Dangerous Dragon

By alvinanora

7M 1M 428K

Karya pertama yang dibuat pada 18 Februari 2021, selesai pada 23 Mei 2021, diterbitkan tanggal 22 Agustus 202... More

PEMBUKA
1. Saya persembahkan, iblis kesayangan kita.
2. Membidik gadis sekolah.
3. Perlakuan tidak adil.
4. Jangan banyak bertingkah, jalang.
5. Selamat datang, Anna.
6. Satu kamar dengan pembunuh bayaran.
7. Pengakuan.
8. Beraninya, dia sentuh Anna!
9. Our new devil.
10. Tutup mulut baumu.
11. Masih dalam pelatihan.
12. Bendera perang telah dikibarkan.
13. Jalang dari yang terjalang.
14. Musuh mulai bertindak.
15. Tumbangnya ratu kita.
16. Who's Belezza?
17. Kejanggalan masa lalu.
18. Kecupan Sang Ratu untuk Raja.
19. Carlos.
20. Badai yang tak diinginkan.
21. Black Killer?
22. Menghilangnya Belezza.
23. Rundingan pagi.
24. Koneksi untuk menang.
25. Abang.
26. Puncak pembalasan dendam?
28. Yang ditinggalkan.
29. Pemusnahan hama.
30. Rekayasa.
31. Pregnant?
32. Selamat datang, Tuan.
33. Hello Kitty.
34. Positif.
35. Dinyatakan jatuh.
36. Italia.
37. Ancaman.
38. Tertangkap.
39. Terdakwa, Anna Alessia.
40. Pertengkaran narapidana.
IMPORTANT
41. Sinyal perang kedua.
42. Hari sebelum perang.
43. Fero Aaron dan Laudya.
44. Perang kedua dimulai.
45. Selamat tinggal, Anna.
46. Dangerous Dragon.
47. Mission completed.
48. Melepas rindu.
49. Kabar Gembira.
50. Pembersihan nama.
51. Janji Suci.
52. Setelah pemberkatan.
53. Potongan hari.
54. Baby Naiel.
55. Akhir dari kisah ini [ END ]
PENUTUP
PLAGIAT, X.
EVENT PASORA
INFO ORDER
MINI SERIES
EBARA

27. Selamat tinggal.

99K 18K 9K
By alvinanora

Anna berjalan tertatih mendekati kakaknya. Fero yang tadinya meremas kerah Helena, kini mulai mengendorkan tangannya. Lelaki itu bangkit lalu meraih laptop dan melenggang pergi meninggalkan ruangan kematian.

"Kakak yang ngelakuin itu?" Lirih Anna. Helena mendongak, tersenyum lebar.

"Kenapa? Gue berhasil!!!" Teriak Helena dengan tawanya.

"Kenapa Ray?" Tanya Anna. Helena tak menjawab.

"KENAPA RAYYYYYYYYYY??!!!!!!!!!" Teriak Anna di depan Helena. Kini jarak mereka tak lebih dari satu meter.

"Aku bener-bener bakal bunuh kakak pakai tanganku sendiri," Lirih Anna, lagi. Air matanya mulai menetes. Sedangkan Helena masih saja tersenyum saat itu.

Anna menjatuhkan palu yang sedari tadi ia genggam, lalu berbalik badan pergi mendahului Gabriel.

Di sana, Gabriel masih terpaku menatap Helena dan tangannya mengepal erat. 3 detik setelah itu, ia keluar menyusul Anna dan Fero.

"Jaga, jangan biarin mati dulu." Suara Gabriel kepada anak buahnya.

Lelaki itu berjalan menyusuri lorong hingga ia menemukan ujungnya. Ia keluar markas, mendapati mobil Jeep berwarna hitam sudah siap di depan. Fero dan Anna pun juga sudah ada di dalamnya.

Setelah Gabriel memasuki mobil tersebut, Fero langsung menjalankannya dengan kecepatan tinggi.

Menuju tempat kejadian.

Anna mengigit bibir bawahnya dan memainkan jari-jarinya sedari tadi. Tampak jelas dirinya sedang khawatir, kalau Ray berada di mobil yang meledak itu.

Ia terus saja berkata dalam hati untuk menenangkan dirinya.

Nggak papa, Ray nggak ada di sana.

Tenang, Ray nggak mungkin ceroboh.

Nggak papa Anna, Abang udah bilang nggak akan ninggalin lo.

Ayo tenang.

Tenang.

Tak berhentinya ia mengulang-ulang kalimat itu sambil menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan.

Fero terus saja menyetir dan membunyikan klakson mobil untuk menyapu jalanan yang ramai itu. Gabriel yang duduk di dekat Fero, hanya bisa diam. Belum bisa berkata apa-apa, sebelum ia melihatnya sendiri. Tangan yang ia kepalkan terasa dingin, jantungnya pun tak karuan.

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai di lokasi kejadian. Keadaan di sana sangat ramai, banyak wartawan yang mengerumuni mobil Vanya dan Truk tersebut.

Fero keluar dari mobil terlebih dahulu dan berlari menerobos kerumunan di buntuti Anna dan Gabriel. Mereka juga menerobos garis polisi berwarna hitam dan kuning. Sempat terjadi cekcok antara Fero dan polisi di sana.

"Maaf, anda tidak bol-"

"Saya kakaknya!" Teriak Fero memotong kalimat polisi yang menghalanginya.

"Sekali lagi maaf, anda tidak di izin-"

"Saya harus liat adik saya!" Teriak Fero lagi, mencoba menepis tangan polisi tersebut.

Anna tak tahan dengan situasi menyebalkan ini, ia berdecak lalu menarik garis polisi tersebut sampai jatuh dan melenggang masuk tanpa menghiraukan polisi yang meneriakinya.

Gabriel dan Fero langsung berjalan mengikuti Anna.

Mereka bertiga, menghentikan langkah tepat di depan truk yang terbalik itu. Rupanya sudah tak karuan. Hancur. Fero berjalan mendekati sisi kanan truk tersebut, ia mendapati seseorang di sana dengan wujud gosong.

Fero sedikit menganga dan matanya mulai basah.

Ia melihat jaket kulit milik Ray di pakai oleh orang tersebut. Rambut yang masih utuh itu sangat mirip dengan Ray. Bahkan kalung yang ia gunakan.

Itu kalung pemberian Gabriel.

"Nggak mungkin," Gumam Fero. Anna dan Gabriel mendekatinya, mencari apa yang sedang Fero lihat.

"Nggak mungkin itu Ray," Lanjut Fero.

Anna membulatkan matanya dan Gabriel menganga sambil menutup mulutnya.

"It-itu R-ray?" Lirih Anna.

"Nggak, nggak mungkin." Suara Gabriel.

"Abang...." Lirih Anna sambil berjalan mendekati pintu truk tersebut, tangannya bergetar hebat dan air matanya tak bisa lagi ia tahan.

Dia sedang berhadapan dengan mayat Ray.

"Abanggggggggggggg!!!!!!!!!!" Teriak Anna histeris.

"Aaaaaaaaghhhhhh abanggggg," Teriak Anna lagi.

Gabriel dan Fero yang ada di belakangnya juga tak kuat menahan air mata, mereka larut dalam tangisnya siang ini.

Ketiga orang itu ditarik oleh beberapa polisi untuk menghindar dari tempat kejadian. Anna masih enggan untuk pergi, ia menahan tarikan polisi tersebut sambil menangis menatap Ray di dalam truk tersebut.

Begitu juga dengan Fero dan Gabriel.

"Itu adik saya," Lirih Fero, pasrah.

"Saya tahu, tapi anda harus menjauh dulu dari lokasi ini."

"Itu jaket adik saya," Lirih Fero, lagi.

"Ray," Gumam Gabriel.

"SAYA MAU DI SINI DULU!!!!!!!!" Teriak Anna.

"Maaf, anda harus-"

"Abang saya di sana sendirian! Saya mau temenin abang saya!!!!!" Teriak Anna, lagi.

"Di sini tidak diperbolehkan-"

"SAYA MAU KETEMU SAMA ABANG SAYA!" Potong Anna lagi sambil menangis.

Tepat ketika itu, pendengarannya mulai samar-samar seperti kala itu. Telinganya berdengung dan kepalanya pening.

"Gue mau ngebales dendamnya Anna. Gue aja yang bawa truknya."

Tiba-tiba terdengar suara Ray di telinganya. Dada Anna semakin sesak rasanya. Entah mengapa tiba-tiba ia rindu sekali dengan Ray.

"Sehat-sehat ya looo Anna! Awas aja lu sakit! Gue gibek lu!"

"Nggak papa. Cuma pengen ganggu aja."

"Aaahhh, alay lo anjirrrr!!!"

"Baik-baik di sini ya, cantik. Kita mau nangkep penjahat dulu."

"Bilang ke gue siapa yang bikin lo kayak gini?"

"KALIAN SEMUA BECUS NGGAK SIH JAGAIN DIA!!!!"

"Lo hebat kali."

"Silahkan nyonya Gabriel."

Anna semakin histeris siang itu. Tangannya berontak dari dua polisi yang sedang menariknya.

"LEPASIN GUE!" Teriak Gabriel.

Beberapa polisi tersebut masih saja menarik mereka sampai keluar dari garis polisi.

"Tenang, tenang. Kami akan menanganinya terlebih dahulu," Kata Polisi tersebut kepada Gabriel.

"Gue mau ketemu sama adik gue," Kata Gabriel. Matanya terlihat merah dan suaranya terdengar serak.

"Iya iya saya tau, kalian semua di sini dulu. Saya akan membawa korban ke dalam Ambulance," Kata Polisi itu lagi.

Akhirnya ketiga berandal itu pasrah dengan apa yang polisi katakan. Mereka hanya bisa bersimpuh di depan garis polisi melihat truk yang Ray tumpangi penuh dengan asap.

Rasanya? Lebih dari hancur. Tak menyangka. Ingin percaya pun sangat sulit.

Wajah Ray yang selalu tertawa terbayang-bayang di kepala mereka. Tingkahnya yang mengundang tawa pun tak sudi pergi dari pikiran mereka.

Sejenak, mereka benar-benar ingin ikut bersama Ray di sana.

Ray sendirian.

Ketiga orang itu tak berhenti menangisi kepergian Ray. Sungguh, Ray benar-benar telah pergi.

Cih, si perusak suasana itu.

Siapa yang mengizinkannya untuk pergi tanpa pamit? Katanya, ia ingin liburan. Kenapa malah seenaknya?

•••oOo•••

Anna termangu menatap langit malam ini di balkon kamarnya. Sore tadi, pemakaman Ray telah usai. Dihadiri banyak orang.

Kecuali keluarga Ray.

Ya. Ray, Fero, dan Gabriel bukanlah dari keluarga yang harmonis. Mereka anak yang di buang.

Tak apa.

Masih banyak yang menyayangi Ray lebih dari keluarganya sendiri.

Angin malam yang berhembus membelai rambut panjang milik Anna seakan berkata semuanya akan baik-baik saja. Namun, Anna memang tak bisa pura-pura lagi.

Air matanya meleleh untuk yang kesekian kalinya.

"Kenapa lo nangis?"

Anna menoleh ke arah kanan. Ia melihat Ray tengah duduk di sudut balkon dengan tiga kancing yang terbuka, seperti biasa.

"Gara-gara iel?" Suara Ray sambil menghembuskan asap rokoknya.

Anna masih menatap nanar bayangan itu. Kali ini, bisakah ia merengkuhnya?

"Alay lo nangis!" Seru Ray, lagi.

Anna tersenyum getir. Ia benar-benar sangat merindukannya.

"Nggak perlu mikirin iel, kan ada gue." Kini suaranya di selingi dengan tawa dari Ray.

Anna menundukkan wajahnya. Ia menyembunyikan isaknya malam itu.

"Dibilang jangan nangis, batu banget."

Anna mendongak, mengelap air matanya yang berkali-kali membasahi pipi itu.

"Abang," Panggilnya parau.

"Hm?"

"Katanya nggak akan ninggalin," Lanjutnya. Bayangan Ray malam itu tak bersuara, dia hanya diam menatap Anna.

"Siapa yang mau jailin Anna lagi?" Tanya Anna. Suaranya bergetar, menahan tangisnya lagi.

"Nggak ada yang ganggu Anna lagi nanti." Anna sesegukan.

"Anna, An-anna kangen sama Abang," Lanjutnya.

"Gue kan di sini." Ray menjawab.

"Anna pengen peluk abang," Lirih Anna menenggelamkan wajahnya di telapak tangan. Ia kembali menangisi Ray.

"Anna pengen di peluk sama Abang............"

Anna bersuara sendiri di balkon kamarnya. Memang, nyatanya tak ada siapa-siapa di sana.

Ia hanya sendirian bersama bayangan Ray yang abadi di pikirannya. Sulit mempercayai bahwa Ray telah tiada.

Anna tak menyangka, tingkah Ray yang selalu membuatnya jengkel kini telah menjadi kenangan yang akan dirindukan.

Wanita itu sempat menginginkan Ray kembali meneleponnya. Mempersilahkan Ray mengganggunya di jam istirahat seperti ini.

Sungguh, Anna tak akan marah. Ia hanya ingin Ray kembali.

Di waktu yang sama, Gabriel juga termangu di ranjangnya.

"Dia."
"Calon istri dia."

Ia tersenyum getir mendengar suara Ray di telinganya.

"Cih." Suara Gabriel.

"7 tahun doang kita bareng?" Tanyanya.

"Bodoh, harusnya lo nggak perlu bawa truk itu."

"Gue kangen lo bajingan!"

"Malah ninggalin kita semua."

Gabriel bersuara sendiri di kamarnya. Kepalanya sangat pening, matanya sembab, telapak tangan dan kakinya dingin. Ia telah kehilangan adiknya.

Sedangkan di ruang tengah juga ada Fero yang terdiam duduk di sofa. Ia membuka seluruh kancingnya sambil meneguk botol berisi wiski.

Ia sudah setengah sadar. Ada dua botol kaca wiski yang sudah habis ia minum.

"Udah minumnya anjir." Suara Ray di tengah aktivitasnya.

Fero hanya tertawa kecil, tapi matanya basah.

"Mannn, ada apa? Lo nggak pernah minum sampai tiga botol!" Suara Ray lagi.

Fero menghentikan aktivitasnya. Ia menoleh ke arah samping untuk melihat bayangan Ray yang sedari tadi mengomelinya.

Lalu tertawa lagi.

"Bisa-bisanya lo santai duduk di situ," Suara Fero yang terdengar tak jelas.

"Gue ntar sama siapa?" Tanya Fero.

"Katanya mau liburan."

Suaranya, lagi. Tepat ketika itu, bayangan Ray perlahan kabur. Fero kembali meneguk wiski yang hampir habis itu.

•••••

Dari Ray Sean, untuk kalian semua.

Maaf. Gue nggak bisa temenin pergi ke Italia. Jangan nangis, ya? Gue udah berhasil balesin dendamnya Anna, kan? Ayo kasih tepuk tangan dulu buat gue! Sebentar lagi juga bakal selesai kok, semangat! Gue duluan. Titip Anna sama abang - abang gue, ya.

Gue tunggu di Italia.

Continue Reading

You'll Also Like

22.1K 2K 10
# ONGOING Jake Shim adalah siswa yang baru saja pindah ke Future Perfect High School. Ia menyadari bahwa kelas yang ia tempati sekarang terlihat begi...
1.8M 19.1K 9
VOTE DAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA Kaluna, siapa sih yang enggak kenal sama gadis bocel yang satu ini. Namanya sudah begitu terkenal diarea sekolah...
14.6K 816 40
⚠️ TIDAK MENERIMA PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN. ⚠️ _________________________________ "Seorang kakak yang penuh dendam bisa berubah menjadi monster te...
18.5K 273 8
Bingung cari cast wattpad cowok?? nah aku rekomendasiin buat kalian para cogan2