Mungkin kah kedatangan Nyonya Jung memang hanya untuk menandatangani surat cerai?
Mungkin kah Jaehyun tidak diizinkan kembali ke Korea oleh si wanita paruh baya?
Taeyong hanya mampu menjatuhkan bahunya pasrah sebelum memasuki toko swalayan, mengambil troli dan bergegas menghampiri rak buah. Sembari memilih buah yang akan dibelinya, ia pun kembali mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak memikirkan Jaehyun lagi. Semuanya telah berakhir tiga tahun lalu. Meskipun sang Ayah dan Tuan Jung telah berteman baik kembali, namun ia tidak ingin ingkar janji. Khususnya kepada Nyonya Jung yang mungkin belum bisa membuka hati.
Kini, Taeyong hanya perlu menyibukkan diri. Sebab kebahagiaan terbesarnya saat ini adalah melihat kedua orang tuanya harmonis nan bahagia, Tuan Jung dan sang Ayah telah mengikis dendam di antara mereka, dan Nyonya Jung juga Jaehyun yang nampaknya hidup dengan baik di Amerika. Terlihat dari penampilan Nyonya Jung yang jauh lebih segar, bahkan sorot matanya tidak lagi memancarkan sedikit pun luka. Berbeda dari tiga tahun silam saat mereka berjumpa di rumahnya.
Saat tengah sibuk memilih dan mengambil beberapa kotak buah strawberry, pergerakan Taeyong tiba-tiba terhenti saat seseorang menyentuh tangannya yang hendak mengambil satu lagi kotak buah berwarna merah itu. Ia lantas menoleh, dan saat itu pula dentingan jarum jam seolah terhenti untuk beberapa saat.
"Bolehkah aku memilikinya?"
"Oh? Te-tentu. Aku bisa mengambil kotak buah yang lain," jawab Taeyong lalu buru-buru menarik tangannya yang masih bersentuhan dengan jemari sosok pria tinggi di sampingnya.
"Aku tidak berbicara tentang buah ini."
Taeyong menautkan alis, "Lalu?"
"Aku berbicara tentang hatimu. Boleh kah aku memilikinya lagi?"
Si lelaki manis mendengus, "Jaehyun, berhenti lah mengucapkan hal seperti ini. Jika seseorang mendengar mu lalu membuat berita tidak benar tentang kita lagi, apa kauㅡ"
Kalimat yang hendak diucapkan oleh Taeyong lantas terpotong ketika Jaehyun menarik lengannya. Pria berlesung pipi itu kemudian sedikit menunduk sembari memiringkan kepala sebelum mengecup bibir Taeyong sekilas. Membuat sang empu melebarkan mata hingga menghadiahi nya dengan pukulan keras pada pundak.
"Apa yang kau lakukan?! Aish!" Taeyong memasang tampang kesal sebelum mendorong trolinya guna meninggalkan rak buah.
Meski pun jauh di lubuk hatinya ia terkejut disisipi rasa bahagia akan kehadiran Jaehyun yang tiba-tiba, namun ia juga tidak ingin pertemuan mereka diketahui oleh Nyonya Jung. Ia tidak ingin meruntuhkan kepercayaan wanita paruh baya itu sekaligus mengingkari ucapannya tiga tahun lalu. Tepat setelah ia dan Jaehyun kembali dari Busan.
Sayangnya, hanya beberapa langkah setelah ia meninggalkan tempatnya berdiri tadi, Taeyong harus rela menghentikan laju troli. Atau lebih tepatnya tidak bisa mendorong troli lagi. Sebab Jaehyun justru berdiri di hadapannya, menahan trolinya agar tidak bergerak sembari tersenyum manis.
Jung Jaehyun, kenapa kau semakin tampan?! Menyebalkan! Taeyong berteriak frustasi dalam hati.
"Taeyong-ah."
"Apa?"
"Menikah lah denganku."
"Hah?" Taeyong melebarkan mulutnya lalu berdecak kesal, "Apa kau lupa? Kita berdua sudah berjanji kepada Ibumu juga Ayahku bahwa hubungan kita sudah berakhir tiga tahun lalu."
Jaehyun mengangkat pundak, "Aku tidak peduli."
"Jaehyun..." Taeyong menarik napasnya dalam-dalam, "Aku senang bisa melihat mu kembali. Tapi bisa kah kita memulai lembaran baru sebagai teman baik? Berhenti mengucapkan bualan yang mungkin akan membuat Ibumu murka lagi."
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Hidden | Jaeyong ✓
Hayran Kurgu❝You and I both have to hide❞ M/M | HURT/COMFORT | VIOLENCE | MATURE | SMUT | 21+ Taeyong dan Jaehyun harus menyembunyikan hubungan mereka dari keluarga masing-masing juga publik. Jung dan Lee famili terkenal tidak akur sejak perusahaan Heaven Enter...
Chapter 27: End For Us ㅡ Epilog
En başından başla
