Claire [COMPLETED]

By yeaaudry

353K 65.6K 17.7K

Sejak bertemu dengan dia, hidup Claire menjadi tidak tenang karena terus diganggu. Dan parahnya tidak ada yan... More

Claire'01
Claire'02
Claire'03
Claire'05
Claire'06
Claire'07
Claire'08
Claire'09
Claire'10
Claire'11
Claire'12
Claire'13
Claire'14
Claire'15
Claire'16
Claire'17
Claire'18
Claire'19
Claire'20
Claire'21
Claire'22
Claire'23
Claire'24
Claire'25
Claire'26
Claire'27
Claire'28
Claire'29
Claire'30
Claire'31
Claire'32
Claire'33
Claire'34
Claire'35
CERITA BARU!

Claire'04

9.7K 1.9K 380
By yeaaudry

Claire menghela napas dengan mata yang tertuju pada langit-langit kamarnya, "lo itu bikin beban hidup gue bertambah." Claire kembali menghela napas.

"Tapi lo sendiri yang mau, 'kan?"

Claire terkejut dan menoleh di mana Nolan berdiri di depannya entah sejak kapan, Claire yang berbaring langsung duduk di tempat tidur.

Claire menghela napas sambil memegang dadanya, "gue mau bantu lo, satu yang gue mau, jangan muncul tiba-tiba!"

"Terus harus gimana?"

"Apa yang gue dapet abis gue tolong lo?"

Nolan diam sejenak, "pahala?"

"Pahala? Oke lah, gue lebih banyak dosa daripada pahala soalnya."

Nolan mengangguk.

"Serius cuma sepuluh orang?" Tanya Claire.

"Iya, karena gue keterlaluan banget sama sepuluh orang itu."

Claire memalingkan wajah, "kalo gue gak berhasil lo bakal gentayangin gue terus?"

Nolan menggeleng, "gue gak bisa gentayangin lo kalo gue beneran mati."

"Apa gue indomi?"

"Indigo maksud lo? Lo bisa liat yang lain selain gue?"

Claire menggeleng, "cuma lo." Claire menatap jam dinding kamarnya lalu memeluk bonekanya, "siapa yang suruh lo lakuin ini?"

"Cukup gue yang tau."

Claire mengangguk kecil, "kasih gue tanda kalo lo mau muncul. Gue orangnya gampang kaget."

"Tanda apa? Kalo gue bisa pegang HP gue bakal chat lo setiap gue mau muncul."

Claire menatap Nolan yang tampak begitu frustrasi, "gak usah dipikirin. Jangan sampe lo jadi sedih, ini udah jam sebelas." Claire berbaring membelakangi Nolan dan memejamkan mata.

-Claire-

Claire mengikuti arah telunjuk Nolan dan Claire tersenyum, "gampang ini mah. Secara gue primadona sekolah." Claire menyibakkan rambutnya dengan kedua tangan lalu menghampiri seorang laki-laki yang sedang duduk sendirian di tribun lapangan basket indoor.

"Hai, Henry, 'kan?"

Henry berhenti membaca bukunya dan menatap Claire di mana ia terkejut melihat kehadiran gadis itu, "Claire."

Claire tersenyum sambil menjentikkan jadi dan duduk di sebelah Henry, Claire sedikit terkejut melihat Nolan duduk tepat di hadapan mereka dan Claire kembali tersenyum saat menatap Henry.

"Emang suka sendirian ya di sini?" Tanya Claire.

"I-iya." Henry tertawa dengan begitu canggung sekaligus gugup karena ada Claire di sebelahnya.

"Kalo boleh jujur, gue prihatin denger lo pernah di bully sama Nolan."

Raut wajah Henry berubah datar seketika.

"Gue ini temen Nolan, lo tau Nolan kecelakaan?"

Henry mengangguk, "udah dua bulan dia koma."

Claire menatap sejenak Nolan. "Lo kasihan gak sama Nolan yang lagi koma?"

Henry menggeleng dan Claire kembali menatap Nolan.

"Untuk apa kasihan sama orang yang gak punya rasa kasihan, kalo emang beneran temen Nolan pasti kamu tau dia gimana."

Claire mengangguk, "gue tau kok. Jadi, waktu itu Nolan sempet sadar dan lo mau tau kalimat apa yang pertama kali keluar dari mulut Nolan gitu dia sadar?" Tanya Claire dengan sangat serius dan dramatis.

Henry menggeleng.

Claire mengumpat di dalam hati.

Claire tersenyum dan menyentuh bahu Henry, "Nolan bilang dia minta maaf, dia minta maaf sama lo. Kenapa? Karena dia gak mau mati bawa dosa, jadi gak tenang. Lo mau kan maafin dia?"

Henry menatap Claire yang langsung memasang senyum dan tatapan memohonnya, Henry menghela napas. "Karena kamu yang dateng nemuin aku, oke, aku maafin Nolan."

Claire menepuk sekali tangannya, "makasih, Henry." Claire pun pergi dari lapangan basket dengan perasaan bangga pada dirinya sendiri.

-Claire-

Claire menghela napas seraya menjatuhkan bokongnya di kursi yang ada di gudang. Sudah tiga orang yang mau memaafkan Nolan dan tiga orang itu berada di sekolah yang sama dengan mereka.

"Waktu lo tinggal enam hari lagi, 'kan?"

Nolan menggeleng, "lima."

"Hah? Lah, bukannya dihitung dari gue mulai bantu lo?"

"Enggak, di mulai dari lo setuju mau bantu gue. Ada tujuh orang lagi."

Claire menghela napas dan baru sadar jika Nolan sedang duduk, Claire sedikit berbungkuk untuk memperhatikan bokong Nolan apakah benar-benar menyentuh kursi?

"Lo bisa duduk?"

Nolan mengangguk, "gak usah dipikirin pake logika, sakit kepala yang ada."

Claire menaruh tangan kirinya di atas sandaran kursi dan menyilangkan kaki sambil memperhatikan Nolan, "lo gak keliatan kayak bad boy, tapi anak cupu, lugu. Dari gaya lo emang gak cupu sih tapi ekspresi lo."

"Gue lagi di antara hidup dan mati, gak ada waktu jadi arwah yang bad boy. Yang gue pikirin sekarang gue harus sadar dari koma."

"Lo bisa dong liat arwah atau hantu lainnya?"

Nolan mengangguk.

"Eh, kasih tau gue dong. Mereka itu gimana? Lo temenan sama makhluk sejenis lo?"

"Gimana apa maksudnya? Gimana bentuknya atau gimana mereka bisa mati?"

"Dua-duanya." Claire menarik kursi untuk semakin dekat dengan Nolan.

"Gue banyak ketemu sama mereka yang mati karena bunuh diri, dibunuh, mati karena kecelakaan juga sering ketemu."

"Lo ketemunya di mana?"

"Di mana-mana."

Claire mulai merasa takut namun rasa penasarannya semakin kuat, "serem gak mereka?"

"Karena gue udah biasa, enggak sih. Ya, ada yang tanpa kepala, mukanya hancur, dari kepala sampe kaki dipenuhi darah, matanya..."

"Stop!" Claire mulai sesak napas mendengar ucapan Nolan. "Lo bilang ketemu mereka di mana-mana? Apa sekarang di deket kita ada?"

Nolan mengangguk dan wajah Claire berubah syok.

"Di sebelah lo, dia juga lagi minta bantuan lo."

"Aaaaa!!!" Teriak Claire sambil berlari keluar dari gudang.

-Claire-

"Jangan deket-deket gue, gara-gara lo gue disiram pake jus jeruk ditambah ditampar!"

"Sama Sabrina?" Felix menghela balas, "that b*cth."

"Lagian lo emang berengsek banget ya, berengsek pake kuadrat. Berengsek kuadrat, berengsek kuadrat, berengsek kuadrat, lo kalikan itu semua terus liat seberapa berengsek nya elo!"

Felix tersenyum, "lo cemburu?"

Claire tertawa dan menepuk mulut Felix, "basi tau gak selalu keluarin kata itu tiap gue marah-marah."

"Ya kalo lo gak cemburu terus apa?"

Claire memakai sarung tinjunya, "lawan gue."

Felix tertawa, "gue ikut Muay Thai karena biar bisa deket-deket sama lo bukan untuk lawan lo."

"Lo berhasil bikin gue K.O, kita jalan selama seminggu."

Felix langsung tergiur namun ada sedikit kerisauan, "tetep aja gue gak bisa, ntar muka lo yang blasteran ini bonyok gara-gara gue, cowok, kan gak enak."

Claire menghela napas dan terkejut melihat Nolan berdiri di ambang pintu masuk ruang latihan Muay Thai. Felix yang melihat Claire terkejut sambil memperhatikan ke arah belakangnya mulai menoleh dan bingung mengapa Claire memperhatikan pintu masuk padahal di sana tidak ada siapa-siapa dan di tempat itu hanya ada mereka berdua.

"Lo kena sawan?" Felix kembali menatap Claire.

Claire menggeleng dan membuka sarung tinjunya.

"Masih ada tujuh orang lagi."

Claire kembali terkejut dan balik badan di mana Nolan berdiri di belakangnya.

"Ai! Lo kenapa sih?" Tanya Felix lagi.

Claire menggeleng, "gue mau pulang aja." Claire turun dari ring tinju dan segera pergi ke ruang ganti.

-Claire-

"Gue gak suka sama lo yang tiba-tiba suka muncul!" Claire langsung meluapkan kekesalannya pada Nolan, di kamarnya.

"Gue cuma ngingetin lo."

"Gak perlu! Gue gak pelupa! Gue gak pikun!"

"Gue gak mau mati."

Claire menghentakkan kaki dengan raut frustrasi lalu menghela napas, "oke, besok gue mulai lagi."

"Kalo besok, artinya waktu gue tinggal empat hari lagi."

"Tapi gue udah gak mood banget mau keluar! Kalo lo gak sabar mending cari orang lain aja sana!" Claire balik badan untuk pergi ke kamar mandi.

"Gue ngerasa sedih denger omongan lo barusan, lo tau kan gimana gue kalo lagi sedih?"

Claire yang sudah mencapai ambang pintu kamar mandi berhenti melangkah dan kembali menghela napas, Claire menatap Nolan.

"Barusan lo ngancem gue?" Claire berjalan mendekati Nolan.

"Gue gak mau lo mulainya besok."

"Tapi ini udah sore!"

Nolan diam dan saling tatap dengan Claire yang tampak begitu kesal dengannya.

Claire mundur ketika Nolan mendekat dan jantungnya berdetak kencang melihat luka pada wajah Nolan mulai keluar, mata Claire berkaca-kaca melihat darah juga mulai keluar dari kepala Nolan.

"Gue emang gak bisa sentuh lo, gue gak bisa bunuh lo pake tangan gue, tapi gue bisa bunuh lo pake keadaan gue ini. Gue bakal terus muncul dengan kondisi muka gue penuh luka, darah terus keluar dari kepala gue, bahkan sampe darah gue jatuh di lantai yang lo injek."

Claire berhenti berjalan mundur saat tubuh bagian belakangnya menabrak dinding, Claire menggeleng ketakutan dan merosot turun hingga terduduk di lantai.

"Sekarang, sore ini."

Claire memejamkan mata dan memalingkan wajah dengan air mata yang keluar semakin banyak.

"Claire! Sore ini!"

Claire mengangguk dengan mata yang masih terpejam karena takut melihat keadaan Nolan yang mengerikan. Karena tidak mendengar suara Nolan lagi, Claire membuka mata dan ternyata Nolan sudah pergi.

"Mami!" Claire berlari keluar dari kamarnya dan segera menemui Celine.

Claire

Qotd: prefer ke Nolan or Felix?

Tunggu kelanjutannya!👋🏻

Continue Reading

You'll Also Like

889K 53.7K 56
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...
853K 83.2K 29
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
997K 144K 61
[Celine Story] Dibalik sifatnya yang ketus, ceplas-ceplos, dan ucapan yang keluar selalu sadis dari mulutnya. Celine termasuk golongan orang-orang bu...
2.8M 268K 81
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.