Else ; Minsung [ ✓ ]

By STEARETH-

61.2K 9.7K 1.4K

[ s e l e s a i ] ❝ Lee Minho dituntut untuk menjadi sempurna oleh ayahnya, namun ia memilih untuk mencari ke... More

# i'm with you
# home state
# in order to be easy
# Who are they?
# The chaotic
# work hard to be together
# Rain as a feeling's
# Rain as a feeling's to 2
# Hospital
# early story approach
# Good's menu
# Feel special
# ask for responsibility
# an event without a plan
# don't whisper
# just a fake date
# apparently according to
# will be a waste
# childhood friends
# discuss about it again
# all your flaws make love
# Look out for something
# in a frantic mind
# this my bad story
# veered off course
# is this switched
# the truth to be revealed
# for being lonely without it
# da te posso sentire
# keep your distance then
# towards the final story
# which one do you choose?
# pixel makes it blurry
# will be long
# trying to sailing
# butterfly in the stomach
# all the best
# what is giving up?
# a piece of rope
# so unsettling
# please don't interfere
# stare then tuck
# past the approval limit
# briefly graduation
# the intent of the light direction
# sure believe
# when graduation day
# approval & plan
# Day and Time
# After the official event [ END ]
# stay overnight [ epilog ]
halo?

# rotated to be sustainable

862 176 26
By STEARETH-

ppeonxxy ; 26 February 2021, Friday-


♣♣♣

••

Termenung dalam diam, memikirkan suatu hal yang yang melintas di pikirannya. Membiarkan semua dirimu yang ada di dalam kepala mengerjakan pekara yang sedang kau hadapi hingga kertas kertas berceceran.

Ramai mungkin terdengar, namun sepi yang di rasakan. Seberapa banyak ia mencoba mengistirahatkan pikirannya namun tetap saja tak bisa.

Mereka tertawa, sedangkan dirinya tak melakukan apa apa, seakan akan ia lupa caranya tertawa.

Minho mengerjabkan matanya, menoleh kesamping lalu tertunduk lesu kembali.

Felix tak mengerti, namun ia terus mencoba mengalihkan perhatian minho kepadanya.

Ia terus berbicara, entah bertanya, bercerita atau melemparkan candaan yang tak di respon sama sekali.

Teman temannya tertawa senang di belakangnya, hyunjin, jeongin dan bangchan yang bermain permainan kecil namun menyenangkan, bisa tertawa lepas layaknya mereka sedang di gelitiki oleh selembar bulu burung yang terlepas dari sayapnya.

Han Jisung, orang yang sedang memenuhi pikirannya.

Beberapa hari mereka tak bertemu walau ia menghampiri jisung ke rumahnya langsung.

Di tempat ia bekerja juga tak ada, padahal jisung tak pernah libur.

Felix kembali menghampiri minho, memeluknya dari belakang sambil menyenderkan kepalanya di punggung minho.

Namun ia lansung tersentak, lantaran minho yang menyuruhnya menyingkir dengan sedikit kasarnya.

" Minho kenapa sih? kok jadi galak sama felix! "

Pertanyaannya tak di indahkan, melanjutkan acara melamunnya namun felix malah memeluknya lagi.

" lepaskan! Kau menganggu ku! "

Felix tercengang, melepaskan pelukannya dengan pelan karena takut dengan minho yang sedang marah.

Di pikirannya hanya terpenuhi oleh jisung dan jisung, tak bertemu beberapa hari membuat pikirannya kacau, belum lagi tentang ayahnya yang ingin menikah lagi dengan orang yang tak dikenalnya.

" m-minho kenapa? Kalau ada masalah, cerita saja pada ku "

" jangan ganggu aku, felix. "

" felix cuma mau bantu kok-"

" carikan jisung. "

" a-apa? "

" kau tak dengar? Carikan jisung untukku! "

Felix terdiam, melirik ke belakang dimana teman temannya memandangi mereka dengan kebingungan.

" Ta-tapi kenapa? "

Minho berdecih, tertawa remeh lalu menatap felix tajam.

" Aku hanya ingin jisung! Jika kau ingin membantu ku, bawakan dia sekarang! "

" Minho tak perlu dengan jisung! Ada felix disini! "

" terserah, tapi aku hanya ingin jisung! "

Felix menggepalkan tangannya dalam diam.

" Kenapa harus jisung kalau felix ada? Felix dan jisung sama saja kan? Tolong sadar, felix yang selalu ada buat minho! "

" FELIX! "



































BUGH!





























" MINHO!! "








































BUGH!!




BUGH!!














Felix tersungkur akibat minho yang memukulnya, namun bangchan yang tadinya hanya diam memperhatikan kini langsung bertindak dan memberikan perlawanan lebih dari apa yang minho lakukan pada felix.

Felix merasa tak percaya dengan apa yang minho lakukan padanya, karena selama ini, bahkan dari mereka kecil, minho tak pernah main tangan dengannya.

Ia juga tak percaya akan bangchan yang masih membelanya, ia pikir setelah dirinya menolak bangchan, hubungan mereka akan semakin renggang walau hanya sebantas teman, namun kenyataannya memang begitu, hanya baginya, tidak untuk bangchan.

Ia berdiri saat bangchan hendak melayangkan pukulannya pada minho.

" Jangan! Please... "

" Dia memukul mu, mana bisa aku diam saja! "

" felix gak papa! Jangan pukul minho lagi... "

Tangannya langsung di turunkan, menghela nafasnya menuruti permintaan felix.

Minho menyungging senyumnya, menerima uluran tangan yang hyunjin berikan.

" Drama mu bangus sekali, Christoper Bang! "

Mereka menyerngit tak memahami maksud minho, di belakang jeongin berlari kecil membawa kotak obat.

" Kak minho, kemarilah biar jeje obati lukanya-"

" aku tak butuh obat. Aku hanya butuh jisung. "

Tas serta ponselnya langsung di rampas dari meja, menatap bangchan dan felix secara bergantian.

" Ini yang kedua kalinya kau membuatkan marah, felix- jangan pernah bandingkan dirimu dengan jisung, karena kalian tak sama!-"

" dan kau, christoper bang. Jangan menyembunyikan kebohongan mu pada kami semua, atau dirimu sendiri, kalau masih ingin, katakan saja, kenapa harus pura pura merelakan? "

Minho langsung pergi, meninggalkan mereka yang terdiam di tempatnya. Hyunjin dan jeongin tak mengerti masalah antara mereka, ingin membantu namun belum tepat waktunya, ya mungkin.

Di luar pondok, minho kembali menggerutu kesal karena ponselnya yang bergetar terus terusan.

Saat di buka, nomor tak di kenalnya mengirimkan pesan,

0xxxxxxxxxxx

|Kau masih ingat dengan ku kan?

| Mari bertemu lagi di restoran.
waktu itu, aku memiliki informasi baru tentang orang yang jahat padamu.

| Dan jangan bawa si tuli itu-ups!
Maaf aku tak sengaja
mengetiknya, karena mungkin.
dia tak akan datang!

Tangannya di kepalkan, tak suka dengan kata kata yang dilontarkan untuk jisung.

••







" Itu orang nya, "




Keduanya mengangguk paham, berjalan perlahan berpura pura sebagai orang biasa yang sedang mengunjungi taman.

Tak jauh di belakang mereka, midam tengah bersembunyi sambil memantau pergerakan kedua orang suruhannya.

Ia menyungging senyumnya, merasakan kemenangan yang belum terlihat karena baru saja ingin di mulainya.

Han Jisung, orang yang menjadi targetnya, keinginan untuk menyingkirkannya karena meras tersaingin untuk mendapatkan minho.

Ia sama egoisnya dengan felix, hanya menginginkan minho tanpa ada penghalang sekecil pun.

Dan jisung lah yang mereka anggap sebagai penganggu tersebut.

Mereka yang memiliki apapun, merasa tersaingi oleh jisung yang serba kekurangan.

Satu tangkai bunga jisung bawa, warna nya yang begitu indah membuatnya tersenyum di bawah pohon yang rindang.

Kelopak bunga di usap, terasa begitu halus menyentuh kulit tangannya.

Menghirup bunganya yang beraroma wangi, membuat siapa saja suka terhadapnya.

Dua orang tadi masih mencoba mendekati jisung. Berjalan ke belakangnya secara diam diam.

Midam tertawa senang di tempatnya, rencananya hampir berhasil.

Dua orang di belakang jisung saling menatap, melebarkan kain yang di bawa sebelum-




















BUGH!!






















BUGH!!

















Mereka tersungkur lantaran kepalanya di pukul kuat dengan kayu.

Jisung langsung berdiri dari tempatnya ketika mendengar suara pukulan di belakang tempatnya duduk.

Changbin menatap dua orang yang tadi di pukulnya, menatap jisung bergemetar melihat orang tersungkur disana.

" kau tak apa apa kan? "

Jisung menoleh, mengangguk ragu ragu sebagai jawabannya. Ia melirik bunganya yang malah ia remat kuat.

Kelopaknya patah, batangnya pun sama, ia lantas cemberut karena bunga nya yang indah telah rusak karena dirinya sendiri.

Changbin terkekeh, mengusak surai jisung yang begitu lembut dan indah, tak jauh beda dengan bunga yang jisung bawa.

" ayo pergi, aku rasa tak aman jika kita berlama lama disini "

" ta-tapi changbin tak apa apa kan? "

" eh? Ada yang mengkhawatirkan ku rupanya "

Jisung lantas merengut, beranjak dari tempatnya sambil menghentakkan kakinya meninggalkan changbin bersama rona merah di pipinya.

" Tupai! Kau ingin kemana?! "

" Pergi dari Babi menyebalkan darimu! "

Changbin langsung terkekeh, ia tak apa jika di anggap menyebalkan, asalkan jisung suka.

Berlari mengejarnya yang sudah cukup jauh di depan sebelum melototi dua orang yang tersungkur pingsan.

Midam menggerutu, menggertakkan gigi nya karena kesal dengan orang suruhannya.

Berlari menghampiri mereka yang masih pingsan di sana.





DUK!





DUK!





Tubuh keduanya di tendangi lantaran kesal, sudah senang senang karena mengira rencananya akan berhasil, namun ternyata malah gagal dengan mudahnya hanya karena changbin.

" kerja gak becus! Tapi kalau urusan duit langsung dah tuh! "

" aaargghh!! Gagal gagal gagal! Kenapa gak langsung lo sekap aja sih bangsat!! "

Midam terus menggerutu, memarahi orang suruhannya walau tak di beri respon.

Ia menghela nafasnya, dengan kesal meninggalkan mereka yang pingsan, membiarkan keduanya disana sementara ia pergi entah akan kemana.

Walau sekarang ia gagal, namun midam tak akan pernah berhenti, apa yang menghalangi, harus lah di singkirkan, begitu lah pikirannya.

•••


♣♣♣

Hiih! Aku gak bisa bikin adegan yang uwu uwu bjirr!!

Itu mereka ngapain sih? Aku gak paham😑

Yang belum vote ayuk vote nya mogu tungguin loh hehe :))

♣♣♣

Continue Reading

You'll Also Like

228K 15.9K 51
Anna pernah berfikir untuk menghidupi dirinya sendiri, apalagi ditengah-tengah zaman yang semakin menunjukkan tingkah bejat Laki-laki dan itu membuat...
125K 4.4K 36
menceritakan tentang perjodohan antara laki laki cantik dan seorang CEO tampan namun kasar, tegas, dan pemarah #bxb #homo jika salah lapak langsung...
1.3M 104K 119
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
118K 2.1K 14
Setelah cukup lama menetap di kota. Alin, gadis berusia 23 itu akhirnya kembali ke kampung tempat di mana kedua orang tuanya menetap. Tentu alasan ia...