Tiga Puluh Tiga

1.4K 98 23
                                    

OMG 10K READERS!!!! makasi makasiii buat kalian yang udah mau singgah baca, terkhusus buat kalian yang udah mau vote dan comment❣️

Selamat membaca zeyengggg😘

****

Bulan memasuki kamar ayah dan bundanya. "Assalamualaikum. Ayah, bunda ada yang pengen Bulan omongin."

Ayah dan bundanya menoleh dan menyuruh Bulan untuk duduk di dekat mereka Bulan menurutinya dan duduk di tengah-tengah antara bunda dan ayahnya.

"Bunda, ayah. Bu..lan, Bulan... Udah ingat semuanya. Bulan ingat waktu jatuh dari pesawat, Bulan ingat siapa kalian, Bulan.. Bulan ingat semuanya ayah."

Kedua orang tuanya terkejut dengan perkataan Bulan, Clara tersenyum bahagia. Air mata Farhan dan Clara mengalir dengan sendirinya, mereka memeluk Bulan bersama-sama, menciup pucuk kepala Bulan dengan sayang. Mereka menumpahkan seluruh rasa sayangnya pada Bulan, Farhan dan Clara sangat mencintai Bulan.

"Syukurlah ingatanmu sudah kembali sayang, tapi sejak kapan ingatanmu kembali?" tanya Farhan.

"Waktu Bulan pingsan dan di bawa ke rumah sakit, sebenarnya Bulan sudah ingat tapi Bulan bohong. Maaf ayah, bunda Bulan gak bermaksud tapi adalah hal yang Bulan gabisa ceritakan."

Semenjak kecelakaan 17 tahun yang lalu itu dokter berkata bahwa sangat kecil peluang Clara untuk hamil lagi 70 banding 30 itu lah yang dokter katakan, membuat Clara frustasi. Namun semenjak Bulan hadir perlahan Clara mulai ceria dan melupakan semua kesedihannya.

Tanggal 28 maret 2003, tanggal dimana Clara kehilangan bayinya dan Bulan lahir. Setiap tanggal itu Clara selalu mendatangi makam anaknya, sepulang dari makam itu ia selalu mengurung dirinya di dalam kamar, waktu Bulan berusia 10 tahun ia pernah mengintip dan melihat Clara menangis sambil memandang foto. Saat Bulan mengecek ternyata foto itu adalah foto yang di ambil saat Clara sedang mengandung.

Dulu Bulan sangat bertanya-tanya mengapa Clara menangis dan dimana anak yang Clara kandung, ia selalu bertanya namun Clara selalu menjawab itu adalah Bulan. Dan alasan ia menangis adalah Clara rindu masa-masa dimana mengandung.

"Tapi Bulan mohon jangan kasih tau siapa-siapa," pinta Bulan membuat ayah dan bundanya mengkerutkan keningnya.

"Kenapa?" tanya Clara.

Bulan terkekeh lalu menoleh ke arah Farhan. Farhan terdiam sejenak saat melihat putrinya menatap sambil terkekeh, ia paham Farhan mengangguk lalu berjalan keluar kamar. "Maaf ayah," lirih Bulan.

"Ya, ya, ya, ya," balas Farhan disertai kekehan.

Setelah Farhan keluar, Bulan berdiri dan mengunci pintu kamar. "Bunda, jangan kasih tau ayah yaa. Please, bunda cuman bujuk ayah jangan sampe cerita ke siapa-siapa."

"Emangnya kenapa kalo yang lain tau? Inikan berita bahagia," balas Clara, ia sedikit binggung mengapa putrinya melarangnya agar tidak memberitahukan kebenaran ini.

"Em..emm... Kan Bulan sama kak Bintang mau di jodohin," balas Bulan gugup, keringat mulai bermunculan. "Bulan pengen liat seberapa besar kak Bintang perjuangkan Bulan, kedengarannya emang berlebihan tapi Bulan mau liat buktinya," Clara tersenyum mendengar perkataan Bulan.

"Bunda paham kok, bunda bakal simpen kebenaran ini. Bunda gak akan kasih tau siapapun sampai kamu sendiri yang memberitahu," Clara merentangkan tangannya dan di sambut pelukan hangat dari Bulan, "keputusan kamu tepat sayang, jika bunda ada di posisi kamu pasti bunda akan lakuin hal yang sama. Semua akan terasa jelas jika memiliki bukti yang kuat, tidak hanya sekedar kata yang terdengar manis di telinga."

"Makasih bunda udah ngertiin Bulan, Bulan sayang banget sama bunda."

"Bunda juga sayang banget sama Bulan," Clara mengecup kening Bulan.

I Love You Ketos (END) Where stories live. Discover now