Love For Eleanor

Par FatimahIdris3

1.1K 807 528

Kutulis kisah ini untuk banyak orang. Untuk mereka yang pernah terluka dan ragu untuk kembali membuka hatinya... Plus

BAGIAN 1
BAGIAN 2
BAGIAN 4
BAGIAN 5
BAGIAN 6
BAGIAN 7
BAGIAN 8
BAGIAN 9
BAGIAN 10
BAGIAN 11
BAGIAN 12
BAGIAN 13
BAGIAN 14
BAGIAN 15
BAGIAN 16
BAGIAN 17
BAGIAN 18
BAGIAN 19
BAGIAN 20
BAGIAN 21
BAGIAN 22
BAGIAN 23
BAGIAN 24.1
BAGIAN 24.2
BAGIAN 25
BAGIAN 26
BAGIAN 27
BAGIAN 28
BAGIAN 29
BAGIAN 30
BAGIAN 31

BAGIAN 3

84 74 48
Par FatimahIdris3

        "Oh, I don't know what you've been told
But this girl right here's gonna rule the world
Yeah, that's where I'm gonna be because I wanna be
No, I don't wanna sit still, look pretty"
     
        Lagu milik Daya itu mengalun memenuhi kamar disalah satu apartement. El mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. Masih mengumpulkan nyawanya setelah semalaman berkelana dibawah alam sadarnya.

        Kembali ponselnya mengalunkan lagu kesukaannya. Dengan malas, El meraih ponsel yang diletakkan di meja nakas. Tanpa melihat siapa yang meneleponnya pagi-pagi, El langsung menjawab telepon tersebut.

"Halo?" El menyapa orang yang meneleponnya.

"Kau tidak membaca pesanku? Aku menunggumu" Kata suara diseberang sana.

         El mengernyit. Lalu menjauhkan ponselnya demi memastikan siapa orang yang meneleponnya. Nomer tidak dikenal dan El yakin kemarin tidak bertukar nomer ponsel dengan Billy.

"Halo El, kau masih disana?" Suara Billy menyadarkan El.

"I... Iya, ma'af ya aku belum sempat membuka sosial media"

"Pantas saja, aku fikir kau tidak berniat menemuiku"

"Bagaimana kau tau nomer ponselku?"

"Apa kau lupa, disosial mediamu, kau mencantumkan nomer ponsel"

        El menepuk keningnya. Bagaimana dia bisa lupa jika mencantumkan nomer ponsel disosial media agar para kliennya lebih mudah menghubunginya.

"El..." Lagi-lagi suara Billy menyadarkan El.

"Heheheh iya, aku lupa" El cengengesan sendiri seperti orang gila.

"Baiklah, aku akan pulang sekarang, kita bertemu lain waktu saja"

"Eh? Tunggu, memangnya kau dimana?"

"Ditaman dekat halte bus pinggir kota"

"Hah? Sejak kapan?"

"Apanya yang sejak kapan?"

"Kau, sejak kapan kau disana?"

"Owh, aku mengirimimu pesan untuk bertemu disini, aku fikir kau langsung membaca pesanku, jadi..."

"Sudah berapa lama kau disana?"

         Belum selesai Billy dengan perkataannya, El sudah lebih dulu memotong.

"1 jam yang lalu, mungkin"

"A... Apa!!!!???"
 
        Tanpa sadar El berteriak. Membuat Billy diseberang sana menjauhkan ponselnya. Sadar dengan yang dilakukannya, El pun merasa bersalah.

"Ma'af... Ma'af aku tidak bermaksud..."

"Tidak apa-apa, hmm... Baiklah aku tutup teleponnya ya?"

"Tunggu... Tunggu, hmm... Bisakah kau menunggu 15 aaaaaah 30 menit lagi? Aku akan segera kesana"

            Tidak ada jawaban dari Billy. El jadi berfikir jika Billy tidak bersedia menunggunya lagi.

"Aku janji tidak akan lama" El berusaha meyakinkan Billy.

"Hmm... Baiklah aku akan menunggumu"

"Baiklah... Tunggu sebentar ya" El memutus hubungan teleponnya lebih dulu.

           Dengan tergesa-gesa, El melangkah kekamar mandi. El hampir terpeleset dikamar mandi karna tidak hati-hati. Entahlah El tidak pernah sebahagia ini bertemu seseorang. Apalagi seorang pria yang baru dikenalnya.

🌺🌺🌺

           Sekitar 35 menit berlalu. Tapi El tidak juga menampakkan batang hidungnya. Billy hampir putus asa dan akan melangkah meninggalkan taman itu. Namun El datang dengan penampilan yang sedikit kacau.

           El didepannya ini berbeda dengan El yang ditemuinya di event beberapa waktu lalu. Rambutnya dikuncir asal. El juga hanya menggunakan blezer dengan celana jeans hitam serta sepatu kets.

"Ma'af... Ma'af membuatmu menunggu lama" Ucap El sambil berusaha menormalkan kembali nafasnya yang sedikit tersendat karna berlari agar cepat sampai ditaman ini.

"Tidak apa-apa" Kata Billy sambil tersenyum.

      🌺🌺🌺

        Sudah sekitar 30 menit berlalu. El dan Billy masih asik mengobrol. Kedua anak manusia itu seolah lupa dengan sekelilingnya. Bahkan El dengan sengaja mematikan ponselnya agar tidak ada yang mengganggu.

        Awalnya, memang keduanya membahas perihal pemilihan foto saat event yang beberapa lalu mempertemukan keduanya. Namun makin lama keduanya asik dan saling memuji.

"Oya El, malam minggu nanti apa kau ada acara?" Tanya Billy basa-basi.

"Hmm... Biasanya aku akan menghabiskan malam mingguku dengan kedua sahabatku"

"Owh... Jadi sudah ada acara ya"

"Memangnya kenapa?" Tanya El.

"Tidak ada, aku hanya ingin mengajakmu menonton, itupun jika kau bersedia"

"Hmm... Baiklah, malam minggu nanti aku akan pergi denganmu"

"A... Apa kau yakin? Bagaimana dengan kedua sahabatmu?"

"Mereka akan mengerti" Jawab El sedikit tidak yakin.

          Dia lupa jika Ahra pulang ketempat orang tuanya. Sementara Fai sendiri di tempat kost. Apa semudah itu, El melupakan sahabatnya demi pria yang baru dikenalnya. Entahlah hanya El yang tau.

🌺🌺🌺

            El menghembuskan nafasnya sambil menatap langit yang menurunkan tetes demi tetes air. Selalu saja paginya diawali dengan turunnya hujan. Ponselnya berdering tanda ada pesan masuk. El mengambil ponselnya dan membaca pesan dari Fai.

"Kau dimana? Ahra sudah kembali"(Fai)

"Benarkah? Kenapa tiba-tiba?"(El)

"Ada masalah yang terjadi, cepat kerestoran, nanti akan kuceritakan"(Fai)

"Ya, aku akan kerestoran"(El)

          El beranjak mengambil tas selempang dan sweeter kebesaran miliknya. Bergegas keluar dari kamarnya menuju kerestoran milik Fai.

"Selamat pagi nona Eleanor" Seorang pria muncul tiba-tiba disampingnya membuat El terkejut.

"Astaga!!! Kau mengejutkanku" El mengelus dadanya.

"Ma'af nona sudah membuat anda terkejut" Kata pria berpakaian rapi itu menyesal.

           El mendongakkan kepalanya. Menatap kearah pria yang El akui sangat tampan. Lebih tampan dibanding Billy. El memukul pelan kepalanya sendiri. Benar-benar bukan waktu yang tepat untuk membanding-bandingkan Billy dengan pria ini.

            Melihat tingkah aneh El, pria itu mengernyit heran. Baru kali ini dia bertemu wanita yang memukul kepalanya sendiri. Dia jadi ragu, apakah benar wanita ini yang dimaksud atasannya.

"Ma'af nona, apa benar anda nona Eleanor?" Tanya pria itu.

"Heheheh iya, aku Eleanor, tapi kau ini siapa? Apa tetangga baru? Kau tinggal diunit berapa? Setauku, dilantai ini sudah terisi semua"

         El terus bicara tanpa memberi kesempatan pada pria itu.

"Bisakah saya memperkenalkan diri saya?"

"Owh... Tentu silahkan"

"Terima kasih, saya Diaz orang kepercayaan tuan Sharga Giugliano Pradipta...."

"Ya ampun, kau benar-benar orang kepercayaan CEO terkenal itu? Benarkah? Aku tidak percaya ini, aaaaaaaa mimpi apa aku semalam"

           El memotong perkataan Diaz dan bersikap berlebihan. Diaz hanya menghela nafas lelah. Sepertinya dia salah menyanggupi permintaan atasan sekaligus sahabatnya itu.

"Oya ada apa kau... Ekhem anda menemui saya?" Tanya El yang mengubah cara bicaranya menjadi formal.

            Diaz akui, wanita didepannya ini lebih anggun ketika dalam mode formal. Terlihat jelas jika dia profesional.

"Ekhem... Begini nona, saya diminta tuan Pradipta untuk membahas mengenai acara ulang tahun perusahaan kami dengan anda, tuan Pradipta mengatakan bahwa andalah yang ditunjuk sebagai EOnya, jadi apa anda ada waktu?"

"Hmm... Sebenarnya hari ini ada hal yang harus saya kerjakan, jadi bisakah kita membicarakannya lain waktu, besok mungkin?"

"Owh... Tentu, besok dijam yang sama, untuk tempat, nanti saya konfirmasikan kembali, terima kasih"

          Tanpa menunggu jawaban El, Diaz berlalu begitu saja.

"Tunggu, apa katanya tadi? Besok dijam yang sama? Jam berapa?"

         El langsung mengecek jam tangannya. Tepat jam 09.00 pagi. El menepuk keningnya.

"Aaaaaaaaah harusnya kukatakan saja sore, dasar El bodoh, aku harus bangun jam berapa jika pertemuannya jam 9, apa lagi aku tidak tau dimana tempat pertemuannya, bodoh bodoh"

         El memukul-mukul kepalanya sambil menggerutu sorang diri. Dari kejauhan, Diaz hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan aneh wanita yang menurut atasannya adalah sahabat wanitanya.

🌺🌺🌺

           Billy, pria yang langsung terpesona dengan sosok Elanor. Wanita yang ditemuinya disalah satu event salah satu temannya. Ada rasa ingin lebih mengenal sosok El.

          Awalnya, dia ragu menghubungi El lebih dulu. Namun dengan tekad bulatnya, diapun memberanikan diri mengirim pesan lewat sosial media milik El. Dengan alasan ingin meminta pendapat El tentang pemilihan foto, dia berhasil bertemu dengan wanita itu.

            Profesinya sebagai fotografer, memang tidak jauh dari wanita. Namun entah kenapa, saat bersama El, dia merasa nyaman. Ada kecocokan antara dirinya dan El. Wanita itu entah bagaimana bisa dengan mudah menarik perhatiannya.

           Bolehkah Billy menyebut ini cinta pada pandangan pertama. Atau ini hanya perasaan kagum yang hanya singgah sebentar saja. Billy tidak tau, yang dia tau saat bersama El jantungnya berdetak dua kali lipat dari biasanya. Saat jauh, dia sangat merindukan El.

         Seperti saat ini, Billy berguling-guling ditempat tidur sambil memandangi foto El yang didapatnya dari sosial media milik wanita itu. Billy tersenyum seperti orang gila.

"Ah rasanya aku memang jatuh cinta pada pandangan yang pertama denganmu, El" Kata Billy bermonolog sendiri.

"BrrAaaaaaaakkkk!!!!"

            Pintu kamar Billy didobrak paksa oleh seseorang. Billy langsung terbangun dari tempat tidurnya. Seorang wanita berdiri dengan raut wajah yang tidak bersahabat. Dia menatap Billy tajam.

"Kenapa kau tidak datang dipemotretan kemarin?" Tanya wanita bertubuh tinggi itu.

"Untuk apa? Sudah ada orang lain yang menjadi fotografernya, aku tidak dibutuhkan lagi" Jawab Billy kembali merebahkan tubuhnya dikasur.

"Tapi aku tidak cocok dengan fotografer itu, aku ingin kau yang menjadi fotograferku"

"Heh Chitra, kau hanya model, yang menentukan fotografer itu pihak majalah, aku sudah digantikan oleh fotografer yang baru, jadi jangan menggangguku lagi"

"Mengganggumu? Kau lupa aku ini siapa?"

"Memangnya kau siapa?" Billy balik bertanya karna tidak mengerti maksud perkataan wanita bernama Chitra itu.

"Aku ini kekasihmu, Billy. Bagaimana bisa kau mengatakan aku mengganggumu?"

"Hah, sejak kapan kita jadi sepasang kekasih? Seingatku, kita hanya pura-pura jadi sepasang kekasih didepan ibuku, selain itu kita hanya partner kerja"

"Kau..."

"Dengar, aku hanya menganggapmu teman. Berhentilah menganggapku kekasihmu, kau hanya beruntung karna ibu mengenalmu dari kecil dan dia pikir kau wanita terbaik untuk anaknya. Jangan pernah berpikir setelah mendapat dukungan dari ibuku kau lantas menyebut kita ini sepasang kekasih, tidak semudah itu"

             Chitra terdiam. Semua yang dikatakan Billy benar. Dia memang terlalu berharap bahwa pria itu menjadi kekasihnya. Ibu Billy mungkin menganggap mereka sebagai pasangan kekasih. Tapi tidak dengan Billy.

            Pria itu hanya tidak ingin menyakiti hati sang ibu. Maka dari itu, saat sang ibu mengatakan bahwa dia ingin Chitra menjadi kekasihnya, Billy hanya mengiyakan. Chitra saja yang terlalu terbawa perasaan. Hingga menganggap dia dan Billy benar-benar menjadi sepasang kekasih.

           Chitra bertingkah layaknya seorang kekasih. Awalnya Billy biasa saja tapi lama-lama bosan dan risih. Bukan dihadapan ibunya saja Chitra bersikap layaknya seorang kekasih. Dia bahkan dengan sengaja menunjukkan pada semua orang bahwa keduanya memiliki hubungan khusus.

"Pergilah chit, aku ingin istirahat" Usir Billy secara halus.

"Kau jahat" Kata Chitra sambil melangkah keluar. Meninggalkan Billy sendirian.

           Billy menghela nafas lelah. Tidak peduli dengan apa yang dikatakan Chitra. Biarlah dia dikatakan jahat. Jika itu bisa membuat Chitra menjauh darinya, tidak masalah.

🌺🌺🌺

          El sudah tau masalah Ahra. Fai sudah menceritakannya saat dia datang kerestoran. Prihatin tentu saja, namun dia tidak bisa melakukan apa-apa. Terkadang ada penyesalan karna tidak bisa berbuat sesuatu untuk orang lain.

"Hai El" Sapa seorang pria yang El tau namanya Aro.

            Dia yang kemarin muncul tiba-tiba dan asal nyeletuk saat El dan Fai mengobrol.

"Hai" Jawab El singkat.

"Apa kau sedang memikirkan sesuatu?"

"Tidak heheheh"El menunjukkan deretan giginya yang rapi.

"Baiklah, aku akan kembali kedapur" Kata Aro sambil melangkah meninggalkan El.

             Tidak lama Fai dan Ahra muncul. Ahra duduk disebelah El. Wanita yang umurnya paling muda itu membawa cemilan ditangannya. Meletakkannya diatas meja.

"Apa yang dilakukan Aro?" Tanya Fai penasaran.

"Tidak ada hanya menyapa seperti biasa" Jawab El sambil mengulurkan tangannya. Berniat mengambil cemilan Ahra. Dengan sigap, Ahra menjauhkannya.

"Heh, bagi sedikit sini, pelit sekali" Kata El masih berusaha menjangkau cemilan Ahra.

"Enak saja, aku susah-susah membuatnya" Kata Ahra cemberut.

"Sedikit saja Ahra" Rengek El.

"Berikan saja Ahra, kau seperti anak kecil saja" Kata Fai.

"Aku kan memang anak kecil" Kata Ahra sambil menunjukkan pose seperti anak kecil.

             El dan Fai sama-sama memutar matanya malas. Selalu begitu setiap mereka berkumpul bertiga.

"Oya, malam minggu nanti aku tidak bisa menginap ditempat kost" Kata El tiba-tiba mengingat janjinya dengan Billy.

"Kenapa?" Tanya Fai dan Ahra hampir bersamaan.

"Ada sedikit urusan" Jawab El berbohong.

"Owh.... Begitu"

"Iya"

          Untuk pertama kalinya El berbohong pada kedua sahabatnya ini.

"Ma'af ya sudah membohongi kalian, aku janji hanya kali ini saja aku berbohong" Ucap El dalam hati.

🌺🌺🌺

Gimana nie pendapat kalian tentang cerita ini??

Jangan pernah bosen buat vote dan koment cerita author ya....

Sayang kalian banyak-banyak😘😘😘😘



Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

936K 21.1K 49
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...
5.8M 280K 61
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA MANIEZZZ] Kisah 2 pasangan yang dijodohkan oleh orangtua mereka. Arlando jevin demort, cowok berusia 18 tahun harus men...
829K 30.9K 34
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...
727K 6.3K 19
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...