Convince (7)

7.6K 826 20
                                    

Author POV

'Demi Tuhan Seungcheol,
ini sudah malam dan kau-'

Aku bertengkar dengan Jeonghan.

'Ada apa? Mengapa bisa?'

Appa tahu aku pergi dengan Doyoon-

'Dan kau menyalahkannya?'

Seokmin bisakah kau jangan memotong
Pembicaraan orang?

'Untuk apa aku mendengarkan ocehanmu
Jika pada akhirnya kau akan terus membela
Doyoon?'

Aku mencintai Doyoon, seok.
Aku hanya mencintainya.

'Aku tahu itu. Jadi apa yang terjadi antara
Kau dengan Jeonghan?'

Dia bilang, dia mencintaiku.
Dia merelakan perasaanya demi ku
Dan Doyoon.

.......

Seok, aku mencintai Doyoon,
Tidak yang lain, yakan?

'Cheol, kau ragu.
Kau ragu dengan perasaanmu sendiri.'

Tidak, aku sudah berjanji
dengan Doyoon
Aku tetap miliknya
walaupun aku menikah.

'Lupakan tentang janjimu
dengan Doyoon!
Kita kembali pada realita saja, Cheol.
Siapa yang selalu ada untukmu?
Siapa yang rela menjadi tempat saat kau
Sedang dalam masalah, dan menjadi tempat
Mu untuk menumpahkan emosimu?
Dan yang terkahir, siapa yang lebih banyak
Berkorban demimu?'

.......

'Kau mulai mencintai Jeonghan,Cheol.
Tanpa kau sadari, saat kau menghubungiku,
Kau akan lebih banyak membicarakan Jeonghan.
Tentang masakan yang dibuat olehnya,
Lukisan dari toko Jeonghan,
Perlakuan Jeonghan kepadamu.
Awalnya hanya rekayasa,namun sekarang
Hal itu sudah menjadi kebiasaan,
Dan kau sudah mulai membuka hati untuknya.'

Tapi aku dan Doyoon-

'Berhenti mengingat janji itu Cheol!
Apa yang kau harapkan dari hubungan
Yang bahkan tidak bisa kau bawa
Ke jenjang yang lebih tinggi?

'Ah..aku... Seok, aku tutup dulu.'

Seungcheol yang sedang serius mendengarkan sahabatnya berbicara, menjadi tidak fokus karena 1 hal yang mengusik pemandangan pada luar jendela kamarnya. Saat di mana Mingyu memeluk Jeonghan, dadanya terasa sesak entah mengapa. Tanpa pikir panjang, ia pun turun ke lantai 1 dan ia samar-samar mendengar Jeonghan menangis.

Seungcheol bingung, kenapa dadanya terasa semakin sesak saat mendengar Jeonghan menangis?

Ia menunggu hingga Mingyu dan Jeonghan masuk kedalam rumah. Ia duduk di sofa dan berkutak dengan pikirannya sendiri.

Tak lama kemudian, Mingyu masuk kedalam rumah dengan Jeonghan yang tertidur pulas di gendongannya. Seungcheol langsung berdiri dan menghampiri Mingyu.

"Berikan Jeonghan padaku. Biar aku yang antar kek kamar." Ucap Seungcheol.

"Tidak apa-apa hyung, aku saja." Ucap Mingyu yang melangkahkan kakinya, namun ditahan oleh Seungcheol.

"Aku suaminya, Mingyu. Biar aku saja yang bawa Jeonghan." Ucap Seungcheol dengan nada yang sedikit berubah.

Ia memberikan Jeonghan pada Seungcheol karena ia tak mau hyungnya marah. Setelah Jeonghan sudah dalam dekapan Seungcheol, Seungcheol langsung memutar badannya dan pergi meninggalkan Mingyu.

"Hyung..." panggil Mingyu yang mampu memberhentikan langkah Seungcheol.

"Tolong jangan salahkan Jeonghan hyung. Kejadian hari ini, aku tau dari Wonwoo, dia melihatmu saat bersama dengan Doyoon hyung. Aku yang mengatakan pada appa karena kurasa kau sudah kelewatan. Ku mohon jangan sakiti Jeonghan hyung, dia terlalu baik untuk disakiti. Jujur hyung, aku kecewa padamu dan rasanya aku ingin memukulmu. Tapi Wonwoo dan Jeonghan hyung melarangnya, bahkan Jeonghan hyung bilang bahwa dia yang salah dan bukan kau walaupun aku sama sekali tidak menemukan kesalahan yang dibuat olehnya. Jeonghan hyung juga bilang, dia rela melihatmu bahagia dengan orang lain. Jadi kumohon hyung, jangan sakiti dia lagi. Selamat malam hyung." Ucap Mingyu yang meninggalkan Seungcheol yang masih terdiam disana.
.

.

Seungcheol POV

Aku meletakan Jeonghan diatas kasur, kurasa ini kali pertama baginya merasakan kasur kami. Tubuhnya terasa dingin, pasti karena angin malam hari ini. Akupun terduduk di lantai dan menatap Jeonghan.

"Maafkan aku karena tidak mendengar penjelasanmu tadi. Aku memang bukan laki-laki yang baik. Tapi aku beruntung, kau masih bertahan dengan sifatku yang seperti ini." Ucapku.

Tanpa kusadari, telapak tanganku mengusap kepala Jeonghan dan tanpa kusadari, aku terseyum menatap Jeonghan. Aku langsung menurunkan tanganku dan mengambil bantalku. Aku tidur di sofa yang biasa Jeonghan tiduri.

Bagaimana bisa dia tidur di sofa ses
Sesempit ini?
Akupun mencari posisi nyaman walaupun aku tak menemukannya.

"Mulai Mencintainya? Benarkah?"

Their Story -Jeongcheol-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang