I'm (not) Fine โœ”๏ธ

By ThunderLin_

116K 11.5K 909

[DRAMA] "Terkadang dibalik senyumannya, sebenarnya dia menyembunyikan masalahnya" - Anonim __________________... More

BAB 00 ๐Ÿพ PROLOG ๐Ÿพ
BAB 01 ๐ŸพA Bit of Tired๐Ÿพ
BAB 02 ๐Ÿพ Hide and Seek๐Ÿพ
BAB 03 ๐Ÿพ Warm Your Smile ๐Ÿพ
BAB 04 ๐Ÿพ Feelings of Solitude ๐Ÿพ
BAB 05 ๐Ÿพ Don't Get Sick ๐Ÿพ
BAB 06 ๐Ÿพ Night Tales with Haechan๐Ÿพ
BAB 07 ๐Ÿพ Collapse One, Destroyed All ๐Ÿพ
BAB 08 ๐Ÿพ Checking Up ๐Ÿพ
BAB 09 ๐Ÿพ Need To Changes ๐Ÿพ
BAB 10 ๐Ÿพ Don't Sorry to Me ๐Ÿพ
BAB 11 ๐Ÿพ Everything Will be Fine ๐Ÿพ
BAB 12 ๐Ÿพ Our Concert ๐Ÿพ
BAB 13 ๐Ÿพ Meaning of Happiness ๐Ÿพ
BAB 14 ๐Ÿพ Out of The Blue ๐Ÿพ
BAB 15 ๐Ÿพ Bad Liar๐Ÿพ
BAB 16 ๐Ÿพ Fine or Not Fine ๐Ÿพ
BAB 17 ๐ŸพThe Truth Story ๐Ÿพ
BAB 18 ๐ŸพThe Reason Behind It ๐Ÿพ
BAB 19 ๐Ÿพ Renjun's Mother ๐Ÿพ
BAB 20 ๐Ÿพ Still Hate๐Ÿพ
BAB 22 ๐Ÿพ He Is Back ๐Ÿพ
BAB 23 ๐Ÿพ That's Okay ๐Ÿพ
BAB 24 ๐Ÿพ I Think, I'm Fine ๐Ÿพ
BAB 25 ๐Ÿพ Be Friend ๐Ÿพ
BAB 26 ๐Ÿพ See You Again : END๐Ÿพ
๐Ÿพ EPILOG ๐Ÿพ
Extra 01 ๐Ÿพ In The Subconscious ๐Ÿพ
Extra 02 ๐Ÿพ I am You ๐Ÿพ
Extra 03 ๐Ÿพ Thats Your Choose ๐Ÿพ

BAB 21 ๐Ÿพ Forgive Me ๐Ÿพ

2.7K 250 51
By ThunderLin_

Part 21 | Forgive Me

Tolong maafkan aku,

Andai saja hari itu aku memperjuangkannya, mungkin kau tidak akan menderita,

Namun, aku tidak berharap jika kita kembali seperti sedia kala

Bagaimana pun juga ini memang pantas untukku.

🐾🐾🐾


Para Dreamies terlihat duduk di kursi panjang di depan kamar rawat Renjun seraya menunggu Dokter Kim selesai memeriksa bagaimana perkembangan Renjun. Raut wajah mereka benar-benar penuh harap mendapat laporan yang baik.

Jisung yang duduk menyandar pada Jaemin bergumam lirih. "Hyung, Renjun hyung akan segera sadar, kan?"

Jaemin mengelus kepala anggota termuda itu dengan lembut. "Tentu saja, Renjun akan segera sadar. Tidak mungkin dia akan membiarkan kita menunggunya terus, sedangkan dia masih terlelap begitu."

"Kenapa Renjun hyung harus merasakan ini semua? Apa Tuhan membencinya sampai memberi cobaan berat padanya?"

Rentetan pertanyaan itu terlontar dari bibir tebal Jisung dengan suara yang bergetar, merutuki dirinya sendiri yang tidak pernah menyadari kalau dibalik keceriaan dan senyuman Renjun itu ternyata sedang berjuang untuk hidup. Melawan penyakit yang bahkan sampai sekarang belum ditemukan obatnya.

Jaemin yang mendengar pertanyaan itu termenung. Pertanyaan yang sama pun hinggap di kepalanya. Kenapa harus Renjun yang mengalami semuanya?

"Karena Tuhan tahu kalau Renjun dapat melewatinya. Cobaan yang terus diberikan kepada Renjun menandakan kalau Tuhan menyayanginya. Dia ingin melihat seberapa semangat Renjun menghadapinya," ucap Mark lembut.

Pemuda beralis camar itu menghampiri Jisung dan mengelus rambutnya. "Jadi, percayalah kalau Renjun akan baik-baik saja. Walaupun aku sama takutnya, tapi aku yakin dia akan bisa melewatinya," sambungnya.

Jisung yang masih menyandar pada bahu Jaemin menganggukkan kepalanya, tetapi ...

KRIET ...

Pintu ruangan Renjun terbuka.

Haechan langsung menodong dokter yang memeriksa Renjun dengan pertanyaan. "Dokter Kim, bagaimana kondisi Renjun? Apa ada kemungkinan dia akan segera sadar?"

Dokter Kim menepuk bahu Haechan kemudian mengusapnya pelan. "Saya tidak dapat memberi harapan lebih pada kalian. Tapi, bersabarlah. Dia hanya memerlukan dorongan semangat dan doa dari kalian semua," jelasnya.

"Maksudnya?" Jeno bertanya bingung.

Dokter Kim mengulas senyum kecil. "Renjun telah melewati masa kritisnya."

Haechan dan yang lainnya membulatkan mata mereka.

"Itu artinya ..." Haechan tidak melanjutkan kalimatnya. Dia terlalu terkejut dengan penuturan Dokter Kim.

Dokter Kim mengangguk. "Ya, kemungkinan besar Renjun akan segera sadar," ujarnya.

"Syukurlah."

Para Dreamies bernapas lega. Mereka bersyukur karena Renjun dapat melewati masa kritisnya tanpa ada permasalahan yang lain. Sehingga harapan untuk kembali sadar sangat besar.

"Tapi, ada yang harus saya bicarakan dengan orang tua Renjun. Apa kalian melihat di mana keberadaan Nyonya Huang?" tanya Dokter Kim serius.

"Beliau tadi pergi bersama Win Gege, sebentar lagi juga datang," jawab Chenle, lalu dia melihat ke koridor. "Ah, itu mereka sudah datang," lanjutnya ketika mendapati kedua orang itu berjalan menuju kemari.

Mama Huang yang sampai menatap bingung. "Ada apa?" tanyanya.

"Ada yang harus saya bicarakan dengan Anda, Nyonya. Ini tentang Renjun," ujar Dokter Kim.

Mama Huang yang awalnya kebingungan segera mengubah raut wajahnya menjadi serius. "Baiklah."

"Mari, kita bicarakan di ruangan saya," ajak Dokter Kim.

Mama Huang mengangguk. Beliau menatap semua Dreamies. "Anak-anak, Mama tinggal sebentar. Kalian tunggu saja Renjun, kau juga Sicheng-ie," kata beliau.

"Iya, Ma."

Setelah itu, kedua orang dewasa tersebut meninggalkan para remaja yang kini menunggu. Sicheng segera mendudukkan dirinya di sebelah Chenle, membuat anak itu langsung memeluknya dengan erat.

"Ge," bisiknya pelan.

"Gege tahu."


🐾🐾🐾

Shuhua dan Yuqi baru saja tiba di depan gedung rumah sakit. Mereka segera berjalan masuk ke dalam untuk segera menjenguk Renjun. Namun, tanpa di sengaja, keduanya bertemu dengan Lucas dan Yangyang di koridor.

"Lucas!" sapa Yuqi dengan tangan melambai.

Lucas yang merasa dipanggil mengedarkan pandangannya. Lalu, dia pun menemukan keberadaan temannya ketika mengikuti acara ragam di Cina. Pemuda HongKong itu membalas lambaian tangan tersebut. "Yuqi!"

Yuqi dan Shuhua menghampiri mereka.

"Apa kau ingin menjenguk Renjun?" tanya Lucas yang dibalas anggukan oleh kedua gadis di depannya.

"Aku mendengar berita kalau ada kecelakaan yang menimpa anggota kalian. Jadi, aku ingin menjenguknya juga," ujar Yuqi.

"Ah begitu." Lucas mengangguk paham. "Ya sudah, kita bersama-sama ke sana. Aku juga ingin menjenguknya," ajaknya.

"Um."

Ketika keduanya sedang berbincang sambil menuju ruangan Renjun, berbeda halnya dengan Shuhua yang sedari tadi menundukkan kepalanya karena Yangyang yang terus menatapnya dengan sorot dingin.

Hanya memerlukan waktu 10 menit, mereka tiba di koridor ruang rawat Renjun. Dapat keempatnya lihat di sana sudah ada Dreamies dan Sicheng yang menjenguk.

Lucas menyapa mereka dengan senyum lebarnya. "Halo semuanya, bagaimana perkembangan Renjun?" tanyanya begitu sampai di depan mereka.

"Renjun sudah melewati masa kritisnya. Kita hanya perlu menunggu kapan Renjun sadar," jawab Haechan tenang. Kemudian, dia melirik ke arah dua gadis yang tampak berada di belakang Lucas dan Yangyang. "Eh, ada Yuqi-ssi. Bagaimana kabarmu? Apakah baik?" sapanya dengan sedikit sindiran.

"A-aa .. baik. Ehe," jawabnya canggung.

"Begitu ya, dan wah ... ternyata Shuhua juga ikut ya. Lama tidak bertemu denganmu, Nona Yeh," ucapnya melihat gadis yang semakin bersembunyi di balik punggung Yuqi.

"Mau apa kau kemari?" tanya Chenle dengan nada datar.

Bukan hanya Shuhua saja yang tersentak, tetapi mereka semua. Tidak menyangka kalau Chenle akan bertanya seperti itu, terlebih dengan nada datar. Raut wajahnya begitu dingin dan keruh.

Dengan pelan, Shuhua menampakkan dirinya penuh. Ia menarik napas panjang, kemudian menghembuskannya. Kepalanya diangkat untuk melihat tatapan kebencian yang dilayangkan oleh mereka.

DEGH!

Dalam hati Shuhua merasa miris pada dirinya sendiri yang dibenci oleh teman-teman dari orang yang dia cintai. Tapi, itu bukan keinginan Shuhua.

"Aku ... aku ingin menjenguk Renjun," jawabnya gugup.

"Apa? Menjenguk?" Chenle mendengus sinis. "Ke mana saja kau selama ini? Kenapa baru sekarang kau menampakkan diri di depan kami secara langsung? Cih."

Sicheng segera memegang kedua bahu Chenle, lalu mengusapnya untuk menenangkan. Meski dalam kepalanya begitu banyak pertanyaan tentang apa yang sedang terjadi saat ini. Apa hubungan mereka dengan Shuhua? Memangnya ada masalah apa sebelumnya?

"Lebih baik kau pergi saja. Aku tidak mau melihat orang yang telah membuat kakakku sakit. Aku membencinya," ketus Jisung. Dia bahkan enggan untuk menatap wajah lawan bicaranya.

"Aku minta maaf!"

Shuhua berseru sambil membungkukkan tubuhnya. Matanya memejam dengan erat untuk mencegah air matanya keluar. Ia menggigit bibirnya menahan isak tangis.

Shuhua benar-benar menyesali semuanya.

"Angkat kepalamu," ketus Haechan.

Shuhua menggeleng. Ia tetap dalam posisi seperti itu. Membuat Haechan menahan diri untuk tidak menyembur gadis itu dengan kalimat tajamnya.

"Kenapa kau menundukkan kepala seperti itu?"

"Aku mengaku salah. Aku benar-benar minta maaf," sesalnya.

Haechan mendengus sinis. "Maafmu tidak akan mengubah apa yang sudah terjadi, Nona. Kau menghancurkan kepercayaan kami yang berharap kalau Renjun mungkin senang karena sudah menemukan sandarannya."

"Itu bukan keinginanku."

"Lantas siapa!? Katakan!" Jisung membentaknya. Dia tidak memedulikan kalau gadis itu dua tahun lebih tua darinya.

Jaemin bangkit dari posisinya. Berjalan menghampiri Shuhua yang masih menundukkan kepalanya. Ia berdiri tepat di depan gadis itu.

"Jangan terus menundukkan kepala, lebih baik kau jelaskan semuanya," katanya dengan nada dingin. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana.

Shuhua menegakkan tubuhnya, tetapi masih dengan pandangan yang melihat ke bawah. Membuat lelaki di depannya mendengkus. "S-sebenarnya, aku punya alasan kenapa menjauhi Renjun. T-tapi itu bukan keinginanku," ungkapnya.

"Maksudmu?" Jeno menatap selidik.

Shuhua meneguk ludahnya gugup. Ia melirik ke kanan sebentar, lalu ke depan kembali. Jaemin masih menatapnya dengan sorot yang dingin.

"Sebenarnya ..."

[ FLASHBACK ON ]

Semenjak dia menjadi dekat dengan anggota NCT Dream yaitu, Renjun, gadis itu merasa bahagia. Pemuda itu begitu baik dan perhatian. Walaupun sifatnya terkadang menyebalkan karena selalu mengatakan hal yang jujur. Sekalipun mengomentari cara berpakaiannya yang katanya terlalu terbuka dan itu terlihat norak.

Ck, dan berakhir Shuhua yang memukul lengan Renjun dengan kencang dan hanya dibalas tawa kecil oleh pemuda itu. Meskipun begitu, Renjun adalah orang yang enak untuk diajak bercerita. Lelaki itu dapat memberikannya banyak saran dan motivasi.

Kedekatan mereka berjalan dengan lancar selama delapan bulan tanpa adanya yang mengetahui. Keduanya terlalu takut untuk mempublikasikannya secara langsung karena menghargai perasaan para penggemar. Walaupun mereka ingin juga merasakan kebebasan dalam menjalani hidup sebagai manusia biasa, bukan dipandang sebagai publik figur.

Dan ketika hubungan mereka berjalan selama itu, kedua agensi masing-masing mengetahuinya. SM Entertainment tidak terlalu mempermasalahkan hubungan mereka asalkan tidak mengganggu dalam aktivitas sebagai idol. Sedangkan agensi yang menaungi grup Shuhua, ada sedikit permasalahan di sana.

Gadis yang berstatus anggota termuda tersebut dipanggil untuk menghadap atasannya.

"Shuhua, apa kau tahu kenapa saya memanggilmu?" tanya pria yang merupakan sang atasan di agensi tersebut.

Shuhua menganggukkan kepalanya. "Tentu, PD-nim."

PD-nim menghela napas pelan. Beliau membuka Ipad-nya, terlihat sedang menelusuri mesin pencarian. Tak lama kemudian, beliau memperlihatkan sesuatu pada Shuhua.

"Coba kau baca dan pahami, setelah itu saya akan memberimu pilihan."

Shuhua menerima tablet tersebut dan melihatnya. Ternyata itu sebuah artikel yang memuat tentang dirinya yang terlibat skandal kencan dengan salah satu idol pria dari boy group asuhan SM Entertainment. Ia terus membacanya sampai selesai.

Setelahnya, Shuhua terdiam sejenak. Kepalanya diangkat untuk melihat pimpinan dari perusahaan tersebut.

"Bagaimana? Apa pendapatmu?"

"Apa ... memiliki hubungan dengan lawan jenis itu termasuk skandal ya? Padahal kami juga manusia yang ingin merasakan bagaimana jatuh cinta dengan lawan jenis. Tapi ..."

Shuhua tidak mampu melanjutkan kalimatnya. Ia segera mengembalikan tablet tersebut kepada PD-nim setelah membaca beberapa komentar negatif yang dilayangkan kepadanya dan juga Renjun.

Apa sesulit ini? Entahlah.

"Memang begitulah risiko menjadi seorang idol. Kehidupan mereka akan terus terekspos sekalipun tentang kabar kencan. Walaupun jatuh cinta bukanlah sebuah skandal. Akan tetapi, kalian berpengaruh untuk para penggemar yang mencintai kalian. Sebenarnya saya tidak ingin mengatakan ini," jelas PD-nim serius.

Beliau menatap lurus pada Shuhua yang berdiri dengan tegang. Entah kenapa perasaan tidak enak hinggap di hatinya.

"Untuk menghindari skandal semakin membesar, bisakah kau menjauhi idol pria itu? Ini demi karir kalian ke depannya."

DEGH!

'Tidak, jangan,' seru Shuhua dalam hati.

Hanya dalam hati, karena dia tidak mampu untuk mengutarakannya. Karir grupnya yang dipertaruhkan. Ia tidak mau hanya karena ulahnya, semua member yang merasakan.

Maka dari itu, setelah pembicaraannya dengan PD-nim, Shuhua meminta bertemu dengan Renjun di dekat sungai Han pada malam hari.

"Jadi, ada apa kau meminta bertemu malam-malam begini? Cukup dingin," kata Renjun sambil berdiri di sebelah Shuhua sambil memandangi sungai Han yang tampak indah di malam hari.

Ah, dulu Renjun sering membayangkan kalau dia bisa ke sini bersama dengan seseorang yang dicintainya. Menggenggam tangannya dengan erat dan berbagi kehangatan didinginnya malam. Dan sekarang semua itu menjadi kenyataan. Dia bersama dengan seseorang itu.

"Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu. Ini tentang ... kita," katanya memelan di akhir kalimat.

Renjun segera menoleh dengan cepat ke arah Shuhua. Menaikkan sebelah alisnya heran. "Maksudmu?"

GLUP!

Shuhua mendadak kelu. Ia memejamkan matanya sejenak untuk memantap diri mengatakan hal itu pada Renjun.

"Hua'er?"

"Huang Renjun, mulai hari ini kita perlu saling berhubungan lagi. Anggap saja kita tidak pernah dekat atau bahkan saling mengenal secara personal. Kita kembal seperti dulu saja, bersikap profesional sebagai sesama artis," ujar Shuhua datar.

DEGH!

"K-kenapa? A-apa karena artikel yang mencantumkan tentang skandal kita itu?! Jawab Yeh Shuhua!"

"Bukan masalah itu saja! Tapi aku ingin menjauhimu. Itu saja! Sudahlah aku pergi!"

Setelah mengatakan itu Shuhua pergi meninggalkan Renjun menuju mobil yang membawanya kemari. Berusaha untuk tidak menoleh ke belakang dan membuat air matanya meleleh.

Rasanya ada yang sakit dalam hatinya.

'Maafkan aku, Renjun. Maaf.'

[ FLASHBACK OFF ]


"Dan sejak saat itu aku berusaha untuk tidak berhubungan dengannya sampai kabar kencan itu mereda. Aku juga menahan diri untuk tidak menjenguknya ketika tahu dia sakit sehari setelah menemuiku. Kalian pikir aku tidak tersiksa apa? Aku juga sama sakitnya," Shuhua mengalihkan pandangannya seraya menahan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. "Dan menerima risiko harus menanggung kebencian dari kalian. Seharusnya dulu aku tidak menyerah begitu saja. Tapi ... tapi ..."

Shuhua menggelengkan kepalanya. Yuqi segera mendekapnya dan mengelus kepalanya untuk membuatnya tenang.

Permasalahan tentang cinta merupakan hal yang sulit untuk seorang idol. Ketika ada kabar kencan, maka idol perempuanlah yang akan menerima banyak komentar. Menjadikan para idol harus menutupi hubungan asmara mereka dari publik.

Lucas dan Sicheng hanya mampu memandangi mereka dengan raut penuh kebingungan. Sedangkan Yangyang mendekat ke arah Chenle dan duduk bersama di sana. Ia masih penasaran dengan permasalahan mereka.

"Kenapa kau tidak menjelaskannya pada kami, Shuhua-ssi?" tanya Jaemin dingin.

"Karena aku tak sanggup untuk menatap kalian. Perasaan menyesal masih membekas dalam hatiku," jawabnya parau. "Lagi pula kalian tidak pernah membiarkanku untuk menjelaskannya ketika bertemu di acara penghargaan."

Para Dreamies menghela napas kasar. Mereka tidak menyangka kalau masalahnya serumit ini. Dan lebih rumit karena Shuhua tidak menjelaskannya pada mereka.

"Karena kami marah padamu yang menjadi alasan Renjun hyung sakit," ketus Chenle.

"Maafkan aku," ucapnya menyesal.

Mark memejamkan matanya sejenak, lalu menatap Shuhua tenang.

"Sudahlah, kalau kami mengetahui sebab sebenarnya, mungkin semuanya tidak akan serumit ini. Hubungan kalian memang luar biasa membuat pusing," katanya.

"Terima kasih," cetusnya terharu.

Kemudian, Shuhua melihat ke arah pada Dreamies yang lain. Mereka tampak mengalihkan pandangannya asal tidak bertatapan dengan Shuhua.

Lucas yang ada di sebelah Haechan menyenggol anak itu. Membuat Haechan menatap sengit padanya.

"Sana, bilang sesuatu."

"Ck," Haechan berdecak sebal, lalu menatap Shuhua malas. "Ya sudahlah, semuanya sudah jelas."

Mereka menganggukkan kepalanya, kecuali dua bungsu yang masih memalingkan pandangannya mereka. Membuat yang lebih tua merotasikan matanya malas.

Sicheng mencubit pelan pipi Chenle. "Hei, katakan sesuatu."

"Ck, ia aku memaafkannya," katanya malas.

"Jisung-ie," panggil Jaemin.

"Aku tetap kesal dan membencinya," ketus si bungsu itu.

"Jisung!"

"Iya, iya! Tapi tetap saja aku marah karena dia pernah membuat Renjun hyung sakit!"

"Astaga ..." Jaemin mengelus dadanya sabar.

"Sudahlah, tak apa. Aku mengerti," kata Shuhua menenangkan lelaki itu.

Jaemin menganggukkan kepalanya paham.

"Jadi, bolehkan aku untuk menjenguknya?" Sekali lagi Shuhua meminta izin agar diperbolehkan membesuk orang yang pernah dan masih menjadi sosok paling dikagumi dalam hatinya.

Mata sipit Jisung dipaksa melotot dan berseru kesal. "Tidak boleh!"

"Jisung!"

🐾🐾🐾

To be continued

Akhirnya masalah Shuhua clear, tinggal sisanya ya. Lima chapter lagi plus epilog wkwkwk

Kaget bubu bikin Ig😭😭

Tolong selalu tinggalkan komentar positif untuk bubu. Berharap juga member lain segera bikin. Terutama Echan sama Njun 😭💚

💚HAPPY BIRTHDAY KIM JUNGWOO💚

#TheRaisingStarJungwoo

See you in next part

Vote and comment juseyo

Regards

💛Aprilia Hidayatul💚

Continue Reading

You'll Also Like

2.8K 256 36
Manusia SQ "TUHANNN, KENAPA TEMEN GUA KAGA ADA YANG WARASS" Jaemin. "Tau ga apa bedanya kamu sama kupu kupu. kupu kupu terbang dilangit, kalo kamu te...
64.3K 8.9K 49
Tentang perjuangan tanpa batas membela kebaikan dengan dalih kejahatan. Tentang solidaritas yang lebih dari sekedar formalitas. Dan tentang fakta bah...
150K 15.1K 38
[END] kisah kehidupan empat remaja asing yang disatukan oleh takdir sehingga terjalinnya tali persaudaraan. Menghadapi susah senang bersama dari keci...
252K 37K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...