꒰ δεκαπέντε ꒱

22.5K 6.7K 5.5K
                                    

Chapter ini fokus ke Jeongin, Beomgyu, Asahi, dan Jerome yang lagi berjuang mendapatkan Toto. Sayang Toto :D








DOR!





Peluru Beomgyu tidak ada habisnya, ternyata dia memiliki cadangan peluru di saku celana, saku almet sekolahnya, kantung tasnya, serta di tempat tersembunyi─ di bawah, kanan, dan kiri tasnya ─yang bisa dibuka dengan password.

Buatan Soobin gitu lho~

"Asahi! Lo masih bisa tahan mereka kan?!" Tanya Beomgyu berteriak karena takut Asahi tak mendengar akibat suara tembakan dari pistolnya.

"Iya!"

"Oke! Lo yang ngurus Jerome, mati lo!"







DOR!







Beomgyu terampil sekali dalam menggunakan pistol, mengganti pelurunya saja sangat gesit. Tapi orang-orang asing itu ada sulit dikalahkan, mereka bisa melesat menghindar.

Jeongin yang berada di belakang Beomgyu ikut bertarung dengan cara menendang, meninju, dan menggunakan taekwondonya. Bukan taekwondo sih, latihan yang berbeda deh pokoknya.

"Orang-orang itu pada pegang pedang, harus ada yang alihin perhatiannya. Gue punya ide," bisik Jeongin pada Beomgyu.

"Jangan gila, udah diem aja."

"Gue janji Toto bakal balik ke tangan lo."

Mendengar ucapan Jeongin yang terdengar sungguh-sungguh, mau tak mau Beomgyu mengangguk mengijinkan.

"Lo serang terus orang yang bikin Jerome kayak gitu, gue butuh bantuannya," bisik Jeongin lagi, lalu fokus menyerang.

Di sisi lain, Asahi kewalahan melawan tiga vampire yang ukuran tubuhnya jauh lebih besar darinya. Tapi itu tak menyurutkan semangatnya, dia suka baku hantam.

"Kamu vampire dari mana? Kasta itu penting," kata salah satu pria di depannya, rambutnya gondrong.

"Dari mana ya??? Coba tebak," ledek Asahi lalu melayangkan pukulan.

"Pasti vampire golongan bawah," tebak vampire berambut blonde.

"Anak pembantu kali," celetuk vampire dengan tato berbentuk darah hitam di lehernya.

Asahi mendongakkan kepala, menatap sombong ketiga vampire itu. "Gue dari keluarga Hamada, tau kan? Pasti tau dong, kalau gak tau mainnya kurang jauh."

Jangan kaget ya kawan-kawan, Asahi kalau dalam mode pertarungan pasti berubah 180° sikapnya.

"Hamada? Kayak tau tapi siapa ya..."

Vampire berambut blonde menggeram marah. "Keluarga Hamada yang bunuh ayah saya!"

Asahi pura-pura terkejut, memegang dadanya ala sinetron. "Wah, iya kah? Mohon maafkan keluarga saya, tapi bohong. Gue rasa itu pantas karena anaknya aja begini, gak heran kalau ayah lo dibunuh."

"Bunuh dia sekarang!"

Asahi terlonjak, menghindar dengan gesit ke kanan, ke kiri, melompat ke belakang, bahkan melompat ke atas pohon karena ketiga vampire itu mulai brutal menyerangnya.

Sementara itu, Beomgyu berhasil menembak lengan penyihir yang membuat Jerome kesakitan. Dia tertawa puas, lalu menembak kepala orang itu dalam sekali tekan pelatuk saja.

Pistol bagus men, Desert Eagle Mark XIX namanya.

Jerome pun terlepas dari mantra, langsung saja ia serang orang terdekat dengan apinya. Api berkobar dimana-mana, pertarungan semakin sengit.

Cursed Game | 01 Line ✓Where stories live. Discover now