Suamiku, Anak Dekan

By lagitsyantiq

11.4K 522 72

MENIKAH DENGAN ANAK DEKAN? Biasanya ketika kalian membaca cerita-cerita di wattpad, kalian akan menemukan cer... More

Prolog + 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16

Chapter 9

482 26 5
By lagitsyantiq

Alleo bergeming ditempatnya. Semua kata yang diucapkan oleh Vrella sedikit banyak membuatnya berpikir, terutama tentang pernikahannya. Alleo tau pasti bahwa ini bukan dirinya, hanya saja Alleo tidak bisa untuk bohong bahwa Vrella adalah perempuan yang menghancurkan mimpinya bersama dengan sang kekasih.

Saat pertama kali ide pernikahan ini muncul, Alleo selalu berpikir bahwa dia pasti akan menang melawan perempuan yang akan menjadi 'istri'nya kelak. Dia akan mampu membuat perempuan yang akan menjadi 'istri' itu menderita. 

Sialnya, kali ini Alleo salah. Alleo salah menilai orang. Perempuan yang saat ini berstatus sebagai istrinya, jauh lebih hebat dari yang ia bayangkan. Vrella, bukan perempuan yang jika dia diremehkan akan langsung menangis. Vrella, perempuan itu punya keberanian luar biasa.

*

Vrella memandang langit-langit kasurnya, memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. Alleo sudah sering sekali menantangnya dan Vrella merasa bahwa ini bukan hal yang baik. Jika Vrella mampu bertahan, itu bukan karena Vrella berjuang untuk dirinya sendiri. Dia berjuang untuk keluarganya.

Vrella mengambil cincin pernikahannya. 'padahal sengaja gue tinggal. Tapi ternyata cincin sialan ini balik lagi.'. Vrella memang sengaja tidak membawa cincin pernikahannya. Cincin itu hanya akan terus mengigatkannya pada pernikahannya dengan Alleo, dan sedikit banyak hal itu menyakitinya.

*

Sudah tiga minggu sejak insiden di dalam mobil dan sejak saat itu Vrella tidak pernah sekalipun berkomunikasi dengan Alleo. Bukan karena Vrella tidak ingin, tapi memang tidak ada hal yang perlu dibicarakan dengan Alleo.

"Vrel, kamu dicari di grup angkatan masa. Katanya kamu disuruh keruangan dosen," Vrella tidak bisa untuk tidak bingung. Skripsinya sudah selesai, tugas-tugasnya tidak ada yang bolong, sidang dan revisi terakhirnya juga sudah di acc tapi dia masih dipanggil ke ruangan dosen?

"Aku dicari siapa?"

"Gak tau, katanya kamu cuma diminta ke ruangan dosen secepatnya."

"Aduuuuh, males banget sih." Vrella dengan cepat mengganti seragamnya, hoodie hitam, flatshoes hitam, dan membawa tas yang tidak terlalu besar.

*

Vrella tidak bisa untuk tidak menganga ketika dia melihat mertuanya dan Alleo sedang duduk bersama dengan makanan di atas meja yang belum disentuh sama sekali. Setelah sampai di ruang dosen, Vrella malah diarahkan untuk keruangan dekan, dan dari situ perasaan Vrella memang sudah tidak enak.

"Loh, nak kok diam di depan pintu? Ayo masuk, kita makan siang sama-sama," Clara menunjuk kursi yang berhadapan langsung dengan Alleo. Vrella menatap Alleo berusaha meminta penjelasan dari laki-laki yang sejak tadi hanya diam tanpa mengeluarkan satu kata pun, dan hanya dibalas dengan tatapan tanpa makna dari Alleo.

"Iya, mi. Kok tumben mami ngajak makan siang bareng?" Vrella menggeser kursi yang berhadapan dengan Alleo. "Ada yang mau mami bicarakan sama Vrella dan Alleo?" pertanyaan Vrella disambut tawa renyah dari Clara.

"Memangnya mami gak boleh makan siang sama menantu dan anak mami sendiri?" Clara memandang kedua anaknya itu bergantian, "Mami mau dengar cerita bulan madu kalian."

Alleo yang sejak tadi hanya diam seribu kata dan hanya memperhatikan handphone nya langsung menatap Vrella panik. Sekalipun Alleo tau bahwa Vrella tidak akan menceritakan semua kejadian yang terjadi di Paris, tapi tetap saja.

"Hahaha, aku pikir ada masalah apa mi. Yaaaah, seperti bulan madu pada umumnya, mi. Iyakan, sayang?" Vrella mengarahkan pandangannya pada Alleo. Santai, tapi menuntut.

"I-iya, mi. Kayak bulan madu pada umumnya, spesialnya biar Vrella sama Alleo yang tau," Alleo memamerkan senyumannya pada sang Ibu dan dibalas tawa singkat dari Clara.

"Syukurlah, nak. Mami berharap sekali setelah Vrella lulus bulan depan, Vrella bisa langsung hamil," Clara memandang menantunya hangat, "Mami sudah pengen gendong cucu."

Vrella tidak bisa untuk tidak terenyuh ketika melihat Clara, mertuanya menatap dirinya. Hangat sekali. Perlahan perasaan bersalah muncul kepermukaan. Hubungan Vrella dan Alleo sangat-sangat jauh dari ekspektasi Clara. Mertua dan orangtuanya selalu menganggap pernikahan mereka nyata dan dipenuhi kasih. Padahal kenyataannya sangat pahit untuk Vrella. Vrella menggenggam tangan Clara erat.

"Tenang aja, mi. Mami berdoa sama Tuhan ya," Vrella menatap Alleo yang juga sedang menatap dirinya. Laki-laki itu ternyata sudah kalah duluan dan mau tak mau membuatnya kesal setengah mampus. Time to revenge!

"Mi, kemarin pas di Paris aku sama Alleo ketemu sama laki-laki tukang selingkuh plus gak bertanggung jawab tau mah. Kamarnya deket sama kamar hotel kami waktu di Paris. Ehhh, laki-lakinya kurang ajar banget bahwa selingkuhannya ke kamarnya! Tapi, syukurlah istrinya gak kenapa-kenapa. Istrinya bahkan gak nangis! Kayak udah terbiasa gitu, mi." Vrella menatap Alleo yang hanya terdiam kaku di tempatnya. 'mampus kan lo'

"Waduh, terus gimana jadinya?" Clara menatap Vrella serius. Mertuanya terbawa suasana.

"Aku gak tau lagi, mi. Soalnya aku gak enak kalau harus nyamperin, takutnya nanti dikira ikut campur masalah orang, kan gak sopan." Vrella kembali mengalihkan pandangannya pada Alleo yang juga sedang menatapnya.

"Semoga istrinya baik-baik saja. Mami yakin Tuhan pasti punya rencana indah buat istrinya itu," Vrella hanya terdiam mendengar kata-kata mertuanya. 'Rencana indah Tuhan, ya?'

*

"Ahhh, kenyang. Makasih ya, mi buat makanannya!" Vrella menggenggam tangan mertuanya hangat. Sepersekian detik Vrella teringat sesuatu. Vrella masuk ke ruangan dekan dengan dosen-dosen yang melihatnya sejak tadi. "Mi, nanti kalau ada yang tau gimana? Kan gak enak." Vrella menatap mertuanya cemas.

"Tidak apa, nak. Nanti kamu keluar dulu saja, tidak perlu diantar Alleo. Tidak apa kan?" Clara berusaha menenangkan anak mantunya. "Mami sudah bilang sama Bu Retno kalau kamu ke ruangan Mami, untuk bantu-bantu masalah akreditasi kok."

"Syukurlah, mi. Gakpapa kok mi. Lagian asrama kan deket, " Vrella merapihkan barang-barangnya dan bersiap untuk keluar. "Vrella duluan ya, mi." Belum selangkah Vrella berjalan, Clara sudah menahan tangannya.

"Suami kamu?"

"Ohiya, lupa udah punya suami," Vrella tertawa kaku. "Aku duluan ya." Vrella menatap Alleo yang sejak tadi hanya diam dan memperhatikan kedua perempuan dihadapannya.

"Gak usah malu sama mami kalau mau romantis nak. Mami gak masalah kok," Clara menatap menantu dan anaknya bergantian. "Allo kamu juga istrinya mau pergi malah diam aja." Clara menepuk pundak Alleo.

Alleo menatap Vrella tepat di matanya. Tanpa satu kata yang keluar, Alleo hanya berjalan tepat ke arah Vrella dan meletakkan tangannya di tengkuk Vrella dan mencium Vrella tepat dikeningnya.

"Hati-hati ya. Nanti kabarin aku kalau udah nyampe di kamar." Jarak mereka yang dekat membuat Vrella bisa melihat Alleo lebih jelas. Jika saja Vrella tidak sadar apa yang Alleo lakukan hanya sandiwara, Vrella pasti sudah terbang ke langit ke tujuh. Tapi yang mencium keningnya adalah Alleo. Laki-laki yang paling membencinya. 'sialan! Untung gue masih sadar'

"Iya, nanti aku kabarin. Kamu juga hati-hati, ya" Vrella meletakkan tangannya di pipi Alleo dan mengelusnya lembut. Entah keberanian dari mana, Vrella mengecup pipi Alleo lembut. "Aku balik, ya." Vrella berjalan mundur. Melepaskan dirinya dari Alleo dan berjalan ke arah mertuanya.

"Aku duluan ya, mi." 

*

Alleo menatap pantulan dirinya di cermin. Sejak pagi tadi, Ibunya tidak berhenti mengoceh dan mengomelinya. Alasannya sederhana, Vrella tidak pulang dan tetap di asrama dengan alasan ingin menyelesaikan proposal dan rapat dengan orang tua asrama. Sialnya, Vrella menggunakan namanya sebagai tameng. Vrella mengatakan kepada Ibunya bahwa ia mengizinkan Vrella untuk tetap di asrama.

"Harusnya kamu lebih peka dong, nak. Lebih romantis kek sama istrimu. Masa, istrimu sedang libur tapi malah di asrama? Ajak makan atau nonton gitu." Clara kembali mengoceh dengan topik yang sama di pagi ini. Clara tidak habis pikir dengan pola pikir Alleo.

"Mi, Vrella kan sekarang ketua asrama dan itu tanggung jawab Vrella," Alleo berusaha untuk menenangkan Ibunya. "Nanti setelah Vrella lulus, baru kami jalan-jalan deh."

"Mami gak menerima alasan apa pun ya. Sekarang kamu ajak dia makan di Bogor, di restoran biasa kita makan." Kali ini Alleo yang tidak habis pikir dengan usulan Ibunya.

"Mi, kasian Vrella nan-.." Ibunya menelpon Vrella.

"Hallo nak, kamu lagi ngapain?" Clara menatap anaknya sinis. "Kamu ini, ya. Ini kan hari libur, harusnya kamu berduaan kek sama Alleo. Jalan-jalan, makan, atau ke mall. Sekarang kamu siap-siap, setengah jam lagi Alleo jemput kamu di asrama."

Alleo tidak tahu apa yang direncanakan dan dipikirkan Ibunya. Kejadian makan siang itupun merupakan ide Ibunya. Sejujurnya, Alleo tidak pernah suka berada di dekat Vrella. Perempuan itu terlalu blak-blakan dan tahan banting. Apapun usaha yang dilakukan Alleo untuk menjatuhkan Vrella pasti jadi boomerang untuknya.

"Mami gak menerima penolakan ya! Kalau alasan kamu karena takut ketahuan orang lain, yasudah, biarkan saja,"Clara masih saja menceramahi Vrella sejak tadi. "Lagipula kamu bulan depan sudah lulus. Jadi tidak apa, biar mami yang bertanggung jawab. Sekarang kamu siap-siap ya, Mami tutup telponnya. Bye, nak!"

Tanpa menunggu perintah Ibunya, Alleo segera masuk ke dalam kamar dan berganti pakaian. Lebih baik dia mengikuti perintah Ibunya daripada harus mendengar ocehan Ibunya yang sejak tadi pagi tidak pernah berganti topik.

*in text

Vrella : Nanti gak usah keluar dari mobil. Biar gue aja yang nyamperin.

Benar bukan? Ide Ibunya bahkan belum terjadi, tapi sudah diawali dengan kejadian seperti ini. Apapun yang akan terjadi di Bogor nanti, Alleo bisa jamin semuanya pasti akan menyebalkan. Jika saja Anastasya sedang tidak ada pertemuan keluarga, maka ia lebih baik menghabiskan waktu bersama kekasihnya di Bogor.

*in text

Alleo : Y.

Vrella membanting bantal guling yang sebelumnya sedang dia peluk ke lantai.

"Anjrit! Astaga kayaknya gue punya anger issues deh. Bawaannya emosi mulu kalo udah berhubungan sama bocah tengik ini. Kalo gue bisa gantung dia di Monas, udah gue gantung ni anak!"

Beruntung teman-teman kamarnya sedang ada acara di masing-masing tempat. Jadi, Vrella bisa meluapkan emosinya sebebas mungkin.


~

Okay, maafkan gue yang ingkar lagi. Persiapan UTS, UTS, dan penerimaan Rapor bener-bener nguras energi dan waktu hahaha. Tapi inilah Vrella dan Alleo, mereka masih tetap disini. Terima kasih banyak untuk kalian yang masih mau membaca kisah mereka. luv yu semua! <3

Continue Reading

You'll Also Like

566K 21.7K 46
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
1.1M 47.8K 37
Mereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa ya...
2.6M 39.6K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
985K 91.3K 53
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...