Entangled with The Jerk [AXTO...

By desschya

803K 49.5K 1.8K

Berawal dari sebuah kecelakaan dialami Juliet Carmen Axton, yang mengharuskan seorang Victor Melvin Dwight, C... More

WARNING
PROLOGUE [New Version]
01. Accident
Story Characters
02. Take Care Of
03. Who Are You?
THE DEVIL HELL (New story)
04. Annoying Man
05. Kisser
06. Go
07. Ex Boyfriend
Senandika (New Story)
08. My Familly (1)
09. Alkohol
10. Stupid Girl
11. Went
12. The Cold Man is Back
13. Who?
14. Touch Mine
15. Substitute
16. Angel-Hearted Devil
17. Sweet Smile
18. Kisser
NEW STORY
19. Juliet Attack
20. Still Loving You
21. Secret Mission
22. Secret Mission (2)
23. Worry
24. My Anxiety Part
25 You Are Mine Now
26. My Kitten
27. Melviner Company
28. Sun Garden
29. Identical
30. Be My Girl
31. My Queen
32. A Man's Promise
33. A Sudden Shot
34. Come with Me to Hell
35. Move Stocks
36. Try to Open Up
37. Dropped
38. Was Revealed
39. Numb
40. Disappeared
41. New York
42. still mine!
43. One Place
44. In Front of You
ATTENTION!
DELLURA
45. Will Return?
The Cruel Boyfriend 2
46. Important Secret
47. Over Protective
48. Having Fun
49. Begamo
EPILOG

50. Grateful to Have You

9.7K 544 32
By desschya

DON'T COPY MY STORY!

Selamat membaca semuanya!




"Kita butuh sidik jarinya," terangnya santai. Dale melakukan tersebut untuk akses masuk ke dalam ruangan selanjutnya.

Beberapa saat kemudian terdengar suara bom waktu, hal tersebut membuat mereka semua sontak melihat tiap sudut ruangan, terpasang bom waktu di setiap sisi ruangan. Dale terkekeh kecil, mahluk itu ingin bermain-main dengannya.

Victor mengepalkan tangannya saat mengetahui jika mansion miliknya akan diledakan, dia langsung merebut potongan tangan tersebut dari Dale lalu membuka akses tersebut menuju ruangan yang akan dia tuju, ada satu ruangan yang dia duga di sana ada seseorang.

"Aku butuh bantuanmu," kata Victor kepada Dale.

"Buat kesepakatan, hem?" tanyanya mengangkat satu alisnya.

"Kau melumpuhkan sistem pembajak tersebut, dan aku mendapatkan tujuanku," kata Victor, memang Dale datang bukan untuk ikut campur urusan Victor.

Dia ingin mencari sistem dan beberapa alat dicuri oleh pembajak tersebut, itu membuatnya harus turun tangan.

"Baiklah, aku sepakat."

Kini Dale dan Victor akan bekerja sama untuk meraih tujuan masing-masing.

***

Keduanya berhasil menerobos akses mansion ini, yang entah kapan Victor tidak mengetahui akses ini. Ternyata Marc menjadikan mansion nya di sini untuk markas dia bekerja di dunia gelapnya, memang bedebah sialan. Kini Dale sudah sampai di sistem yang akan diinginkannya, sedangkan Victor berlari menuju suatu ruangan. Ruangan yang rahasia milik Marchel—ayah kandungnya. Sesampai di ruangan rahasia ini dan ternyata aksesnya masih diterima, Victor masuk mengendap-endap.

Sepi, sunyi, dan gelap. Sampai ruangan tersebut terang beberapa bagian dan terang semuanya. Ada seseorang di sini selain Victor, dia terus melangkah menuju ruangan ini dan melihat tengkorak manusia yang sudah rapuh di kursi biasanya ayahnya ini bekerja.

"Katakan salam pada ayahmu di kursi kerjanya, atau kau akan menjadi anak durhaka," kata seseorang.

Jantung Victor berdegup kencang, dia terus melihat tulang manusia itu dengan tajam.

Apa maksudnya?

"Jika ingin ambillah fosil seorang Marchel Hezher," kata seseorang menggema dengan diiringi kekehannya. Tepat berada di belakang Victor, membuat pria tersebut melihat kearah belakangnya dengan mata tajam.

"Apa maksudmu?" tanya Victor. "Lalu kenapa kau ada di sini, Jordan?" tanyanya kembali.

"Kau tahu, orang yang membunuh ayahmu adalah diriku, dan aku telah membunuh ayahmu kembali, Marc. Bukankah kau sudah melihat mayatnya?" tanya Jordan tersenyum sinis.

"Kau ternyata mafia pembajak Benua Amerika Utara ternyata," kata Victor berdesis. Walau di dalam hatinya sudah berkobar kembali dendam.

Dia tidak menyangka jika jasad sesungguhnya ada di sini, di hadapannya ada ayahnya sudah menjadi tulang. Membayangkan mati didiamkan beberapa tahun di sini sampai menjadi begitu, membuat Victor dilanda emosi.

"That's right my Brother," kata Jordan dengan bangga.

"Lalu apa tujuanmu?"

"Membunuh ayahmu, membunuhmu dan mendapatkan Julietku."

Victor terkekeh sinis mendengarnya. "Bahkan kau tidak akan mendapatkannya, jangan percaya diri terlalu tinggi dude."

"Masa lalumu sudah kembali," katanya.

"Dia mati, dan aku tidak merasa rugi."

"Ah iya, sudah kuduga perempuan bodoh itu akan mati," kata Jordan kepada Victor. "Alice adalah mata-mataku sejak dulu, dia bahkan rela menikah sungguhan dengan sahabatnya Juliet, Nick. Aku menyuruhnya untuk mencari tahu bagaimana Juliet. Walau dia pernah meninggalkanmu saat keadaan hamil, tapi aku mengugurkannya dan saat aku mencoba tubuhnya dia menjadi hamil anakku."

Victor mengepalkan tangannya dalam keadaan tenang.

"Aku mengugurkan bayinya," kata Jordan menunjuk kearah samping dekat sofa ada tulang belulang kecil. "Itu fosil anakmu, Victor. Aku sengaja menyimpannya bersama si kakek yang kesepian."

Kedua kalinya dia melihat tersebut. Tulang kecil dan rapuh tersebut adalah anak kandungnya, dadanya berdenyut nyeri membayangkan betapa kejamnya manusia merenggut dia di dalam rahim yang belum waktunya untuk keluar. Matanya bersinar tajam dan berkaca-kaca merah, menahan rasa sakit di dalam hatinya. Napasnya menggebu hingga dia menjatuhkan pistol itu.

"Kau bermain-main denganku," kata Victor. "PERGILAH KAU KE NERAKA!"

"Lalu siapa lagi setelah mereka, ah iya aku tidak sabar melihat fosilmu bersama mereka. Atau selanjutnya anak di dalam rahim Julietku menemanimu?"

Victor yang sudah tidak tahan mendekat kearah Jordan kesal, dia mencoba tenang agar tidak bodoh melakukan sesuatu hingga kehilangan nyawanya. Hal yang dia ingat adalah Julietnya sedang menunggu kepulangannya.

"Kau bedebah sialan," kata Victor.

Dor!

"Sialan!" teriak Victor saat dia tertembak di paha kirinya. Dia baru menyadarinya jika sisi ruangan tersebut ada alat penembak hingga dirinya terkepung oleh teknologi.

"Ternyata alatku sangat berguna, kau tahu? Dia hanya bisa menembakmu, karena diriku tidak akan terkena sensornya," kata Jordan dengan bangga.

"Katakanlah selamat tinggal, atau kau bisa berpamitan dengan ayah dan anakmu sudah membusuk di akhirat itu." Victor melirik tulang itu kembali dengan rasa sedih, dia mencoba berdiri menghampiri meja kerja Marchell dulunya. Menatap dengan sedih, dan penuh dendam kearah Jordan yang tersenyum puas akan kelemahan Victor.

"Apakah kemampuanmu seperti ini? Tidak sepintar yang orang banggakan ternyata," kata Jordan meremehkan.

Tangan Victor terkepal di meja yang terbuat dari besi tersebut.

"Memang, aku tidak pintar," kata Victor kepada Jordan dengan wajah penuh dendamnya. "Tapi diriku cerdas."

Victor membuka laci meja tersebut dan menyingkirkan beberapa berkas di sana, ada tombol rahasia yang dia tekan hingga meja kerja tersebut membuka sisi kanan dan kirinya, memperlihatkan alat dan teknologi yang pernah diciptakan Marchel. Ayahnya menciptakan alat ini jika suatu saat nanti dalam keadaan genting, alat penembak dibalik meja kerjanya berbahan besi anti peluru.

"Ucapkan salamku di neraka kepada Marc," desis Victor langsung menekan sistem menembak.

Dor!

Dor!

Dor!

Tubuh Jordan langsung terpental saat tembakan tersebut mengenai kepala, jantung dan kakinya hingga dia tewas seketika. Celakanya alat penembak milik Jordan langsung berbunyi siap melesatkan peluru karena remot untuk mengontrol sistemnya hancur, Victor langsung bersembunyi di bawah meja saat mendengar alat itu penembak kearahnya membabi buta.

Dia tidak bisa bersembunyi terlalu lama, dan diam di sini. Karena ada beberapa ruangan yang sudah disimpan bom waktu.

"Sialan aku terjebak!"

***

Sebulan kemudian....

Juliet sedang berada di mansionnya menyiram tanaman dengan perutnya yang sudah membesar menginjak sembilan bulan. Terhitung dua minggu atau satu minggu lagi dia akan melahirkan. Raut wajahnya yang tenang membuat siapa saja melihat kearahnya tersenyum bahagia.

Bahkan semenjak Juliet hamil auranya berbeda nampak bersinar dan tambah cantik saja. Hentakan suara tersebut membuat Juliet mengalihkan pandangannya melihat Calvert berada di sana.

"Kau nampak cantik," kata Calvert melihat putrinya sangat cantik. "Bahkan akan menjadi ibu," lanjutnya,

Senyuman Juliet mengembang begitu saja. Dia memeluk ayahnya dari samping dengan erat, bahkan air matanya tidak sadar menetes, semenjak hamil dirinya memang sensitif sekali. Calvert mengusap wajah anak satu-satunya ini dengan penuh kasih sayang.

"Jadilah orang tua yang bijaksana, Dad percaya kau akan menjadi lebih baik nantinya. Kau akan merasakan betapa berharga seorang anak, seperti kamu. Berharga sekali dengan Dad, jangan menangis, Honey," katanya lembut.

"Aku sangat merindukannya, dia pergi dengan cepat," kata Juliet sendu kearah Calvert yang menatapnya iba.

"Ditinggalkan memang tidak mudah, tapi percayalah ini semua demi kebaikan kamu," katanya mengusap lengan Juliet.

"Dia pasti sangat bahagia di sana," kata Juliet tersenyum.

"Memang, dia beruntung mendapatkan kamu dan mempunyai bayi. Dia berhasil merebut anak Daddy begitu mudah," kata Calvert tersenyum manis.

Dia berusaha mencoba menenangkan Juliet yang nampak diterjang kembali rindu oleh sosok Victor, dia mengusap lengannya menenangkan. Tidak mudah bagi Juliet, tapi ini memang sudah resiko. Keinginan dan tuntutan dalam diri pria tersebut hingga pergi terlebih dahulu.

"Kau akan bertemu kembali dengannya."

Apakah dia akan kembali?

Hati Juliet merasa sedih jika dia membayangkan hidupnya ditinggal seperti ini tanpa sosok Victor, dia sangat dipenuhi kekhawatiran tentang pria tersebut yang tentunya sudah tidak khawatirkan lagi. Untuk hari ini dan seterusnya dia harus memikirkan dirinya sendiri, karena sekarang dia sedang berjuang sendirian.

"Ikut Daddy sekarang, kamu harus banyak beristirahat," katanya menuntun Juliet, ingatlah dia ayah yang sangat posesif terhadap Juliet. Karena hanya dirinya yang bisa menjaga Juliet untuk sekarang.

Saat di ruang tamu, Juliet sontak berlari saat melihat sosok yang dia rindukan di hadapannya.

"Hey jangan berlari, sweetie," kata Victor langsung berhambur memeluk Juliet ringan karena tidak ingin perut wanitanya tertekan olehnya.

Sudah tiga minggu Juliet ditinggal oleh Victor, karena pria tersebut sedang berada di Baltimore, Amerika Serikat. Urusan bisnis Victor semakin menjadi dan membuatnya sibuk, belum lagi perusahaan Hezher yang asalnya bernama Dwightzer itu dia ubah semuanya beserta orang-orang di dalamnya juga sistemnya. Victor memegang dua perusahaan besar sekaligus dan tidak mudah.

"Bagaimana perjalanan bisnismu?" tanya Calvert.

"Sudah stabil, hanya saja ada beberapa kendala," kata Victor.

"Apakah kau akan menginap di sini?" tanya Calvert kembali lalu dia melihat kearah Juliet dengan tatapan masih rindu.

Victor langsung melirik kearah wanitanya.

"Jadi bagaimana?" tanya Victor.

"Aku ingin kamu menginap di sini," kata Juliet, karena dia tahu Victor sesudah perjalanan bisnis akan seharian diam di ruangan kerja di mansion pria tersebut walau dia tidak diabaikan sama sekali.

"Baiklah, apa kau sudah makan hem?" tanya Victor.

Juliet menganggukkan kepalanya.

"Dia habis tiga piring menu makanannya hari ini, dan sehat tentunya." Victor terkekeh kecil lalu mengusap perut buncit Juliet lembut.

"Baguslah, sekarang kau tunggu di kamar aku akan menyusul," kata Victor.

"Aku ingin menyiram bunga kembali," kata Juliet menatap Calvert merajuk.

"Baiklah, kau akan ditemani asisten rumah tangga," kata Calvert.

Dia langsung memanggil asisten di sana menemani Juliet untuk menyiram bunga miliknya kembali, sedangkan Calvert dan Victor sudah biasa mengobrol bisnis dan hal-hal lain termasuk tentang pernikahan Victor dan Juliet.

"Setelah misimu sebulan yang lalu aku mengira kau akan akan mati," kata Calvert tanpa ada bahasa halus sedikitpun.

"Dale membantuku mematikan sistem dan bom waktu," kata Victor.

"Dia memang ahlinya," katanya mengingat bajingan kecil tersebut. "Bagaimana persiapan penikahanmu?" tanya Victor.

"Aku sudah mengurusnya."

"Jaga putriku, jangan kau kecewakan kembali. Sekali lagi kau melakukannya aku akan mengirimmu kepada Darren," katanya penuh tekanan.

"Tentu saja, dia sudah seperti nyawaku."

***

Victor melihat wanita yang berperut buncit tersebut bersenandung saat menyiram bunga, asisten yang menyadari kehadiran Victor langsung pergi dari sana membiarkan mereka berduaan di sana. Mengingat kejadian yang hampir saja membuatnya tewas dalam misi, dia beruntung bisa kembali melihat Juliet dan akan menikahinya. Juliet belum tahu sampai sekarang jika dia menjalankan misi, namun untuk luka tembak itu sudah memudar dan tidak terlihat karena dia menambah tato di pahanya bekas tembakan itu agar menyamarkannya.

Victor menangkap tubuh Juliet yang hampir terpeleset, dia menatap Juliet dengan tajam.

"Bagaimana jika tidak diriku?" tanyanya tajam. "Jangan pernah melakukan sesuatu berbahaya," lanjutnya.

Juliet menatap Victor jengah, bahkan dia menyiram bunga pun disebut berbahaya, memang pria posesif.

"Aku tidak apa-apa," kata Juliet walau sedikit meringis.

"Kenapa kau meringis? Perutmu sakit ataukah ada yang terluka? Aku akan panggilkan dokter membawa perlengkapan medisn—,"

Juliet menaruh telunjuknya di depan mulut Victor yang terus berkata.

"Kenapa pria dingin ini menjadi banyak bicara, hem?" tanya Juliet geli, hal tersebut membuat wajah Victor kembali dingin dan datar.

Juliet sudah terbiasa akan raut wajah pria tersebut, dia memegang bahu Victor erat dan berjinjit untungnya Victor sedikit membungkukkan diri karena Juliet mencium bibirnya sekilas.

"Jika kau ingin menciumku bilang, jangan berjinjit kau—,"

Cup.

Juliet mengecup kembali bibirnya. "Daddy bayiku ini sangat cerewet," katanya.

Victor tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang bahagia, dia langsung memeluk Juliet dengan erat.

"Aku akan menjadi Daddy?" tanya Victor terkekeh akan kegemasan sikap Juliet.

"Terimakasih sudah memilihku, aku memang pernah tidak jujur akan siapa aku. Tapi aku bersyukur hal itu membuatmu kembali padaku walau banyak masalah yang membuat kita berselisih paham," kata Juliet dengan lembut.

"Aku yang harusnya berterimakasih, kau menerimaku saat kau tahu aku sangat egois kala itu." Victor sangat beruntung memiliki Juliet di dalam hidupnya saat ini.

Dia tidak akan melupakan pertemuan pertama mereka lewat sebuah insiden. Saat Juliet tertabrak oleh kendaraannya waktu itu. Singkatnya Juliet membalaskan budi menjadi kekasih pura-puranya untuk kebaikan hati Victor merawatnya sampai pulih kembali. Hingga tanpa sadar hatinya yang beku akan rasa sakit masa lalu melebur digantikan hangatnya kehadiran sosok seperti Juliet.

Gadis itu berhasil meruntuhkan prinsip hidupnya dan menyambutnya untuk memberikan kebahagiaan yang tidak pernah dia sangka berada dititik ini.

Jika saja mereka tidak bertemu, maka dia akan terus tenggelam di dalam gelapnya dunia dan hati yang terus membeku lebih lama. Victor tidak akan menyia-nyiakan semuanya, cukup dia merasa gagal dalam kisah lalu. Kini dia sudah mendapat jauh lebih baik bahkan sangat sempurna, ditambah lagi sebentar lagi akan memiliki seorang anak.

Dunia yang tidak pernah dia sangka, dan hidup bersama pasangan menjadi impiannya yang tertunda terkabul.

"Aku sangat mencintaimu," kata Juliet dengan dalam.

"Akupun Juliet," kata Victor mengecup manis kening wanitanya.

S E L E S A I

***

Terimakasih untuk kalian yang sudah menunggu cerita ini sampai selesai, terimakasih yang sudah membaca cerita ini maupun pembaca lama dan yang masih baru, akhirnya selama menunda-nunda cerita ini berakhir juga wkwkwk. Dan untuk yang menuntut cerita ini itu sabar aja ya soalnya banyak banget cerita yang on going dan Author tidak berpatok dalam satu cerita, pikiran udah bercabang banget.

See u semuanya yuhu!

Continue Reading

You'll Also Like

334K 5.7K 15
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
6.6M 332K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
155K 26.2K 37
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
567K 54.4K 30
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...