(Jeongcheol) Vlive 091020

877 64 6
                                    

"Selamat pagi, Sayang.... " Seungcheol merentangkan tubuhnya lebar-lebar sambil menyapa kekasihnya dengan suara serak.

"Sekarang hampir sore hari, paboya!" balas Jeonghan tanpa melihat laki-laki di sampingnya sama sekali. Daftar makanan yang ada di handphone-nya, tentu saja lebih menarik.

"Hahaha."

Tangan kekarnya memeluk erat pinggang Jeonghan yang sedang duduk di sampingnya. Melakukan kebiasaannya, yaitu menghirup aroma yang menguar dari tubuh Jeonghan. Aroma yang selalu membuatnya candu dan tak pernah bisa lepas.

"Kamu memakai bajuku lagi?"

"Eo."

"Kamu sudah mandi?"

"Ehhem.. "

"Tapi kembali lagi ke kamarku?"

"Kamu mau aku pergi?" nada suara laki-laki cantik itu meninggi.

"Aniya... Aku senang kamu di sini. Jangan pernah lagi kembali ke lantai 8."

"Kamu yakin? Bahkan kamu lebih betah di kamarku dibanding kamarmu sendiri."

Seungcheol mendongak lalu mengecup bibir tipis itu. "Aku bisa tinggal dan hidup di mana saja asal bersamamu, tau."

"Shireo!"

"Wae?"

"Kamu bau. Bau keringat dan lendir."

Tangan Seungcheol semakin mengeratkan pelukannya. "Kamu lupa siapa yang gak bisa tidur kalau belum mencium bau Choi Seungcheol, hm?"

Dibalikkan seperti itu, Jeonghan berpura-pura menyangkal. "Siapa?" 

"Siapa, ya?" Seungcheol mengangkat baju kekasihnya sedikit, demi bisa menjilat perut rata itu sekilas. "Mungkin Lee Jihoon."

"Kalau gitu, mulai malam ini aku mau tidur meluk Soonyoung aja."

"YAK!"

Tubuh telanjang Seungcheol menarik Jeonghan untuk kembali bergelung dalam selimut. Meski Jeonghan dengan cepat mengelak, tenaganya tidak sebanding dengan sang dominan. Ia harus pasrah kembali dikukung pria bermata lentik itu.

"Aku sudah bilang, kamu harus sering-sering pergi gym bersamaku. Tenagamu terlalu lemah, Yoon."

"Ani. Itu karna aku kelaparan." Jeonghan berusaha mengeluarkan dirinya dari kukungan kekasihnya. "Minggir!"

"Ayo makan! Aku juga lapar."

"Aku gak bisa memesan apapun kalau kamu begini terus, Choi!" Jeonghan pasrah dengan tingkah laku sang leader yang sangat manja padanya. Lihat saja, laki-laki itu malah semakin memeluk erat dan memberi ciuman sana-sini.

"Artinya, makan siangku adalah Yoon Hannie~" 

Jeonghan yang tau kemana arah pembicaraan kekasihnya, mulai memasang wajah galak. "Sore ini kita ada rekaman ulang bersama Bumzu hyung, ingat?"

Yang lebih tua hanya bisa mendesah pasrah. Pagi ini pun, mereka berdua sudah izin terlambat karena tubuh Seungcheol yang sedikit demam semalam. Mengerti bahwa Jeonghan adalah obat paling mujarab, manager mempersilahkan mereka untuk lebih lama beristirahat dan meninggalkannya berdua. 

Bodohnya, hal itu malah digunakan Seungcheol untuk memadu kasih hingga beronde-ronde. Akan sangat tidak profesional jika mereka tetap bersantai berdua, sementara jadwal padat menghimpit grup. Dengan terpaksa, laki-laki itu melepas Jeonghan dan beranjak mengambil handuk untuk pergi mandi.

Seungcheol butuh 10 menit untuk membersihkan diri. Saat kembali ke kamar, ranjangnya sudah bersih dari seprai yang basah dan berganti dengan seprai hijau baru. Obat-obatan dan beberapa gelas yang menginap semalam di nakasnya pun, sudah menghilang bersih. Semua dikerjakan secara cepat dan rapi oleh pemilik hatinya yang entah sekarang pergi ke mana. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 07, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Behind The Scenes -SVTWhere stories live. Discover now