•Part 2

39 9 11
                                    


"Semua orang berhak deket sama siapapun,apalagi lo nggak pernah ngasih gue makan,jadi jangan atur-atur gue seenak lo."  Tara kadhita.

Sore menjelang malam pun tiba Tara sedari tadi masih memandangi handphone nya lebih tepatnya chat terakhirnya dengan Kanebo,tadi pagi Tara mengirim pesan ke Kanebo tapi belum di jawab. Memang sih setiap Kanebo menjawab pasti sudah beda hari udah gitu jawabnya singkat lagi,gak bisa apa kalau jawabnya lama tuh di panjangin dikit gitu.

Dengan malas Tara bangkit dan menuju kamar mandi. Sesudah selesai Tara memakai kaos overzize dan kolor cowok maksudnya mirip punya cowok tapi punya dirinya,nyaman.

"Kaak,turun cepetan makan." Triak adiknya,Bara. Tara memang mempunyai adik yang sekarang masih kelas 1 smp artinya terpaut 3 tahun umurnya dengan adiknya itu,tetapi tinggi dan BB nya masih unggul adiknya itu,maka dari itu dia biasa di panggil Badak oleh kakak laknat satu-satunya itu.

"Duluan aja Dak,gue sibuk belajar" Jawab Tara dari dalam kamarnya.

Belajar jadi kalem maksudnya-batinnya melanjutkan.

Setelah itu Tara kembali rebahan di pacar yang paling posesifnya itu. Sampai-sampai sepertinya si kasmer(tempat tidurnya) tidak rela bila di tinggal sebentar saja oleh dirinya. Kembali membuka room chat Tara bersama Kanebo dan belum juga di balas,sebenarnya yang chat Tara lumayan banyak tetapi tidak mood untuk menjawabnya sekarang. Bukannya sombong tapi benar-benar sekarang ini Tara hanya ingin mengobrol bersama Kanebo saja.

"Makan dulu Tara,jangan kayak anak yang lagi gamon gitu" Ujar Bundanya yang tiba-tiba di depan pintu membuat Tara kaget apalagi ucapan Bundanya itu sepertinya tambah mengusik pikirannya. Di lihat dari pakaian Bundanya sepertinya baru pulang dari butik.

"Iya Mak bentar elah." Jawab Tara malas dan lesu tak bertenaga. Berbeda dengan Bundanya yang langsung melotot.

"Tara,kamu panggil Bunda Mak lagi,nama kamu bunda coret dari daftar kartu keluarga,lagian kamu itu kuno banget." Cerocos mak eh bundanya kejam. Masa iya cuma karena panggilan dari dirinya tidak di anggap lagi.

"Jahat banget Bund,iya-iya maaf." Ucapnya malas lalu bangkit dari surga dunianya menuju meja makan.

"Maaf Bu,saya sudah bangunin Non Tara tapi tetap gamau bangun. Sedangkan tadi jam 6 sepertinya mas Bara sudah berangkat kesekolah dan terlihat sangat semangat,beda dari biasanya." Adu bi Eka. Ya Tara mendengar soalnya mereka membicarakan dirinya di depan pintu kamarnya. Dengan sikap tidak pedulinya Tara malah semakin merapatkan dirinya dengan guling kesayangannya dan menarik selimut hingga menutupi kepalanya(sudah tidak mau lagi mendengarkan perbincangan ibu-ibu itu).

"Tara lihat jam! ini sudah setengah tujuh,mau berangkat jam berapa kamu?!." Tanya Bundanya geram.

"5 jam lagi Bund" Jawab Tara masih merem.

"Yang benar dong Tara,bangun atau Bunda potong uang jajan kamu." Ucap sang Mak yang sangat-sangat tega. Dirinya langsung bangkit dari tempat tidur dan menatap Bundanya dengan tatapan sok serius.

"Bunda bangkrut?." Tanyanya spontan sambil memegang kedua bahu Bundanya itu. Dengan tidak santainya langsung mendapat cubitan indah di tangannya.

"Aaaaa,sakit Bunda,Bunda mau KDBA(kekerasan dalam bunda anak)?!" Pekiknya sambil mengosok bekas cubitan sang unda.

"Ya kamu doain Bunda yang nggak bener jadinya kan Bund-,astgaaa Tara lihat sudah jam tujuh kurang 15 menit,cepat sana mandi." Ucap sang Bunda geram.

"Nah kan Tara telat gegara Bunda,ngapain juga Bunda ngajak Tara ngobrol dari tadi." Ucap Tara langsung lari kekamar mandi tanpa mendengar ucapan sang Bunda yang tidak terima bila di salahkan.

My Ice Boy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang