Life Goes On || JJK

By Dinapple_

582 502 253

(FOLLOW SEBELUM BACA) Seorang penggemar asal indonesia yang mempunyai impian untuk bertemu sang idola di nege... More

Chapter 1: Bad day
Chapter 3: How meet
Chapter 4: Interested
Chapter 5: I want
Chapter 6: Be friend
Chapter 7: Wang's Family
Chapter 8: First kiss
Chapter 9: Heated debate
Hidden Chapter 9
Chapter 10: Exhausting day
Chapter 11: Lets date
Chapter 12: Lala's birthday plans
Chapter 13: You are grown up
Chapter 14: Happy birthday Lala
Chapter 15: Touching moment

Chapter 2: Strong

56 57 34
By Dinapple_

Please vote dan commentnya jusseyo🙏🏻


"Kau telat lagi? Atau dipecat lagi?" Sapa seorang wanita yang merupakan pelanggan tetap dicafe tempat vinka bekerja, pelanggan yang setiap hari selalu menggoda vinka jika ada kesempatan.

"Apa kau tidak ada pekerjaan lain, selain menggangguku im?"

"Sudah kubilang jangan menyebut margaku diluar rumah, kau ingin kupecat!!" Im Hari namanya, seorang wanita yang memang statusnya sebagai bos dari salah satu pekerjaan yang vinka miliki, hari adalah teman pertama vinka dikorea, sekaligus orang yang vinka anggap sebagai malaikatnya, karna hari lah yang menolong vinka disaat dia sedang menangis duduk dibawah pohon, tak tahu harus kemana, dengan mencarikannya tempat berteduh dan memberikannya pekerjaan sebagai baby sitter untuk mengurus anaknya yang menyandang disabilitas. Ya hari itu seorang single parent.

"Tidak perlu berteriak im, aku sudah berhenti kerja disini, saudara si pemilik sudah pulang dari ilsan dan akan bekerja disini lagi, hah memang nasibku yang menjadi karyawan pengganti" Menyenderkan punggungnya pada kursi cafe, vinka memejamkan mata sembari memijit pelipisnya yang berdenyut.

"Kalau begitu nanti jemput lala saja, aku ingin pergi berbelanja dengan teman-temanku, sekalian mungkin aku tak akan pulang malam ini. Lala nginap diflatmu saja"

"Lagi? Kau kan tau nanti sore aku ada pekerjaan--"

"Berhenti sajalah, sudah kubilang berapa kali, kau bisa mati jika terus menerus bekerja dari satu tempat ke tempat yang lainnya, kau butuh istirahat, aku akan menaikkan gajimu" Hari memotong ucapan vinka tanpa mempedulikan tatapan tajam perempuan dihadapannya itu.

"Baiklah aku akan berhenti, tapi kau berjanji akan menaikkan gajiku kan? Lagi pula mengurus lala itu menyenangkan, dan juga itu tidak melelahkan, call"

"Call. Aku pergi ya, setelah ini kau mau langsung pulang atau kemana? Kalau langsung pulang, segera jemput lala ya, dia pasti bosan dikamar. Hah jelas saja anak itu cacat" Terkekeh pelan sambil membayangkan anak satu-satunya hanya terbaring dikasur sepanjang hari, akan sulit untuknya bergerak karena memang anaknya hari itu seorang gadis penyandang disabilitas.

"Yaa im hari! Bisakah kau sedikit menghargai anakmu? Kau tidak tau dia sedang belajar menulis dan menggambar untuk ditunjukan padamu"

"Kau tau, aku tidak peduli, karena dia hidupku hancur, dibuang oleh keluarga, ditinggalkan kekasih yang sudah membuatku melahirkannya hanya karna dia cacat! Kalau hanya bodoh aku bisa saja bersyukur karena memang dia itu lucu, tapi ini? Sudah lumpuh, buta pula, bukankah dia menyusahkan"

Vinka mendengus mendengarkan perkataan wanita didepannya, memang wanita ini tidak pernah menyayangi putrinya itu, alasannya karena gara-gara dia, kekasih yang berniat menikahinya karena ingin bertanggung jawab atas putri mereka itu tiba-tiba menghilang entah kemana setelah mengetahui bahwa anak yang dilahirkan hari cacat, lalu hari dibuang oleh keluarganya akibat merusak reputasi baik keluarga mereka, itulah mengapa dia sangat membenci keluarganya. Masih untung hari itu kaya raya, saat dibuang keluarganya pun dia masih punya pekerjaan tetap dikantornya yang semakin lama jabatannya semakin tinggi dan tabungan yang jumlahnya tidak sedikit, itulah mengapa hari bisa menolong vinka saat gadis itu kesusahan, membayarkan uang sewa pertama flatnya dan memberikan sedikit uang makan untuk vinka dengan syarat mengasuh anaknya itu.

                                                    ***

Sesampainya dirumah sang teman, vinka langsung menaiki tangga menuju lantai dua, berjalan kearah kamar paling kecil dilantai itu, mengetuk pintunya dua kali sebelum membukanya perlahan. Begitu masuk langsung disuguhi pemandangan seorang gadis dilantai dengan posisi telungkup dan baju yg basah serta pecahan gelas yang melukai lututnya, mungkin gadis itu jatuh saat ingin mengambil air diatas nakas.

"Yatuhan, gwencahana lala yaa?" Vinka mengangkat tubuh kecilnya, membantunya duduk dikursi roda, bisa dia lihat mata gadis itu memerah seperti menahan tangis. Vinka berlari kekamar mandi mengambil sedikit air hangat menggunakan gelas besar yang ada dikamar mandi, lalu mengambil sapu tangan dari saku celananya untuk kemudian dia bersihkan luka pada lutut sang gadis, mengoleskan salep yang selalu dibawanya didalam tas dan menempelkan plester.

"Gomawo eonnie, aku sangat haus tapi air bahkan tidak mau menyembuhkan haus ditenggorakanku" Katanya dengan setetes air mata dan senyum yang dipaksakan.

"Air itu sungguh nakal ya, tidak mau menolongmu, tapi tenang saja, aku akan membujuknya untuk mau menyembuhkan haus ditenggorokanmu itu, jangan menangis, nanti tidak bisa memarahi si air" Mencoba menenangkannya, vinka membuat lelucon yang akhirnya bisa sang gadis tertawa. Setelahnya vinka turun ke dapur mengambil air dari dalam kulkas, dan segera naik kelantai dua untuk memberikan air itu pada lala, tak lupa menyodorkan dua bungkus gimbap yang dibelinya saat diperjalanan kemari, karena dia tau, gadis kecil itu pasti belum makan sama sekali.

                                                    ***

"Eonnie kau tau? Eomma bilang akan membelikankanku merchandise bt21 lagi, dengan syarat aku harus membersihkan kamarku, eomma bilang kamarku seperti gudang, kotor sekali, hehe aku kan tidak tau"

'Itu memang gudang lala, kau tinggal digudang selama ini'  batin vinka perih mendengar ucapan gadis kecil yang sudah dianggap seperti adiknya itu.

"Kau pasti bisa lala, eonnie akan membantumu nanti"

"Sudah pasti eonnie harus membantuku, pokoknya harus membantu ya. Aduhh aku tidak sabar untuk chimmy ku" Kata lala sembari mengepalkan tangannya bersorak kegirangan, membayangkan sesuatu yang menjadi favouritenya saat ini.

"Eonnie -"

"Nee?"

"Kalau tabunganku sudah banyak, mari kita pergi kekonser BTS, aku ingin tau bagaimana tampannya si worldwide handsome dan tentu saja kesayanganku jimin oppa, ya walaupun aku tidak bisa melihat mereka tapi aku bisa merasakannya kan, tenang saja eonnie akan aku traktir, semuanya"

"Lala yaa, tidak perlu menunggu tabunganmu banyak, kau bisa memintanya pada hari, dia pasti memberikannya, selama ini dia selalu memberikan apa yang kau mau bukan?"

"Benar, tapi eomma tidak pernah memberiku kasih sayang, hanya uang uang dan uang, dia tidak pernah berbicara lembut padaku".
Seketika kepalanya tertunduk, dengan wajah sedih lala meremas lututnya, sembari menggumamkan kata yang membuat vinka terpaku.

" Eomma bilang aku menjijikan, tidak pantas diperlakukan seperti manusia"

Oh wow, vinka jelas terpaku, merasakan matanya memanas, dia mendengus pelan sambil menggenggam jemari mungil itu. Ibu mana yang tega mengatakan hal tidak wajar seperti itu? Ya itu ibunya lala, im seol-a nama aslinya sang gadis yang sekarang berumur 10 tahun itu Jika ada pepatah mengatakan bahwa 'tidak ada orangtua yang tidak menyayangi anaknya sendiri', dan mungkin itu tidak berlaku pada lala. Seorang gadis kecil penyandang disabilitas yang seumur hidupnya dihabiskan dengan duduk dikursi roda, juga hanya kegelapan yang bisa dilihatnya. Disaat anak seumurannya bisa sekolah dan bermain, tapi tidak dengan lala, disaat anak seumurannya sedang tumbuh dengan kasih sayang dari orangtuanya, tapi tidak dengan lala. Namun lala punya kelebihannya sendiri, gadis itu cerdas, dia bisa mempelajari banyak hal dengan mudah, itu yang membuat vinka tidak menyia-nyiakan untuk mengajarinya semua hal yang tidak lala ketahui, mulai dari mengajari mengenal tentang huruf dan hangul dari a-z dengan cara menuliskannya dengan jari ditelapak tangan lala, agar lala bisa merasakannya langsung dan dengan cepat pula lala mempelajarinya, begitupun dengan angka, vinka mengajarinya mengenal angka seperti vinka mengajarinya mengenal huruf, karena sampai diumurnya yang sekarang lala tidak pernah tau apa itu sekolah, yang dia tau hanya menonton televisi dan mendengarkan musik, dari situlah lala belajar kosa kata pertamanya, disaat sang ibu lebih memilih memperkaya dan mempercantik diri tanpa peduli bagaimana kabar anaknya dirumah.

"Sudah, jangan sedih ya, lala sekarang punya eonnie lho, kalau ada apa-apa ceritakan saja pada eonnie, eonnie pasti bantu lala" Hibur vinka saat melihat mata lala mulai berkaca-kaca.

"Siap" Ujarnya lucu sembari mengangkat tangan membuat gestur hormat.

Kryuuukkk

Vinka terkekeh. "Mwoya? Kau lapar? Mau makan apa? Atau mau eonnie pesankan pesan antar?"

"Hmm, makanan apa itu yang pernah eonnie masak saat aku habis terjatuh dikamar mandi"

Berpikir sebentar, vinka lalu mengingat pernah membuat masakan khas indonesia untuk lala karena menangis terus setelah terjatuh dikamar mandi.
"Ah, itu namanya mie goreng, itu makanan indonesia, kau mau? Eonnie masih punya ramyun, kita bisa jadikan mie goreng" Mendapat anggukan dari sang gadis kecil, vinka langsung bergegas menuju dapur kecil disudut ruangan yang dia rancang sendiri, karna dia tinggal sendiri jadi agar flat kecilnya memilki dapur.

                                                ***

Drrrttt

"Aishh, siapa tengah malam begini menelpon, mengganggu orang tidur saja"

Diam, vinka tidak berniat untuk mengangkat telpon dari seseorang yang entah siapa, memang seorang vinka itu salah satu orang yang tidak bisa diganggu dalam tidurnya, selain dari itu, dia pun bisa tidur dimana saja, dimanapun dia mengantuk, dia bisa tidur saat itu juga.

Drrrttt

Drrrttt

Drrrttt

"Aishh, yeobuseyo!!" Dengan kesal vinka mengangkat telponnya yang bergetar berkali-kali.

"Apa kau baru saja membentakku?"

Vinka langsung bangun dari tidurnya dan terduduk, kaget setelah mengecek ulang nama penelpon itu, Im Hari.

"Eoh hari ada apa?" Sambil mengucek matanya, vinka akhirnya sepenuhnya sadar sekarang.

"Tolong ambilkan map didalam kamarku, seingatku ada diatas kasur, tapi tidak tau sekarang, aku lupa, tolong bawakan ke apartemen temanku sekarang, nanti ku kirimkan alamatnya"

"Mwo? Kau gila? Ini tengah malam im, dan lagi aku sedang tidur, mengantuk sekali, hoaam.. Ah lala juga sedang tidur, kalau ku tinggal nanti dia sendirian". Jawab vinka dengan pura-pura menguap, berharap im hari bisa melepaskannya kali ini, karena memang dia saat ini benar-benar mengantuk.

"Sekarang ayvinka, aku tunggu, aku benar-benar butuh, pakai mobilku saja, kebetulan aku pergi tidak membawa mobil, dan juga aku akan memberimu uang setelah ini, cepatlah"

Tuuutt

Sambungan terputus sepihak, ya mau tidak mau vinka harus melakukannya, selain karena im hari itu memang bos sekaligus temannya, juga karena uang yang dijanjikan wanita itu. Untuk urusan uang memang vinka selalu siap. Segera lah dia turun dari tempat tidur, melangkah kekamar mandi untuk sekedar mencuci mukanya, dan bergegas pergi, tak lupa mengunci pintu flatnya. Satu hal yang vinka lupa, dia masih memakai piyama tidurnya, piyama dengan gambar kukis kecil berwarna coklat, yang semua army tau namanya shooky, dengan sepasang sandal kanan dan kiri yang berbeda.

                                                  ***

Sesampainya dialamat yang diberikan hari, vinka langsung berjalan menuju elevator, dengan langkah gontai vinka masuk kedalam bersamaan dengan tiga orang lelaki memakai jaket hitam, lengkap dengan masker dan topi yang menutupi wajahnya, satu orang diantaranya memakai hoodie dengan masker dan terlihat membawa sesuatu seperti belanjaan.
Mereka berempat diam didalam, tak ada yang bergerak, hingga akhirnya vinka lah yang menekan tombol duluan, menekan tombol nomor 6 untuk tujuannya, kemudian menyenderkan kepalanya kedinding elevator sembari memejamkan mata.

Lift berhenti dan terbuka pintunya ditempat tujuan vinka, namun vinka tak menyadarinya, dia terlelap dengan posisi berdiri.
Sampai akhirnya.

"Nona? Anda tidak akan keluar? Ini sudah dilantai tujuan anda, segeralah keluar, karena tujuan kami dilantai berikutnya". Tanya salah satu dari lelaki didalam lift tersebut, yang otomatis menyadarkan vinka dari kebiasaannya tidur disembarang tempat.

" Apa? Sudah sampaikah? Oh maaf saya tidak tau karena sibuk bertelfonan dengan bos saya, terimakasih. Permisi". Sedikit membungkukan badan lalu berjalan keluar dengan sedikit terhuyung dan hampir terjatuh karena tersandung kakinya sendiri.

"Apa kalian melihatnya bertelfonan?". Tanya salah satu dari laki-laki dilift itu kepada kedua temannya.

" Tidak. Kurasa dia mabuk, jadi bicaranya melantur" Sahut salah satu lelaki berjaket hitam.

"Bukan hyung, sepertinya tidak mabuk, tapi mengantuk berat, kau tidak lihat dia masih menggunakan piyama dan sandalnya haha saldalnya berbeda."

"Yaa, bukankah dia army? Piyamanya itu menandakan dia fans nya yoongi hyung"

"Kau benar, hah sepertinya aku pernah melihatnya dimana ya?" Ujar lelaki berhodie, mengingat-ingat seperti pernah melihat gadis barusan.

"Ya jungkook ah, dia yang malam itu menghentikan mobil kita karena menolong kakek-kakek, benarkan?"

"Ahh iya, tapi wajahnya kusut sekali, jadi aku tidak begitu mengingatnya, wahh ingatanmu bagus jimin ssi". Lelaki yang bernama jungkook itu menyenggol-nyenggol lengan si pria disamping sambil terkekeh pelan.

Sedikit menunduk, salah satu dari ketiganya tepatnya sang lelaki yang menggunakan hoodie, mengulas senyumnya, terkekeh pelan sembari menggumam.

'Aku juga pernah melihatnya disuatu tempat, tapi dimana. Menarik'

[]

Jangan lupa vote dan komennya ya
Bora borahae💜

Continue Reading

You'll Also Like

440K 44.8K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
127K 1K 6
isinya jimin dan kelakuan gilanya
94.9K 10.5K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
51.3K 5.5K 20
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...