Dangerous Dragon

By alvinanora

7M 1M 428K

Karya pertama yang dibuat pada 18 Februari 2021, selesai pada 23 Mei 2021, diterbitkan tanggal 22 Agustus 202... More

PEMBUKA
1. Saya persembahkan, iblis kesayangan kita.
2. Membidik gadis sekolah.
3. Perlakuan tidak adil.
4. Jangan banyak bertingkah, jalang.
5. Selamat datang, Anna.
6. Satu kamar dengan pembunuh bayaran.
7. Pengakuan.
8. Beraninya, dia sentuh Anna!
9. Our new devil.
10. Tutup mulut baumu.
11. Masih dalam pelatihan.
12. Bendera perang telah dikibarkan.
14. Musuh mulai bertindak.
15. Tumbangnya ratu kita.
16. Who's Belezza?
17. Kejanggalan masa lalu.
18. Kecupan Sang Ratu untuk Raja.
19. Carlos.
20. Badai yang tak diinginkan.
21. Black Killer?
22. Menghilangnya Belezza.
23. Rundingan pagi.
24. Koneksi untuk menang.
25. Abang.
26. Puncak pembalasan dendam?
27. Selamat tinggal.
28. Yang ditinggalkan.
29. Pemusnahan hama.
30. Rekayasa.
31. Pregnant?
32. Selamat datang, Tuan.
33. Hello Kitty.
34. Positif.
35. Dinyatakan jatuh.
36. Italia.
37. Ancaman.
38. Tertangkap.
39. Terdakwa, Anna Alessia.
40. Pertengkaran narapidana.
IMPORTANT
41. Sinyal perang kedua.
42. Hari sebelum perang.
43. Fero Aaron dan Laudya.
44. Perang kedua dimulai.
45. Selamat tinggal, Anna.
46. Dangerous Dragon.
47. Mission completed.
48. Melepas rindu.
49. Kabar Gembira.
50. Pembersihan nama.
51. Janji Suci.
52. Setelah pemberkatan.
53. Potongan hari.
54. Baby Naiel.
55. Akhir dari kisah ini [ END ]
PENUTUP
PLAGIAT, X.
EVENT PASORA
INFO ORDER
MINI SERIES
EBARA

13. Jalang dari yang terjalang.

128K 21.5K 4K
By alvinanora

"Tembak sekarang," Ucap Anna.

"TEMBAKKKKKKK SEKARANGGGGG!!!!!!" Teriaknya.

DUARRRRRRRRRRR!!!!!!

Saat itu juga Vanya, Boy, dan Helena terkejut seraya menutup telinganya masing-masing. Mereka sedikit membungkukkan badan. Hanya Anna yang masih berdiri tegak sambil tersenyum miring.

Kaca rumah mereka pecah, karena tembakan dari luar.

Anna berbalik badan, menatap Helena di depannya.

"Tembak aku sekarang," Ulang Anna.
"Ayo ke neraka bersama-sama."

Terlihat laser berwarna merah berada tepat di dahi Helena.

"Helena," Panggil Vanya yang melihat jelas laser itu.
"Dahimu." Vanya dan Boy segera menyisiri tempat itu dengan mata mereka.

Sudah dipastikan, ada orang selain Anna di sini.

"Kalian juga," Ujar Anna berbalik badan, lagi. Menatap Vanya.

Sekarang, dahi dan badan mereka bertiga terdapat beberapa laser berwarna merah yang artinya ada penembak dari luar. Mereka tak berani bergerak sama sekali.

"Mama," Panggil Anna. Ia mulai melangkahkan kakinya mendekati Vanya.

"Beberapa hari yang lalu, aku pernah bilang." Anna menggantungkan kalimatnya.

"Mama adalah jalang dari yang terjalang," Lanjutnya.

Vanya hanya bisa diam saat itu sambil melotot, ia tak berani bergerak karena takut tertembak.

"Tapi ternyata aku salah." Anna tertawa kecil.

"Karna jalang dari yang terjalang," Anna melangkahkan kakinya lagi hingga jarak antara dirinya dan Vanya dekat sekali.

"Adalah aku," Ucapnya tepat di depan wajah Vanya.

"Anna.." Panggil Helena.

"Ah iya," Anna berbalik badan lagi lalu berjalan mendekati Boy.

"Kalau mau jadi pemilik perusahaan papaku, seenggaknya harus punya otak dulu. Aku rasa otak kakak udah membusuk di dalam sana," Ucap Anna kepada Boy.

"Dan kakak," Anna kembali menatap Helena, kakinya sengaja menginjak pistol yang sudah terjatuh di lantai itu.

"Nggak perlu pura-pura baik lagi di depanku." Anna memberikan jeda pada kalimatnya.

"Aku nggak butuh. Karna sekarang kita sama. Bahkan aku bisa lebih jahat dari kakak."

Gadis berambut panjang itu hendak meninggalkan rumahnya.

"Semangat ya, ngambil hartaku," Ucap Anna seraya berjalan pergi keluar dari rumah.

Anna membuka pintu mobil ferrari milik Gabriel, lalu menjalankannya.

Di tempat lain, beberapa orang dengan pakaian serba hitam perlahan berjalan mundur menjauhi rumah Anna. Senjata Api yang mereka pegang tetap di arahkan ke dalam.

Ketika mereka sudah dekat dengan mobil, senjata api tersebut baru mereka turunkan. Dengan cepat gerombolan orang itu pergi meninggalkan tempat itu.

Tentu saja itu anggota Dangerous Dragon. Jangan kira Anna bodoh, dia membawa 15 orang dari Dangerous Dragon malam itu untuk berjaga-jaga.

Sebelum Anna berangkat, ia sempat memberikan arahan kepada mereka. Kode akan Anna berikan ketika ada serangan dari dalam. Itulah mengapa Anna berteriak tadi.

Beberapa orang itu, Anna suruh untuk mengelilingi rumahnya. Sudah pasti kamar papa Anna berada di lantai satu, jadi tak terlalu repot untuk mengepung.

Anna membuka jendela mobil yang ia kendarai. Ia menikmati angin malam yang terasa sangat sejuk itu.

Butuh waktu setengah jam untuk sampai di markas. Jadi mungkin dia akan menghabiskan waktu satu jam lebih malam ini.

Terdengar ponselnya berdering. Anna mengambilnya dari balik jaket kulit yang ia kenakan. Ah, itu milik Gabriel.

Tertera nama Gabriel di layar ponselnya.

"LO DIMANA?!" Teriak Gabriel dari seberang telepon. Anna terkekeh.

"Keluar sebentar. Aku udah perjalanan ke markas," Jawab Anna.

"UDAH DI BILANG JANGAN KELUAR!!!"

"Mendesak iel."

"15 menit sampai markas!!!"

Sambungan telepon terputus. Anna tertawa kecil mendengar Gabriel berteriak seperti itu. Ia segera menambah kecepatan mobil tersebut agar sampai markas dalam waktu 15 menit.

•••oOo•••

Anna memasuki ruang tengah. Di sana sudah ada Gabriel, Ray, dan Fero yang menunggu. Ketiganya kompak berdiri ketika mendapati Anna sampai. Gabriel berjalan mendekati Anna dan memegang bahu gadis itu.

"Ada yang luka nggak? Lo balik ke rumah, kan? Lo di apain? Hah?" Gabriel membolak-balikkan badan Anna.

Anna hanya tertawa kecil, pasrah.

"Di tampar doang," Jawab Anna.

"Uh? Mananya? Ini merah. Di sini, ya? Terus di apain lagi?" Tak hentinya Gabriel bertanya saat itu.

"Dia nggak papa iel," Kata Fero, yakin.

"Aku nggak papa," Tambah Anna, sambil tersenyum.

"Kan gue udah bilang jangan keluar rumah!" Teriak Gabriel.

"Aku lagi main-main doang," Jawab Anna.

"Main apanya? Vanya tadi ngirim pesan katanya malam ini lo bakal mati. Makanya gue langsung cepet pulang!" Teriak Gabriel, lagi.

"Aku sama orang-orang itu," Jawab Anna.

"Siapa?" Tanya Ray.

"Om-om yang di lantai 2, aku ajak mereka main ke rumahku," Jawab Anna santai.

Gabriel menghela nafas lega.

"Lo beneran nggak papa, kan?" Tanya Gabriel lagi, memastikan. Anna mengangguk sambil tersenyum.

Tangan Anna menepis tangan Gabriel yang sedang memegang bahunya itu, lalu berjalan untuk duduk di sofa.

"Kayaknya habis ini mamaku bertindak lebih jauh," Ucap Anna.

"Harusnya lo bilang dulu sama gue, kalau lo ke sana." Suara Gabriel yang ikut berjalan untuk duduk di sofa.

"Emang di bolehin?" Tanya Anna.

"Nggak sih, kayaknya," Sahut Ray.

Kini mereka berempat duduk di ruang tengah.

"Lo apain mama lo?" Tanya Ray.

"Mmmmm, aku kasih sedikit kata-kata mutiara," Jawab Anna, terkekeh.

"Wahhh, kayaknya lo seneng banget malem ini." Suara Fero.

"Ya jelas, aku sedikit puas," Balas Anna.

"Kayaknya seru tuh," Balas Ray.
"Bagus deh, lo nggak papa. Tapi jangan di ulangin lagi."

"Gue ke atas dulu," Kata Gabriel.

"Iel marah?" Tanya Anna.

"Nggak," Jawab Gabriel.

"Eihh. Boong pasti," Sahut Ray, menggoda. Fero segera menyenggol lengan Ray, menyuruhnya untuk diam.

"Aku ke atas dulu ya," Kata Anna lalu berlari kecil mengikuti Gabriel.

"Ahh, jangan marah." Anna melingkarkan tangannya di lengan Gabriel, mencoba untuk merayu lelaki itu agar tak marah lagi.

"Apa sih?"

"Ya ya ya?" Rayu Anna.

"Lepas," Suruh Gabriel.

"Mmmm, nggak mau." Anna menggelengkan kepalanya. Gabriel menghela nafas lalu masuk ke dalam lift bersama gadis itu.

"Iel marah?"

"NGGAK!" Anna tertawa kecil.

"Beneran?" Gabriel berdecak kesal.

Ketika pintu lift terbuka, mereka segera keluar berjalan menuju kamar Gabriel.

"Lepas, gue mau masuk ke kamar."

"Aku juga mau masuk ke kamar."

"Kamar lo di sana."

"Masuk ke kamar iel maksudnya." Gabriel berdecak, lagi. Lalu membuka pintu kamarnya, membiarkan gadis tersebut masuk ke dalam kamarnya.

"Lepas, Anna." Suruh Gabriel lagi.

"Maafin Anna dulu, baru dilepas."

"Iya dimaafin."

"Liat mata Anna!" Gabriel menoleh kearah Anna.

"Iya," Jawab Gabriel.

"Gitu dong!" Anna pun melepaskan tangannya.

Tepat setelah itu, Gabriel dengan cepat menarik tangan Anna. Menyuruhnya duduk di ranjang.

"Tapi ada hukumannya," Ucap Gabriel di depan wajah Anna. Badan lelaki itu membungkuk menyamakan posisinya dengan Anna.

Anna mengedipkan matanya beberapa kali. Entah mengapa badannya terasa panas.

"Apa?" Tanya Anna.

"Tidur sama gue malam ini," Jawab Gabriel.

DEG!

Jantung Anna serasa jatuh begitu saja. Darah di badannya serasa mengalir dengan cepat. Mulutnya sedikit menganga dan tangannya menggenggam erat selimut yang ia duduki.

•••••

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 194K 32
ˢᵃⁿʲᵃʸᵃ ˢᵗᵒʳʸ ᵖᵃʳᵗ ² "𝙼𝚎𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚊, 𝚝𝚎𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛 𝚍𝚒 𝚓𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚋𝚎𝚍𝚊." _𝑨+[𝒌𝒊𝒕𝒂𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓], ᵈᵐᵃⁿᵈ...
1.9K 846 68
Seorang anak SMA yang bernama Arata Hikaru, sedang dalam perjalanan pulang, menggunakan sepeda motor. Di peetengahan jalan, ia bertemu dengan seorang...
6.2M 483K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
1M 63.4K 64
[WAJIB FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] ~ADA INFO TAMBAHAN NIH. KALAU KALIAN NGERASA SEPANJANG CERITA ADA YANG BERANTAKAN, WAJAR AJA YA. KAREN...