Sorry Seems To Be The Hardest...

By bucinxjensoo

142K 14.8K 1.5K

1 kata, Seribu Makna, berjuta sesal. Maaf. More

Kosong.
Tokoh.
Satu.
Dua.
Tiga.
Empat.
Lima
Selingan
Enam.
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
DuaBelas
Tigabelas
Empatbelas
LimaBelas
EnamBelas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Duapuluh Satu
Duapuluh Dua
Duapuluh Tiga
Duapuluh Empat
Duapuluh Lima
M A N T A N
Duapuluh Enam
TaWab
Duapuluh Tujuh
Duapuluh Delapan
Duapuluh Sembilan
Tigapuluh
Tigapuluh Satu
JAWAB AKU GAK!
Tigapuluh Dua
Tigapuluh Tiga
Tigapuluh Lima
Tigapuluh Enam
Tigapuluh Tujuh
Tigapuluh Delapan
Tigapuluh Sembilan
Empat Puluh
With Love, J
It's You
- NEW -
SUPRISE!!!!
The Sequel.

Tigapuluh Empat

1.9K 268 54
By bucinxjensoo

Vote komen Bosque!

Saat Jennie sampai di rumah, dia mendengar suara ponselnya berdering. Jennie tersenyum melihat siapa yang menelpon.

"Hey, Zu.." Sapa Jennie dengan ceria.

"Halo, Jen.. Gue ganggu gak?" Tanya Soojoo dari seberang.

"Enggak kok, kenapa Zu?"

"Besok kuliah sampe jam berapa Jen? Mumpung gue disini, jalan yuk.." Ajak Soojoo.

Jennie lupa. Kalau dari beberapa hari yang lalu Soojoo sedang libur dan pulang ke rumah orang tuanya. Karena sudah menolak ajakan Soojoo sebelumnya, dia merasa tidak enak.

"Besok jam 2 sih udah selesai. Hhmm boleh, jemput ya? Di kampus," Setelah menjawab seperti itu, Jennie mendengar Soojoo kegirangan.

"Heh, gitu aja seneng banget," Jennie menertawai tingkah Soojoo diseberang telpon.

"Hehehe sorry, abis gue seneng. Gimana dong? Yaudah, besok gue jemput jam 2 ya?" Setelah membuat janji, Jennie memutus panggilan itu dan bersiap untuk mandi.

Sementara di tempat lain, Jisoo yang juga baru sampai rumah bergegas mandi. Dalam kamar mandi dia mendengar suara notifikasi di ponselnya. Dan setelah mandi dia langsung dengan cepat melihat ponselnya itu. Kali aja kan chat dari Jennie.

Tapi ternyata bukan. Jisoo mengerenyit kan dahinya saat melihat pesan yang dia terima.

From: Mina

Ji.....

Sebenarnya Jisoo malas harus berhubungan lagi dengan Mina, cuma saat kemarin bertemu mereka sudah sepakat menjadi teman.

To: Mina

Ya?

Balas Jisoo singkat. Tidak sampai satu menit, dia sudah mendapat balasan.

From: Mina
Bokap, Ji...

Jisoo membasuh mukanya kasar. Selama berhubungan dengan Mina, dia tau kalau mantannya itu punya masalah tersendiri dengan ayahnya. Ayah Mina mungkin terlihat kalem dan tenang. Tapi terkadang, dia memaksa Mina untuk menjadi yang dia mau. Menjadi yang terbaik dalam hal apapun. Bahkan kenapa Mina sampai harus kuliah di tempat yang lumayan jauh dari tempat tinggal mereka pun karena paksaan ayahnya itu.

To: Mina
Kenapa lagi bokap? Lo dimana ini? Mau gue telpon?

Mereka teman kan? Perhatian Jisoo ini cuma sebatas perhatian teman kan?

Saat setelah mengirim pesan itu, ponsel Jisoo langsung berdering. Panggilan telpon dari Mina.

"Kenapa, Mina?" Jawab Jisoo dengan pelan.

"Ji.. Besok kuliah gak?" Tanya Mina cepat.

"Kuliah, sampai sore jam 4an lah.. Kenapa?"

"Boleh ketemu gak, Ji?" Nada suara Mina terdengar tidak yakin.

"Hhmmm, emang gak mau ngomongin sekarang aja?" Jisoo sebisa mungkin menghindari dulu kontak langsung dengan Mina seperti ini. Takut kalau kejadian di Mall saat itu terulang lagi.

"Gue takut bokap tau-tau masuk. Tapi kalau ganggu lo, yaudah gak papa gak usah," Jisoo mendengar nada suara Mina, rasa bersalah kemudian muncul.

"Yaudah, ketemu di kafe deket rumah lo aja ya? Yang biasa, paling gue sampai setengah jam dari kampus," Akhirnya Jisoo memutuskan untuk menemui Mina besok sore.

Semoga aja, gak ada kejadian aneh lagi.

**********

Jennie berjalan menuju halte kampus. Tadi saat selesai jam pelajaran, dia mengecek ponselnya dan Soojoo ternyata sudah menunggu dia di halte kampus.

Saat sudah dekat dengan halte, Jennie melihat Soojoo yang sudah berdiri manis disana.

Duh, kalau gak kepatil duluan sama sahabat nya. Udah kepedean gue deket-deket sama yang modelan gini.

Saat Jennie berniat jahil mau mengageti Soojoo, eh orang itu malah nengok duluan.

Tuh ya ampun, mama.. Ini temenan deket gak ada yang jelek apa ya?

Soojoo memberikan senyum lebarnya. "Hey, udah selesai?" Tanyanya.

"Udah dong.. Mau kemana nih kita?" Tanya Jennie antusias.

"Lo laper gak? Mau makan dulu?" Tanya Soojoo dengan sopan.

"Gak sih, tadi sebelum kelas siang gue makan dulu sama anak-anak,"

Soojoo mengangguk. "Yaudah yuk berangkat, tuh bus nya," Tunjuk Soojoo.

Ini yang Jennie suka dari Soojoo. Walaupun dia tau, kalau Soojoo juga berasal dari keluarga yang berkecukupan. Tapi dia ya tetap apa adanya seperti ini. Lebih senang naik kendaraan umum, katanya dia akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman yang dia ajak pergi itu. Benar saja, sepanjang jalan mereka asik mengobrol membahas apa saja.

"Eh, Zu. Ini kita mau kemana sih?" Tanya Jennie penasaran.

"Itu.. Lagi ada pameran sama pemutaran film Prancis. Kata lo waktu itu, lo lagi suka sama yang berbau bau Prancis sama mau belajar tentang Prancis," Jelas Soojoo dengan santai.

Jennie melihat Soojoo dengan senang. "Bener, Zu? Aaaakkk.." Jennie kegirangan.

Soojoo mengangguk menjawab pertanyaan Jennie itu, Jennie jadi tidak sabaran dan membahas tentang ketertarikan nya itu pada negara dan kebudayaan Prancis. Soojoo tertawa berkali kali saat mereka sampai, Jennie yang senang berubah menjadi kekanakan.

Pertama mereka mencoba untuk menonton film yang berasal dari Festival Film Prancis, selama menonton satu fakta yang baru Soojoo tau. Jennie berisik saat nonton, mungkin karena dia exited. Atau memang ya begini aslinya Jennie. Soojoo beberapa kali menekan pipi Jennie dengan telunjuknya saat Jennie mengoceh sambil memakan popcorn. Gemas.

Setelah menonton film, mereka memutuskan untuk berkeliling melihat pameran tentang kebudayaan dan seni dari negara Prancis. Jennie makin antusias, berjalan dengan cepat melihat bagian demi bagian dari pameran itu. Saking antusias nya, dia sampai lupa kadang dia mengabaikan Soojoo dan fokus dengan apa yang dia lihat. Saat Jennie menoleh melihat Soojoo, Jennie tersenyum. Soojoo juga menikmati melihat pameran ini, terlihat dia sedang fokus melihat salah satu cerita tentang satu benda peninggalan bersejarah. Dengan jahil, Jennie mengambil ponsel dari kantong celananya. Membuka aplikasi kamera, lalu..

"ZU...!!!" panggil nya mengagetkan Soojoo dan mengambil foto ekspresi Soojoo setelah dia panggil.

Jennie tidak jadi tertawa saat melihat hasil dari jepretannya itu. "Ih! Kok curang, kaget aja cakep!" Kesalnya.

Soojoo tertawa. "Makasih loh udah di puji, jadi pengen nyungsep nih," Lantas mereka terawa bersama.

Jennie benar-benar menikmati harinya itu, Soojoo selalu tau cara membuat Jennie tidak bosan saat mengajaknya pergi. Saat sedang berjalan, tiba-tiba Jennie mendengar sesuatu.

KRUUUUKKK ~

Jennie tertawa, sampai orang sekitar mereka melihat Jennie dengan pandangan sebal. "Eh maaf maaf," Jennie kemudian menarik Soojoo ke pinggiran.

"Laper? Bilang dong Zu..." Tegur Jennie.

Soojoo menyeringai, "Maaf, abis lo asik banget dari tadi. Balik dari sini, makan yuk? Ada tempat makan enak deket sini, baru abis gitu pulang," Jennie menyetujui ajakan Soojoo.

Soojoo memaksa tetap melanjutkan melihat lihat pameran sampai selesai. Dia bilang, dia bisa menahan laparnya sedikit lagi. Tapi Jennie menangkap gelagat aneh dari Soojoo setelah itu, Soojoo terlihat cemas.

"Zu, capek? Apa laper? Yaudah yuk makan sekarang," Tawar Jennie.

Soojoo menggeleng, lalu membawa Jennie duduk di pojok lahan pameran.

"Jen.." Panggil Soojoo pelan.

Jennie menoleh, dia heran dengan wajah Soojoo yang terlihat cemas dan gugup.

"Jen.. Itu.. Aduh, anu.." Kata Soojoo gugup.

"Kenapa, Zu?" Tanya Jennie lembut.

"Jen.. Gue suka sama lo," Soojoo menatap Jennie. Jennie membalas tatapan Soojoo dengan wajah tidak percaya.

"Gue gak maksud nembak sih, cuma mau lo tau aja. Tapi kalau lo bisa kasih gue kesempatan, ya gue mau jadi pacar lo,"

Jennie kaget dengan pengakuan Soojoo itu. Sama sekali gak pernah kebayang kalau Soojoo punya perasaan untuknya.

"Zu.. Gue gak tau mau ngomong apa," Jawab Jennie. Jujur dia bingung. Mungkin selama ini dia tidak peka. Kalau Soojoo mungkin sudah memberikan perhatian nya sejak mereka pergi berdua waktu itu. Dan memang sejak itu pun, mereka sama sekali tidak pernah membahas Jisoo. Soojoo pasti tidak tau tentang kedekatan nya dengan Jisoo. Bahkan apa yang sudah mereka berdua jalani.

"Gak papa, Jen.. Lo mau lanjut liat? Maaf ya Jen, kalau lo gak nyaman. Kalau mau balik, gak papa kok," kata Soojoo lantas menundukkan kepalanya.


"Makan dulu, yuk. Lo laper kan?" Soojoo hanya mengangguk.

"Yaudah, ayo kesana," Lagi, Soojoo hanya mengangguk.

Jennie menarik ujung baju Soojoo pelan, "Zu, jangan gini dong. Gue sedih jadinya," Kata Jennie dengan melas.

"Maaf, yaudah ayo makan yok," Soojoo mencoba memberikan senyum nya.

Tempat makan yang di maksud Soojoo berada tidak jauh dari tempat festival. Dengan berjalan kaki, Soojoo mencoba untuk memperbaiki keadaan seperti tadi sebelum dia mengungkapkan perasaan nya.

Saat sampai, mereka langsung memesan makanan dan membayarnya di kasir. Saat Soojoo hendak membayar, mereka berdua mendengar nama Soojoo di panggil.

Kaget bukan main Jennie melihat siapa yang memanggil Soojoo. Jisoo dan Mina yang sedang duduk di pojok kedai makan ini juga.

Memang sih, tadi Jisoo memberi tau kalau dia akan pergi dengan Mina. Katanya Mina mau bercerita tentang masalahnya. Dan Jennie merasa tidak punya hak untuk melarang Jisoo. Tapi kenapa mereka harus bertemu sih? Itu pikir Jennie sekarang.

"Eh Jen, kita duduk sama mereka gak papa?" Tanya Soojoo ragu-ragu.

"Ya gabung aja, gak papa," Jennie menyanggupi. Lantas mereka berdua menghampiri Jisoo dan Mina.

"Hey, Ji.. Dah sembuh tangan lo?" Tanya Soojoo, Jisoo yang sedang minum hanya membalas pertanyaan itu dengan acungan jempol.

Kini Jennie dan Soojoo duduk berhadapan dengan Jisoo dan Mina.

"Sorry ya gue belum sempet jenguk, besok rencananya gue mau ke rumah lo. Eh malah ketemu disini," Kata Soojoo basa basi.

Jisoo melirik ke arah Jennie yang sedang memainkan ponselnya. Sayang Jennie tidak menyadari itu.

"Parah lo, Zu. Bukan nengokin Jisoo, malah jalan-jalan," Saut Mina.

"Hehehe ya abis, gue kesini kan emang banyak urusan," Soojoo mencoba mengeles.

"Urusan apa sih, sok sibuk banget," Mina masih saja merocos.

"Urusan sama calon pacar, ya Jen ya?" Goda Soojoo pada Jennie.

Mendengar perkataan Soojoo, Jennie panik apalagi setelah mendengar suara batuk Jisoo yang tersedak minuman. Jennie bingung.

"Loh? Lo sama Jennie? Bukannya Jennie sama Jisoo?" Tanya Mina (sok) polos.

"Hah? Jennie sama Jisoo? Gimana maksud lo, Mina?" Soojoo bertanya penasaran.

"Eh, Zu itu kayaknya nomer makanan kita deh," Jennie mencoba untuk mengalihkan.

Jisoo bingung, kenapa Jennie mesti panik? Kenapa dia tidak menjawab aja kebenaran seperti yang Mina katakan? Dan kenapa Soojoo mesti terlihat panas?

"Gak gak, entar dulu. Apa maksud Mina? Lo lagi deket sama Jisoo, Jen?" Soojoo tidak pantang menyerah.

Tidak hanya Soojoo yang cemas menunggu jawaban Jennie. Jisoo juga, dia berharap Jennie mau mengatakan tentang kedekatan mereka.

Tapi Jennie memilih diam. "Wah wah," Kata Soojoo sambil menggelengkan kepalanya, lantas dia berdiri dan mengambil pesana dia dengan Jennie. Awalnya Jennie panik, takut Soojoo marah dan pergi. Tapi dia bisa sedikit lega karna Soojoo hanya mengambil pesanan mereka.

Namun Jennie salah, saat Soojoo kembali ke meja mereka. Jennie bisa melihat air mata Soojoo yang sudah menggenang. Matanya sudah merah sambil memaksakan senyum dan menggigit cemas bibirnya. Perasaan bersalah menghampiri Jennie.

Tapi setelah mengambil makanan, Sojoo bukannya duduk dan menikmati makanannya. Dia tetap berdiri di depan meja. "Gue ke toilet dulu ya," Ucap nya yang sudah tidak kuat menahan air matanya.

"Zu..." Panggil Jennie hendak mencegah Soojoo, namun terlambat.

Jennie benci keadaan seperti ini. Dia benci saat dia tau dia menyakiti hati orang lain. Selama ini Soojoo baik kepadanya, setiap hari mereka berkirim pesan. Bahkan seperti tadi, Soojoo selalu mengingat hal hal kecil yang Jennie ceritakan.

Jennie dengan wajah cemasnya, melihat ke arah Jisoo. Namun Jisoo membalas tatapan Jennie dengan tatapan penuh tada tanya.

Ya Tuhan, aku harus apa? Kata Jennie dalam hati.

To be continued ~

***************

Holah, gue double up. Tapi cerita nya beda. Hahahaha.

Maaf ya kalau disini gue gak bisa sepanjang disebelah. Kalau di sebelah gue harus menceritakan detil demi detilnya satu persatu.

Dan lagi-lagi karena draft cerita gue ilang. Gue jadi rada meraba-raba lagi ke alur cerita ff gue.

Gue juga gak mau keburu buru jadinya dalam satu chapter cuma bisa satu konflik. Kasian kalo kebanyakn hahahah.

Maaf juga kalau yang disebelah akan lebih lama update nya. Karna ya itu, awal mula konflik nya kan gue mesti jabarin satu persatu, jadi karena sekarang gue masih mengira2 apa ya kemarin detilnya, gue jadi butuh waktu lebih lama buat update.

Duh, Soojoo manis juga. Udah lah dia ama Jennie aja ya? Biar si Jisoo jomblo aja lah. Wkwk.

Ayo gaes, kutunggu vote dan komen kalian.

Bye bye,
See you next chapter! ❤

Continue Reading

You'll Also Like

818K 59.8K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
58.9K 8.4K 53
Berceritakan kisah cinta rumit yang tidak tahu endingnya akan seperti apa dan bersama siapa. Kim Jisoo, berada dalam situasi sulit. Keputusan apa yan...
YES, DADDY! By

Fanfiction

315K 2K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
333K 35.8K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...