FLAVIA

By Sftiaraa

672 598 198

Fantasy-Romance. Status: ON GOING Roh-nya bangkit setelah sembilan tahun meninggal. Bertemu manusia tampan ya... More

Dia Flavia!
Flavia Menggemaskan
Cerita FlavShen.
Terciumnya Makhluk Halus
Blasteran Bidadari dan Malaikat?
Latar Kyilla
Ulah Flavia
Mencari Flavia
Keajaiban Dari Diri Flavia
Botak, ayo tobat!

Suatu Hal Yang Baru

26 28 17
By Sftiaraa

Kyilla pelan-pelan membuka mata saat cahaya matahari menyilaukan dirinya. Ternyata pingsan semalam membuatnya juga sampai ketiduran, tubuh Kyilla kini sudah berubah menjadi posisi duduk, ada beberapa debu yang menempel di kedua tangannya. "Gila banget si Elvi, ngebiarin gue tidur semalaman di gudang kayak gini," gerutu Kyilla sangat emosi.

Setelah beberapa menit mengumpulkan nyawanya, Kyilla segera berdiri sambil mengusap-usap kasar celananya yang juga ada banyak benda kecil yang menempel.

"Gak bisa nih gue disini aja!" Kyilla berjalan kearah jendela yang posisinya lumayan tinggi.

Kedua kaki Kyilla naik keatas benda kayu berbentuk kotak, agak gemetar. Dia berusaha membuka jendela tersebut yang pengaitnya sudah berkarat. "Sialan susah banget!" umpatnya kesal.

Kyilla turun lagi, setelah itu mencari sesuatu yang kuat untuk membantunya membuka pengait jendela. Sudah dicari kesana-kesini tetapi hasilnya nihil, Kyilla menyudahi pencariannya dan duduk di senderan pintu, matanya kembali panas dan tak lama aliran air dari matanya menetes. Dia menenggelamkan wajahnya di lutut kaki, menahan isakan tangis dengan kuat, jahat sekali Ibu tirinya itu.

Ide di pikiran Kyilla muncul seketika, dia ingat masih ada ponsel di saku celanannya walaupun mungkin baterainya tinggal sedikit, kenapa dia sampai lupa akan benda multi fungsi itu? Kyilla buru-buru mencari kontak nomor Arshen, hanya pria itu yang bisa dia andalkan. Telfon sedang menyambung, Kyilla berdoa dalam hatinya agar Arshen segera mengangkat Telfon darinya.

____________

Arshen masih menunggu Bundanya yang sedang di priksa, tubuhnya sedari tadi mondar-mandir dengan perasaan tidak enak. Ini kesalahan Flavia, hantu satu itu yang langsung menyerang tanpa di setujui dirinya, entahlah sejak dia memarahi Flavia dia tak memikirkan apapun tentang wanita itu. Mau pergi sekalipun, Arshen tidak perduli.

Nada dering ponsel Arshen berbunyi, menampilkan nama Kyilla disana, Arshen mengangkat telfon tersebut dan meletakkannya di telinga.

"Arshen tolong aku!! Aku di kurung di gudang di dalam rumahku, dari semalam. Aku takut, aku gak bisa keluar dari sini, tolong bantu aku Arshen!" suara di sebrang sana terdengar sangat memohon, Arshen pun heran kenapa bisa Kyilla di kurung di dalam gudang.

"Tapi-" Arshen ingin menolak karena dia harus menunggu dokter yang belum keluar saat sedang memeriksa Bundanya.

"Aku mohon, aku takutttt Arshen... cuma kamu yang bisa aku-" sebelum Kyilla menyelesaikan kalimatnya, telfon itu tiba-tiba terputus begitu saja.

Arshen geram, dia memijat pelipisnya sedikit frustasi, mana pilihan yang benar? Kyilla atau Jeni-Bundanya?

Kebetulan ada satu suster yang melewati Arshen, dia menghentikan suster itu dengan mendekatinya. "Maaf suster, saya mau minta tolong"

Suster itu berhenti berjalan, dia menoleh kearah Arshen, "Iya mas, minta tolong apa?" suster itu bertanya.

Tangan Arshen menunjuk ruangan yang di tempati Bundanya, lalu menjawab "Kalo pasien yang namanya Jeni udah sadar, tolong telfon nomor ini ya" Arshen mengeluarkan nomor ponselnya yang sudah dia catat.

Suster tadi menerima kertas yang berisi nomor telfon milik Arshen, "Ohiya mas, baik!"

Arshen berlari keluar dari rumah sakit untuk pergi kerumah Kyilla, menolong temannya itu.

_____________

Flavia duduk di atas pohon yang jaraknya lumayan jauh dari rumah Arshen, bisa di bilang ini adalah hutan dan posisi Flavia di tengahnya. Dia sedang menangis atas kecerobohannya terhadap Bunda Arshen, bukan niatnya ingin menyakiti, tetapi dia tidak mau ada orang yang melukai Arshen. Hanya itu alasannya.

"Kenapa Arshen semarah itu sama aku, dia nyuruh aku pergi. Emang aku salah besar yah?" gumam Flavia masih dengan keadaan yang sama.

"Hey kamu"

Kepala Flavia menoleh kesekeliling, tidak ada satu manusia yang muncul, hantu pun tidak. Jadi tadi suara siapa?

"Kamu siapa? Aku gak lihat kamu," ucap Flavia.

"Aku disini, di depan wajahmu" dia menjawab.

Akhirnya Flavia menemukan pemilik suara itu, dia adalah seekor kupu-kupu yang sangat cantik dan terlihat indah, anehnya dia bisa berbicara dengan hewan seperti kupu-kupu.

"Eh kamu, kamu bisa lihat aku ya?" tanya Flavia sangat ramah.

"Tentu aku bisa lihat kamu, ternyata bidadari turun ke bumi itu memang ada," jawab sang kupu-kupu

"Aku bukan bidadari, kata Arshen aku ini hantu, bisa di panggil jurig atau dedemit," aku Flavia sudah berhenti menangis.

"Heh," cicit kupu-kupu. "Bidadari itu kamu, kalau di ibaratkan dengan kupu-kupu, kamu masih jadi ulat, ada waktunya kamu akan punya sayap seperti aku" lanjut kupu-kupu itu dengan detail.

Flavia masih tidak paham, sudah dua kali dia di sebut bidadari, tetapi kenyataannya dia adalah hantu.

"Ohiya nama aku Flavia, nama panjangnya Flavia Lashena kata Arshen, kalau kamu siapa?" Flavia mengganti topik pembicaraan.

"Aku Nibelle, eh sebentar, sepertinya sedari tadi kamu menyebutkan nama Arshen, dia itu makhluk apa?"

Flavia tersenyum, lalu menjawab, "Dia itu punyaku, dia manusia, aku dan Arshen akan selamanya bersama. Arshen pria yang baik hati, tetapi tadi pagi dia marah sama aku" raut wajah Flavia kembali sedih saat mengingat kejadian Arshen marah padanya.

"Apa salah kamu sampai dia marah?"

_____________

Mobil Arshen terparkir di depan rumah Kyilla, dia keluar dari mobil dan masuk kedalam halaman rumah Kyilla. Arshen mengetuk pintu terlebih dahulu, sudah berulang kali tetapi tidak ada yang membuka 'kannya. Tangan Arshen memegang hendle pintu lalu mendorongnya, ternyata tidak di kunci, ceroboh sekali penghuninya.

Tanpa butuh waktu lama Arshen masuk kedalam rumah luas ini, dia mencari gudang tempat dimana terkurungnya Kyilla. Tujuan awal Arshen tentunya diarah dapur, karena biasanya ruangan dekat dapur dijadikan gudang.

"Ada orang disini?" Arshen membuka pintu yang jaraknya dekat dengan dapur, ternyata itu bukan gudang. Tetapi tempat penyimpanan barang-barang seperti pakaian.

Arshen terus membuka satu persatu ruangan di lantai bawah, ternyata hasilnya zonk. Arshen naik ke lantai dua, dia berlari menuju ruangan paling ujung dekat balkon. Ternyata ruangan itu terkunci.

"Kyilla? Lo disini?" tanya Arshen sambil menggedor pintu.

"Tolong Arshen bukain!"

Sudah jelas, itu suara Kyilla. Arshen kembali bersuara, "Kil, lo mundur agak jauhan. Saya bakal dobrak pintu ini"

Arshen mundur beberapa langkah, mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu itu. Arshen berlari dan menabrak keras pintu tersebut dengan tubuhnya. Pintu akhirnya terbuka, Arshen kehilangan keseimbangan tubuhnya mendekat kearah Kyilla.

Jarak di antara keduanya hampir tipis, satu tangan Arshen memegang lemari yang menjadi senderan Kyilla. Hidungnya bertabrakan dengan hidung milik Kyilla, Arshen menepis kepalanya agar bibirnya tidak menyentuh sedikitpun bibir Kyilla.

"Hikss.. Arshen!" Kyilla langsung memeluk Arshen sangat erat dan menangis disana. Arshen sendiri tak menyangka wanita itu akan melakukan hal seperti ini.

Arshen bisa merasakan gemetarnya tubuh Kyilla dan isakan tangis wanita itu, Kyilla juga sangat berantakan. Kedua tangan Arshen perlahan membalas pelukan Kyilla bermaksud membantu menenangkannya, Arshen tau Kyilla pasti sangat syok dengan kejadian ini.

BERSAMBUNG....

JANGAN LUPA VOTMENNYA😍

Continue Reading

You'll Also Like

138K 329 13
21+++ Mengandung unsur kekerasan sexual dan pornografi. Ga suka? Skip. Plagiat menjauh! Tentang Cesa yang menikah dengan seorang pria kaya. Bukannya...
120K 13.5K 15
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...
2M 295K 77
The Another World Series (1) - Anstia Cerita berdiri sendiri. Dia terbangun dengan tangan mungil dan badan yang tidak dapat di gerakkan seperti bia...
3.6M 289K 63
Lunaria dalam bahasa bunga memiliki arti kejujuran, ketulusan, dan juga kemakmuran. Seperti arti namanya, ia menjalani hidupnya penuh ketulusan hingg...