Aksa ✔

بواسطة larasenja_

100K 6.5K 248

[ END ] [ BROTHERSHIP] Ketiga kakak yang harus merawat adik bungsu kesayangan mereka yang kini lumpuh total s... المزيد

✍ PROLOG ✍
✍ SATU ✍
✍ DUA ✍
✍ EMPAT ✍
✍ LIMA ✍
✍ ENAM ✍
✍ TUJUH ✍
✍ DELAPAN ✍
✍ SEMBILAN ✍
✍ SEPULUH ✍
✍ SEBELAS ✍
✍ DUABELAS ✍
✍ TIGABELAS ✍
✍ EMPATBELAS ✍
✍ LIMABELAS ✍
✍ EPILOG ✍
✍ BONUS ✍
Banyu Biru

✍ TIGA ✍

7.9K 482 20
بواسطة larasenja_

Happy Reading!!!

Sudah hampir seminggu lebih sejak Aksa siuman dan dihari ketiga Aksa sadar, Dokter sudah melepas selang makan atau NGT nya karena bisa membuat infeksi pada hidung dan lambungnya jika terlalu lama digunakan. Dokter juga  menyarankan, mulai sekarang Aksa memakan makanan yang lembek seperti bubur atau bahan makanan yang harus dihaluskan terlebih dahulu agar Aksa mudah menelannya.

Dan kabar baiknya hari ini Aksa sudah diperbolehkan pulang. Kabar tersebut disambut bahagia oleh ketiga Abangnya karena akhirnya adik bungsu mereka bisa keluar dari rumah sakit.

Ketiga Abang Aksa kini sedang merapikan dan memasukkan pakaian mereka yang kotor selama mereka menginap dirumah sakit ke dalam tas jinjing yang lumayan besar. Setelah selesai, Aiden kemudian keluar dan tak lama kembali lagi dengan membawa kursi roda baru yang terdapat sandaran kepala serta sealbet pada dudukan di kursi roda.

Aiden mendorong kursi roda mendekati ranjang Aksa. Disana Aksa hanya terbaring lemah bagai tak memiliki tenaga. Jangan lupa tatapan sayunya menatap langit-langit putih ruang rawatnya, serta air liur yang menetes dari mulutnya yang sedikit terbuka dan berakhir membasahi bantal yang Aksa gunakan. Pakaian Aksa pun juga sudah berganti, tidak lagi memakai baju pasien. Kini ia memakai hoodie abu-abu serta celana training panjang hitam yang tadi Reno pakaikan karena cuaca hari ini  yang terlihat mendung maka Reno memakaikan pakaian yang cukup hangat agar Aksa tak merasa kedinginan.

Dengan pelan pelan dan hati-hati Aiden mulai mengangkat tubuh Aksa dari tempat tidur dan mulai mendudukkannya dikursi roda barunya. Aiden membenarkan letak duduk Aksa agar duduk nyaman dikursi rodanya.   Setelah dirasa sudah nyaman, Aiden lalu memasangkan sealbet  pada tubuh Aksa agar Aksa tak merosot, tak lupa juga membenarkan posisi kepala lemah Aksa agar bersandar pada sandaran kepala yang ada dikursi roda.

"Udah Bang?" Tanya Rano.

"Udah."

"Kalau gitu kita langsung pulang aja mumpung belum hujan."

"Ayo!"

Lalu mereka keluar dari ruang rawat yang selama ini Aksa tempati. Kali ini Reno yang mendorong kursi roda Aksa. Sedangkan Aiden dan Rano mengikutinya dibelakang dengan membawa tas jinjing masing-masing satu.

Kurang lebih 30 menit perjalanan, mereka berempat kini sudah sampai didepan rumah mewah berlantai satu namun cukup besar dengan halaman depan yang terdapat air mancur bundar ditengah tengah halaman setelah tadi satpam membuka pintu gerbang depan. Mobil yang Aiden kendarai sudah berhenti tepat didepan pintu besar rumah mereka.

Aiden turun terlebih dahulu kemudian mengambil kursi roda Aksa dibagasi lalu meletakkannya didekat pintu mobil. Rano pun juga ikut turun dan membantu membuka pintu mobil belakang yang terdapat Aksa yang duduk bersender sepenuhnya pada dada bidang Reno.

Aiden pun dengan perlahan lahan mengangkat tubuh Aksa dan mendudukkannya dikursi roda tak lupa juga memasangkan sealbet serta membenarkan letak kepala Aksa di sandaran kepala.

Mereka lalu berjalan mendekati pintu rumah dan disana mereka sudah disambut oleh Bi Ijah, bibi yang sudah lama bekerja disini sejak Aksa masih bayi dan sudah mereka anggap sebagai ibu mereka sendiri.

"Selamat datang tuan kecil Aksa. Bibi senang sekali, akhirnya tuan kecil Aksa bisa pulang ke rumah. Bibi sudah kangen banget sama tuan kecil Aksa." Ucap Bi Ijah sambil memeluk tubuh tak berdaya Aksa.

Setelah puas memeluk Aksa, Bi Ijah melepaskan pelukannya dan membuat baju pada bagian pundaknya basah karena terkena air liur Aksa.

"Ah Bibi maaf baju bibi jadi basah." Ucap Reno meminta maaf karena melihat baju Bibi basah.

"Tidak apa-apa tuan muda Reno. Yaudah kalian masuk dulu biar Bibi buatkan sarapan, pasti kalian juga belum sarapan, sekalian membuatkan tuan kecil  Aksa bubur."

"Iya Bibi."

"Yaudah Bibi ke dapur dulu ya!" Lalu bibi berlalu pergi.

Sekarang mereka tengah berada diruang keluarga dan berniat untuk istirahat sebentar sebelum mereka sarapan.

"Aksa mau duduk disofa?" Tanya Aiden.

Aksa mengedipkan mata sekali.

Oh ya mulai sekarang Aksa akan menjawab pertanyaan dengan kedipan mata agar memudahkan mereka berkomunikasi. Satu kedipan mata berati iya, sedangkan dua kedipan mata berati tidak.

Mendapatkan jawaban iya dari Aksa, Aiden pun mulai melepas sealbet pada tubuh Aksa dan mulai mengangkat tubuh kecil Aksa, lalu membawanya ke sofa. Aiden duduk disamping Aksa dan membawa tubuh lemas Aksa agar bersandar pada dadanya, menahan tubuh Aksa agak tak meluruh. Reno pun juga ikut mendudukkan dirinya disamping Aksa dan sesekali tangannya membersihkan air liur Aksa yang terus menetes dari mulut kecil Aksa yang sedikit terbuka. Rano pun juga ikut duduk disamping Reno. Jadi posisi duduk mereka sekarang itu adalah Aiden, Aksa, Reno, Rano.

"Adek mau nonton tv?" Tanya Rano.

Aksa mengedipkan mata sekali.

"Oke, Abang Rano nyalain tv nya. Mau nonton kartun?"

Kedipan mata sekali lagi dari Aksa.

Rano pun lalu menyalakan tv dan mencari channel yang Menayangkan film kartun. Karena masih pagi jadi serial kartun masih ada.

Jam sudah menunjukkan angka 8 dan sudah satu jam mereka masih di ruang keluarga menonton kartun spons kuning. Namun tak lama bibi datang dan mengatakan bahwa makanan sudah siap dan menyuruh mereka untuk segera ke ruang makan.

"Ayo Bang ke meja makan. Aksa juga pasti udah laper." Ajak Reno.

Lalu mereka berjalan menuju meja makan. Aiden pun lebih memilih mengendong Aksa ala koala dan tak memakai kursi rodanya. Biarlah Aiden mengendong tubuh munggil Aksa yang sekarang terasa sangat ringan sekali, dan itu membuat baju pada bagian pundaknya basah terkena air liur Aksa karena kepala Aksa yang bersender lemah dipundaknya dengan mulut Aksa yang otomatis juga ikut menempel di bahunya. Namun Aiden tak masalah,ia bahkan tak merasa jijik dan menganggap hal itu biasa.

Sesampainya di meja makan Aiden mendudukkan bokongnya di salah satu kursi yang masih kosong. Aiden juga membenarkan letak duduk Aksa dalam pangkuannya agar Aksa merasa nyaman. Tangan kiri Aiden menahan bobot tubuh Aksa sedangkan tangan kanannya kini sedang mengaduk aduk bubur Aksa agar tak terlalu panas.

Saat dirasa bubur Aksa yang sudah cukup dingin Aiden lalu mengambil sedikit bubur tersebut dan mendekatkan ke mulut kecil Aksa.

"Aksa makan dulu ya. Abang tau kalau Aksa paasti udah laper."

Perlahan lahan bubur itu masuk ke mulut Aksa namun beberapa detik kemudian bubur itu kembali keluar dan mengotori mulut, dagu serta pakaian Aksa. Aiden yang melihat itu pun hanya bisa tersenyum maklum, ia sudah terbiasa  sekarang melihat Aksa kembali memuntahkan makanannya. Inilah yang akan terjadi jika tak memakai selang makanan namun memakai selang makanan terlalu lama juga tak bagus untuk kesehatan Aksa. Dokter pun juga lebih menyarankan untuk melepas selang tersebut dan memilih untuk memberikan Aksa makanan langsung meskipun akan terjadi seperti ini namun tak apa itu hal wajar. Yang harus dilakukan hanya bersabar dan pelan pelan agar makanan itu masuk ke perut Aksa walau sedikit tapi yang penting Aksa sedikit mendapatkan nutrisi dan tak kelaparan.aksa juga sekarang makan 7 kali sehari mengingat kondisinya yang sekarang sulit menelan membuat Aksa harus beberapa jam sekali makan agar nutrisinya terpenuhi dan tidak kelaparan. Aksa juga dianjurkan untuk meminum susu atau jus agar menambah nutrisinya.

"Gapapa yuk pelan pelan. Habis ini Aksa kan juga mau mandi jadi gapapa bajunya kotor. Yuk makan lagi ya pelan pelan gapapa."

Aiden mengatakan hal itu karena melihat Aksa yang meneteskan air matanya. Pasti adiknya ini berpikiran bahwa ia merepotkan dan menjijikan, tapi tidak bagi Aiden, Reno dan juga Rano. Kondisi Aksa yang sekarang ini juga membuat Aksa lebih sensitif dan emosional. Aksa jadi mudah menangis sekarang.

Aiden lalu dengan pelan pelan mencoba menyuapi Aksa lagi. Namun bubur itu lagi lagi meluber dan mengotori dagu serta hoodienya.

"Gapapa yuk dicoba lagi."

Aiden pun kemudian menyuapakan kembali bubur cair itu pada Aksa. Hingga sampai  di menit 45, baru Aksa selesai makan itupun banyak bubur cairnya yang dikeluarkan kembali dari pada yang Aksa berhasil telan. Mungkin jika ditakar hanya beberapa sendok saja yang masuk ke dalam perut Aksa. Padahal buburnya saja satu mangkok sedang.

Hoodie abu abu Aksa pun kini juga sudah kotor dan basah terkena sisa bubur dan air liur Aksa. Kemeja hitam Aiden pun juga ikut kotor, namun Aiden tak mempermasalahkannya.

"Bang Aiden, Reno siapin air hangat dulu ya buat Aksa mandi!?"

"Iya nanti Abang nyusul habis ini"

"Oke Bang."

"Rano juga bantu nyiapin pakaian sama keperluan Aksa ya Bang!"

"Iya."

Lalu Setelahnya dua kembar itu pergi ke kamar Aiden dan melakukan tugas mereka, meninggalkan Aiden yang masih memangku Aksa.

Oh ya mulai sekarang Aksa akan tidur dengan Aiden karena mereka tak mau Aksa tidur sendirian. Mereka takut terjadi apa dengan Aksa. Bukan maksud  mereka negative thingking tapi untuk jaga jaga saja. Mereka tak mau kejadian yang tak mereka inginkan terjadi, maka dari itu mereka sepakat agar Aksa tidur bersama Aiden namun jika Aiden sibuk Aksa bisa tidur bersama salah satu dari si kembar atau dua duanya.

Setelah menunggu beberapa menit agar makanan yang Aksa makan tadi turun ke perutnya Aiden lalu berdiri dan mengendong Aksa ala koala dan berjalan menuju kamarnya.

Sesampainya di kamarnya, Aiden melihat Reno dan Rano yang sudah selesai dengan tugasnya masing masing.

"Yaudah sana kalian siap siap habis ini kalian kuliah kan?"

"Iya Bang. Abang nggak ke kantor emangnya?"

"Enggak, Abang hari ini libur"

"Oh ya udah. Kalau gitu kita kekamar dulu."

"Hm"

Aiden lalu membawa Aksa masuk ke kamar mandi. Aiden mendudukkan Aksa di closet duduk agar memudahkan Aiden memandikan aksa.

Aiden mulai melepas satu persatu baju Aksa. Setelahnya ia mulai memberikan Aksa obat pencahar agar Aksa dapat buang air besar. Karena kondisi yang sekarang ini, Aksa tak mampu merasakan dan mengendalikan untuk membuang hajatnya sendiri. Bahkan jika Aksa tak memakai popok ia bisa saja tiba tiba mengompol tanpa Aksa ketahui.

Setelah urusan dengan buang hajatnya selesai, Aiden lalu membersihkan tubuh Aksa mulai dari rambut, wajah, gigi, dan badanya. Setelah selesai, Aiden mengerikan tubuh Aksa dengan handuk lalu melilitkannya pada pinggang Aksa.

Aiden mengendong Aksa, membawanya keluar kamar mandi dan membaringkan Aksa di ranjang king size milik Aiden. Saat hendak memakaikan pakaian ke tubuh Aksa, si duo kembar datang.

"Bang kita pamit ke kampus dulu ya!"

"Iya, hati-hati, nggak usah ngebut."

"Iya Bang" Setelah menjawab si kembar berlalu pergi.

Aiden pun juga kembali melakukan kegiatan yang tadi sempat tertunda.

Aiden mulai membalurkan minyak kayu putih pada dada dan punggung sempit  Aksa agar Aksa tetap merasa hangat dan tak kedinginan karena cuaca sekarang sedang mendung. Lalu Aiden memakaikan popok agar Aksa lebih mudah untuk membuang hajat, dilanjut dengan memakaikan celana traning dan kaos ditambah dengan sweeter tebal.

"Dah adik Abang sekarang udah wangi dan tambah ganteng" Ucap Aiden bangga karena suka dengan hasil karyanya walaupun pakaian yang Aksa pakai tadi dipilihkan oleh si Rano.

"Aksa Abang tinggal mandi sebentar ya! Gapapa kan Aksa disini dulu sebentar"

Kedipan mata Aksa sekali.

"Yaudah Abang tinggal sebentar ya nggak lama kok Abang mandinya."

Lalu Aiden memasuki kamar mandi dan cepat cepat mandi. Ia tak ingin meninggalkan Aksa terlalu lama. Dalam waktu sepuluh menit Aiden sudah keluar dengan kaos hitam dan celana jeans selututnya juga rambut yang masih  basahnya.

Aiden lalu berjalan mendekati ranjang dan berbaring disamping Aksa. Ia mengeluarkan gadjetnya dan membuka aplikasi hiburan, mencari cari serial kartun dan memperlihatkan pada Aksa. Ia tau pasti adiknya ini bosan hingga akhirnya ia menonton kartun bersama Aksa dilayar handphone canggihnya. Hingga tak lama Aksa sudah menutup matanya dan tertidur dengan mulut yang sedikit terbuka dan liur yang terus keluar. Melihat Aksa yang sudah tidur, membuat Aiden tersenyum tipis. Aiden lalu menyelimuti Aksa hingga sebatas dada dan juga membersihkan liur Aksa.

"Have a nice Dream Aksa!" Bisik Aiden lalu tak lama ia juga ikut terlelap dengan salah satu tangannya memeluk tubuh ringkih Aksa.

[09.01.2021 »« 27.09.2021]

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

5.8K 273 4
shipnya Kita Simpulkan Dulu- 1. Marvel x Samsul 2.PepPey x Genah- sisanya ?
ruang harapan بواسطة kisscha

قصص المراهقين

32.6K 2.2K 31
desk: cerita tentang seorang anak yang selalu di banding-bandingkan dengan saudara kembar nya,dan tidak pernah di perlakukan adil oleh keluaraga nya...
2.2M 106K 45
•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...
return [NEVANO] S2 بواسطة sasa

قصص المراهقين

29.8K 3.3K 6
𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒘𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒘𝒂𝒏?? 𝑫𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊�...