur dan langsung menuju ke kamar mandi membasuh wajah ku. Aku turun ke bawah melihat Oma dan Tante sedang asik berbincang-bincang.

"Kau sudah bangun?" tanya Tante kepadaku.

"Citra kemana Tan?" tanyaku karna tidak melihat keberadaan Citra dan Bintang di kamar nya.

"Mereka sekolah."

Aku baru ingat sekarang mereka sedang sekolah dan tidak libur. Aku berjalan ke arah Oma dan duduk di sana sambil melihat mereka memasak.

"Kau sudah lapar?" tanya Oma kepadaku.

"Belum Oma, papa ada di mana?" Aku juga tidak menemukan Papa.

"Papa mu sudah pergi tadi bersama paman." Sahut Tante.

"Mereka ke kantor?"

"Sepertinya,"

Aku baru ingat jika 2 hari ini aku tidak memegang handphone-ku. Aku berjalan ke kamar Citra mengabil ranselku. Aku berharap semoga saja handphone-ku tidak lowbat. Aku mengambilnya dan benar saja handphone-nya sudah lowbat.

"Huf ...."

Aku langsung mencharger handphone-ku. Aku yakin Elsa sekarang pasti menelponku dan mengirimkan ku banyak pesan. Ditambah lagi hari ini adalah tugas sejarah, presentasi. Sambil menunggu handphone diisi daya, aku mengambil handuk ku dan mandi.

Setelah selesai mandi aku memakai baju ku dan memakai sedikit make up.

"Ciaa," ucap Tante yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar.

"Ya Tan?"

"Ayo turun ke bawah kita sarapan." ucap Tante.

"Siap Bos" ucapku.

Setelah itu aku langsung turun ke bawah dan makan bersama Oma dan Tante.

"Jadi bagaimana sekolah mu di sana?" tanya Tante kepada ku.

"Bagus saja Tan,"

"Kau tidak les biola lagi?" sambung Oma.

"Tidak" jawabku.

Dulu aku les musik, tapi semenjak masuk SMA aku memutuskan untuk menghentikan nya karna kemungkinan besar aku tidak mempunyai waktu lagi.

"Kenapa? Papa mu melarang mu?" tuduh Tante.

"Bukan Tan, aku hanya takut tidak punya waktu lagi untuk les," jelasku.

"Tante kira papa mu melarang mu, jika itu iya, Tante akan menjewer telinganya." sambung Tante.

"Haha" kekehku.

"Tante sama Papa mu tidak pernah berubah, sudah besar tapi masih seperti anak kecil saja. Sangat suka berkelahi." cibir Oma.

"Mama masih ingat gak dulu waktu aku sama dia berkelahi Mama larang kami tapi nyodorin pisau, itu ambil aja lagi pisau nya." ucap Tante sambil meniru gaya bicara Oma.

"Jadi dulu Oma bilang gitu Tan?" tanyaku tak percaya.

"Iya, dari kecil orang Tante sudah di ajarin psychopath sama Oma mu."

"Sudah-sudah itu kan dulu," Ralat Oma.

"Eleh, tapi benar kan Ma? Mama bilang nya gitu haha." Sambil tertawa.

"Kamu tuh ya sudah gedek masih saja ingat hal begituan."

"Hahaha iya dong, hal yang kayak gituan gak bisa di lupain Mah." Aku sangat iri kepada Tante yang bisa bercanda gurau dengan Mama nya. Andai aja aku juga begitu.

"Sudah-sudah mari makan, Cia kalau kamu mau nambah ini lagi makan jangan malu-malu." ucap Oma.

"iya Oma,"

Setelah selesai makan aku mencuci piring dan membersihkan rumah. Aku berbagi tugas dengan Tante, aku yang menyapu dan Tante yang mengepel. Aku dan Tante sangat akrab, kami seperti seorang sahabat bukan seperti Tante kepada keponakan nya. Hubungan yang sangat menyenangkan bukan.

"Tante sudah selesai, ada lagi gak yang mau di kerjain?" teriak ku dari dapur.

"Gak ada lagi," balas Tante dengan teriakan kencang juga.

Aku terkekeh melihat cara kami berbicara, mungkin orang pikir aku tidak mempunyai etika.

"Kenapa kalian ribut sekali, seperti ada saja kebakaran." ucap Oma yang baru pulang dari pasar.

"Hehe Oma sudah pulang kok cepat bangat?" tanyaku. Pasalnya setelah selesai makan Oma langsung pergi ke pasar dan sekarang Oma sudah pulang.

"Emang kamu kalau ke pasar harus lama-lama," ejek Oma sambil meletakan belanjaanya di atas meja.

"Hehe"

"Nih bantuin Oma dulu simpan barang-barang nya. Oma mau mandi dulu,capek." ucap Oma lalu pergi dari sana.

Aku membuka satu persatu kantong belanjaan Oma dan memasukan belanjaannya ke dalam kulkas dan lemari.

"Ciaaaa" Panggil Tante.

"Iya Tan bentar" Aku langsung pergi ke sumber suara menemuin Tante.

"Ada apa Tan?" tanyaku.

Tbc

Gracia Ardville

ELSA Oktya Margaretta

Kayla Ricelle

David Leonard Vernando

Erwin Alvaro Senjaya

Satria Yoranda

Bagas Ardville

Bintang Ardville


Citra Ardville

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

913K 89.4K 50
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
3.7M 225K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
4.5M 262K 31
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
797K 29.2K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...