Dangerous Dragon

By alvinanora

7.1M 1M 429K

Karya pertama yang dibuat pada 18 Februari 2021, selesai pada 23 Mei 2021, diterbitkan tanggal 22 Agustus 202... More

PEMBUKA
1. Saya persembahkan, iblis kesayangan kita.
2. Membidik gadis sekolah.
3. Perlakuan tidak adil.
5. Selamat datang, Anna.
6. Satu kamar dengan pembunuh bayaran.
7. Pengakuan.
8. Beraninya, dia sentuh Anna!
9. Our new devil.
10. Tutup mulut baumu.
11. Masih dalam pelatihan.
12. Bendera perang telah dikibarkan.
13. Jalang dari yang terjalang.
14. Musuh mulai bertindak.
15. Tumbangnya ratu kita.
16. Who's Belezza?
17. Kejanggalan masa lalu.
18. Kecupan Sang Ratu untuk Raja.
19. Carlos.
20. Badai yang tak diinginkan.
21. Black Killer?
22. Menghilangnya Belezza.
23. Rundingan pagi.
24. Koneksi untuk menang.
25. Abang.
26. Puncak pembalasan dendam?
27. Selamat tinggal.
28. Yang ditinggalkan.
29. Pemusnahan hama.
30. Rekayasa.
31. Pregnant?
32. Selamat datang, Tuan.
33. Hello Kitty.
34. Positif.
35. Dinyatakan jatuh.
36. Italia.
37. Ancaman.
38. Tertangkap.
39. Terdakwa, Anna Alessia.
40. Pertengkaran narapidana.
IMPORTANT
41. Sinyal perang kedua.
42. Hari sebelum perang.
43. Fero Aaron dan Laudya.
44. Perang kedua dimulai.
45. Selamat tinggal, Anna.
46. Dangerous Dragon.
47. Mission completed.
48. Melepas rindu.
49. Kabar Gembira.
50. Pembersihan nama.
51. Janji Suci.
52. Setelah pemberkatan.
53. Potongan hari.
54. Baby Naiel.
55. Akhir dari kisah ini [ END ]
PENUTUP
PLAGIAT, X.
EVENT PASORA
INFO ORDER
MINI SERIES
EBARA

4. Jangan banyak bertingkah, jalang.

144K 22.6K 4.6K
By alvinanora

Hari ini adalah hari dimana Gabriel harus menyelesaikan misinya. Ya, membidik seorang gadis sekolah bernama Anna. Ia pastikan kali ini dirinya akan berhasil, tak ada lagi ruang baginya untuk mengingat masa lalu. Pekerjaan tetap pekerjaan. Uang sudah di terima, ini sudah menjadi tanggung jawab dari seorang pembunuh bayaran.

Ah iya, Fero dan Ray juga sedang beroperasi siang ini. Mereka bersama dengan 3 anak buahnya ditugaskan untuk membunuh 2 orang agen BIN.

Gabriel mendudukkan senapan runduk SPR-3 di atas pembatas rooftop. Dia sekarang berada di gedung dekat SMA EF. Seharusnya ini sudah saatnya Anna keluar dari sekolah.

Lelaki dengan pakaian serba hitam itu menggeser kacamatanya ke atas kepala, menjadikannya sebagai bando untuk rambutnya. Ia mengunyah permen karet sambil menyisir seluruh lokasi dengan kedua mata indahnya.

Siang ini tak begitu panas, hanya saja angin yang dari tadi mengelus kasar rambut Gabriel membuatnya sedikit kesal.

Ketika segerombolan remaja dengan seragam keluar dari gedung besar itu, Gabriel segera mengambil posisinya. Ia mendekatkan matanya ke sight senjata api tersebut, mencari dimana keberadaan targetnya.

"Kenapa rame banget?" Gumam Gabriel sambil mengunyah permen karetnya.

Senjata api yang sedang ia gunakan mampu menjangkau jarak sejauh satu kilometer, sudah cukup bagi Gabriel untuk menembakkan peluru tepat di kepala Anna.

Akhirnya ketemu!

Gabriel melambatkan gerakan mulutnya yang sedang mengunyah itu, ketika melihat targetnya berlumuran tepung. Ah! Bukan saatnya memikirkan hal tersebut!

Gabriel segera menggelengkan kepalanya agar tak mengulangi kesalahan kemarin. Ia mengikuti arah kemana Anna berjalan. Sekarang dirinya hanya bisa melihat bagian belakang gadis sekolah tersebut.

Tiba-tiba saja jari Gabriel yang sudah siap untuk menarik pelatuk berhenti ketika melihat kuncir rambut Anna yang ditarik sengaja oleh seseorang dari belakang. Anna berbalik dengan rambut yang sudah terurai.

Gabriel bisa melihat dengan jelas dari sight senjata apinya. Bukannya dengan cepat menembakkan peluru, Gabriel malah terpaku di tempat. Mulutnya sudah berhenti mengunyah permen karet, matanya tertuju pada Anna, dan tangannya tak bergerak sama sekali.

Untuk beberapa detik itu, dia akui Anna sangat cantik.

Dari atas gedung Gabriel masih melihat gerak-gerik Anna. Seseorang yang tadi menarik kuncirnya tiba-tiba saja mendorong Anna lalu menamparnya. Gabriel jadi teringat kejadian tadi malam. Tapi, wanita yang sedang bersama Anna adalah orang yang berbeda.

"Kenapa dia diem aja?" Gabriel geram.

"Berdiri sekarang, tampar balik," Ulangnya.

Tepat ketika Gabriel berkata seperti itu, Ia melihat Anna di siram air dari botol milik wanita di hadapannya. Gabriel langsung melotot dan mengeratkan genggamannya.

Tak berhenti sampai situ, wanita jalang itu langsung melemparkan isi dari tempat sampah kecil di dekatnya. Alhasil Anna yang tadinya berlumuran tepung, jadi berlumuran sampah.

Padahal banyak yang melihat, tapi tak ada satupun dari mereka yang mau membantu Anna.

"Kenapa diem aja!"

Gabriel sudah sangat geram. Ia membenarkan posisinya dan sedikit mengganti arah senapannya.

DUARRRRRRRRR!!!!!!

Gabriel menembakkan peluru kearah kaca besar milik SMA EF. Dapat ia dengar teriakan dari seluruh orang di dekat lokasi tersebut.

Bahkan Anna pun ikut terkejut.

"Ga gue biarin lo mati," Kata Gabriel di tengah-tengah kehebohan yang ia perbuat.

"Sebelum lo nampar orang biadab itu," Lanjutnya.

Ia segera membereskan senjata apinya dan pergi meninggalkan rooftop tersebut.

"SNIPER!" Teriak salah satu guru dari SMA EF. Anna menoleh kearah suara.

"Sniper? Teroris?" Celetuk salah satu siswa berkacamata.

"SINI LO!" Tak perduli dengan apa yang baru saja terjadi, wanita di hadapan Anna menjambak rambutnya dengan kuat.

"Ah," Rintih Anna.

"Gue udah bilang sama lo, turutin apa kata gue!" Kata wanita itu.

"Ah, s-sakit" Wanita itu semakin mengeratkan tangannya.

"Apa? Sakit?"
"Kenapa lo ngga hubungin polisi lagi kaya semalem!" Teriaknya lagi.

"A-ak-aku ng-ngga manggil p-polisi," Jawab Anna terbata-bata. Wanita dengan rambut berwarna ungu itu tertawa kecil, meremehkannya.

"Lo pikir gue mau percaya sama lo dibanding sama temen-temen gue?"

Anna masih menahan rasa sakit, kepalanya mulai pening. Ia melihat segerombolan remaja dengan seragam yang sama dengannya, mendekatinya.

"Habisin aja Flo, gue liat sendiri semalem dia dibantuin polisi," Celetuk salah satu wanita lagi yang baru saja datang dengan lipatan tangan di depan dada.

"Kayaknya dia simpenan om-om!" Celetuk lelaki yang semalam membuka paksa seragam Anna.

"Liat? Mereka semua bilang kaya gitu? Lo masih nyangkal?" Tanya wanita yang masih menjambak rambut Anna.

"Ngaku lo!"

"Lo simpenan om-om kan?"

"Atau lo pelacur?"

"Om yang biayain hidup lo polisi?"

"Jangan sok gatau! Jawab!"

"Lo mau boong di depan kita?"

"Belum nyerah tadi di hajar habis-habisan sama Flo?"

Gerombolan tersebut saling bergantian menyemburkan kalimat kasar kepada Anna. Yang di serbu hanya bisa diam dengan posisi terduduk di bawah.

Banyak guru yang melintas begitu saja melihat pemandangan tak mengenakkan ini. Parahnya mereka tak menegur atau membantu, melainkan memilih diam tanpa menghiraukan pembullyan yang sedang terjadi.

Dari arah berbeda, Gabriel yang sedang memantau kejadian tersebut sudah tak bisa memendam amarahnya. Ia segera menjalankan lamborghini berwarna hitam miliknya dengan kecepatan tinggi menuju gerombolan yang merundung Anna.

"Flo Awas!" Teriak seorang lelaki. Spontan yang mendengarnya langsung menoleh dan menyingkir dari tempat tersebut. Takut tertabrak mobil yang sedang melintas tersebut.

"DIA PIKIR DIA SIAPA!" Teriak wanita yang bernama Flo tersebut.

Gabriel menghentikan mobilnya tepat di depan Anna. Kini keberadaannya menjadi perhatian semua orang yang sedang heboh dengan kaca SMA EF yang pecah karena tembakan tadi.

Gabriel membuka pintu lalu mengeluarkan kaki panjangnya yang beralaskan sepatu berwarna hitam. Tangan satunya ia gunakan untuk membenarkan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.

Ya. Siang ini, Gabriel menjadi pusat perhatian.

Gabriel membuka blazer hitam yang ia kenakan untuk menutupi seragam Anna yang sekarang sudah tembus pandang karena basah.

"Siapa? Dia polisi kemarin?" Celetuk teman Flo.

"Bangun," Bisik Gabriel sambil membantu Anna berdiri. Ia pun menuntun Anna berjalan menuju mobilnya.

Anna sempat menghentikan langkahnya, takut.

"Gue nolongin lo, seenggaknya terima aja dulu," Ujar Gabriel. Anna sedikit mengernyitkan dahinya, ia merasa tak asing dengan suara tersebut.

Ketika ia mencoba untuk melihat bibir lelaki itu, Anna baru sadar. Dia adalah orang yang semalam membantunya.

Anna dapat mengenali bibir tipis lelaki itu.

"Ayo," Bisik Gabriel lagi seraya membukakan pintu untuk Anna, lalu menyuruhnya masuk.

Ketika Gabriel menutup pintu mobilnya kembali, ia segera berjalan santai mendekati Flo. Dilepasnya kacamata yang ia pakai. Lalu tersenyum miring sambil melihat wanita yang sudah kesal itu.

"Don't act up," Ucap Gabriel singkat.

Flo hanya bisa diam sambil tertawa kecil, tak percaya dengan apa yang baru saja Gabriel katakan di hari pertama mereka bertemu.

Gabriel mengeluarkan dompet dari sakunya, lalu melemparkan sejumlah dolar ke muka Flo. Tak hanya satu ataupun dua lembar, yang ia keluarkan cukup banyak.

Semua orang yang melihatnya langsung menutup mulut dan melotot, termasuk teman-teman Flo yang ada dibelakangnya.

"Take it, bitch" Gabriel langsung berbalik badan seraya memasang kembali kacamatanya lalu memasuki mobil.

Flo menganga tak percaya. Sungguh, ini sangat memalukan bagi seorang Flo.

"LO PIKIR LO SIAPA!!!!!!!!!!" Teriak Flo dengan kesal.

•••••

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 331K 67
Angel's Secret S2⚠️ [cepat, masih lengkap bro] "Masalahnya tidak selesai begitu saja, bahkan kembali dengan kasus yang jauh lebih berat" -Setelah Ang...
[end] Silent Reading By

Mystery / Thriller

217K 26.6K 188
[boyslove] [Terjemahan] Masa kecil, pola asuh, latar belakang keluarga, hubungan sosial, trauma .... Kami tak henti-hentinya mencari dan menyelidiki...
INDESTRUCTIBLE By anzazerr

Mystery / Thriller

36.2K 3.4K 25
"Kalian itu sebenarnya apa?" "Kami? Kami geng motor." "Huh? Lu kira gua percaya?" Tokyo Noir Familia, hanyalah sebuah geng motor biasa yang bisa dibi...
4.8K 582 48
[END] niat awal pindah sekolah hanya ingin menghindari bulyan dari para siswa akibat menyatakan perasaan secara terang-terangan dengan sang ketua osi...