TIGA TAHUN KEMUDIAN...
"Seorang manager tidak seharusnya berada di depan mesin kopi."
Suara sosok pria tiba-tiba menyentuh indera pendengaran lelaki berkulit seputih susu yang tengah sibuk meracik kopi. Ia kemudian mengalihkan pandangan dari mesin rokpresso hingga kedua bola mata besarnya bertukar tatap dengan pemilik suara tadi.
Senyumnya pun seketika merekah, ia lantas menunduk sopan lalu berucap, "Oh, Paman Jung. Bagaimana kabarmu?"
"Seperti pria tua pada umumnya," kata Tuan Jung, "Akhir-akhir ini Paman sering sakit pinggang."
"Ck, jangan lupa untuk check up ke dokter, Paman. Jika kau sakit, siapa yang akan merawat mu?"
"Iya. Paman akan ke dokter besok pagi, Taeyong-ah." Tuan Jung terkekeh, "Ngomong-ngomong kopi yang kau buat itu untuk siapa?"
"Untuk orang yang sedang berjalan ke sini, Paman." jawab Taeyong lalu menunjuk ke arah belakang Tuan Jung dengan dagu sebelum mengulum senyumnya.
Tuan Jung pun menoleh hingga ia mendapati Tuan Lee telah berdiri di sampingnya. Ayah dari Taeyong itu lantas memandanginya dengan tampang datar lalu bertanya, "Kenapa kau datang lagi ke Cafe agensiku? Bukan kah Cafetaria agensimu lebih besar?"
"Ku dengar ada kopi varian baru di Cafetaria milik Taeyong, jadi aku datang untuk mencobanya." balas Tuan Jung lalu kembali menatap Taeyong, "Apa promo beli satu gratis satu masih berlaku, Taeyong-ah?"
"Dasar duda pelit," sindir Tuan Lee lalu berdecak-decak sembari menatap pria di sampingnya dengan pandangan miris.
"Aku ini bukan duda." sela Tuan Jung.
Tuan Lee menarik kedua ujung bibirnya ke bawah hingga membentuk lengkungan dan senyum mengejek, "Hah, ditinggalkan istri dan anak ke Amerika hingga tiga tahun lamanya tanpa kabar sama sekali. Menurutmu itu apa?"
Taeyong mendengus, "Ayah..." ia menatap tajam ke arah si pria paruh baya lalu menyodorkan Americano dinginnya, "Ini pesananmu. Bukan kah sekarang kau harus menghadiri evaluasi bulanan trainee?"
"Hm, kau benar. Kalau begitu Ayah pergi dulu." kata Tuan Lee, "Ingat. Jangan beri pria pelit ini terlalu banyak diskon."
"Sebenarnya siapa yang lebih pelit di sini, Taeyong-ah?" Tuan Jung menggeleng pasrah. Sementara Taeyong refleks tertawa.
Melihat kedua pria paruh baya itu semakin akrab membuat sesuatu di balik rongga dada Taeyong terasa lebih ringan. Usahanya selama tiga tahun belakangan untuk meruntuhkan ego sang Ayah agar membuka hati kepada Tuan Jung yang tak henti-henti mengucap maaf dan mencoba mendekatkan diri akhirnya membuahkan hasil.
Pada dua tahun pertama, baik itu sang Ayah mau pun Tuan Jung masih cukup kaku untuk sekedar bertukar sapa. Hubungan yang dibangun dua pria itu bahkan terkesan dipaksakan hanya karena permintaannya. Namun di tahun ketiga ini, pertemanan Tuan Lee dan Tuan Jung justru mengalami kemajuan pesat. Keduanya sudah mulai berani bertukar canda. Seperti yang terjadi beberapa saat lalu. Tuan Lee kerap menyebut Tuan Jung sebagai duda, dan hanya menunggu waktu hingga Tuan Jung membalasnya dengan berkata bahwa Tuan Lee adalah suami yang sangat takut dengan istri.
"Paman, maafkan Ayahku yang selalu saja menyebutmu seperti tadi ya?" kata Taeyong seraya memasang tampang memelas.
Pria paruh baya yang berdiri di hadapannya pun refleks tertawa, "Tidak apa-apa, nak. Lagipula yang dikatakan Ayahmu ada benarnya juga kan?"
YOU ARE READING
Hidden | Jaeyong ✓
Fanfiction❝You and I both have to hide❞ M/M | HURT/COMFORT | VIOLENCE | MATURE | SMUT | 21+ Taeyong dan Jaehyun harus menyembunyikan hubungan mereka dari keluarga masing-masing juga publik. Jung dan Lee famili terkenal tidak akur sejak perusahaan Heaven Enter...
