7. kebimbangan

904 96 33
                                    

Jungkook bungkam seraya memerhatikan kakaknya memasak di dapur. Kini, dia tengah menunggu masakan spesial dari Taehyung yang cukup sulit dia dapat. Karena kakaknya itu malas memasak walau andal.

Dalam diam, bayang - bayang mengenai Jimin dan Taehyung berputar di benak Jungkook. Sungguh menyiksa. Jungkook tidak suka sebuah pilihan.

Taehyung berbalik, menata beberapa piring masakan di meja makan. Lalu dengan telaten dia menyiapkannya untuk Jungkook.

Pria berjas itu sedikit merapikan dasinya kemudian berdehem. "Ekhem, kau tidak akan berangkat mengajar, kan?" Tanya Jungkook seraya mengambil sendok dan mulai memakan sarapannya.

Taehyung duduk di hadapan Jungkook lalu mengangguk dan tersenyum. "Kau yang menyuruhku untuk istirahat, 'kan?"

Jungkook mengangguk. "Baguslah."

Setelahnya, acara sarapan berlangsung cukup sunyi. Keduanya mungkin tenggelam dalam fantasi masing - masing.

"Baiklah baiklah. Aku akan memilih Jimin. Taehyungie hyung pasti mengerti."

•••

09.01 a.m.

Langkah tegap itu menggema pada tiap - tiap pertemuan sepatu dengan lantai. Lorong sekolah yang sunyi menandakan setiap siswanya tengah fokus mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Tapi, lelaki berjas itu mengernyitkan dahi ketika melihat kelas 8A cukup ricuh. Dengan cepat ia masuk ke dalamnya dan membuat murid - murid seketika terdiam. Terdiam sekaligus terpesona tentu saja.

Jungkook melihat meja guru kosong. Dia pun mengedarkan pandangan ke pada para siswa.

"Ketua kelas?"

Suara kursi yang didorong terdengar. Jimin bangkit dari duduknya dan mengangkat tangan kanan. "Saya, ahju-- sajangnim."

Jungkook tersenyum bangga dengan mata berbinar.

"Mata pelajaran siapa ini dan kenapa gurunya tidak masuk, Jim?"

Jimin terlihat lucu dengan pakaian tebal dan syal pemberian Jungkook. Demamnya anak itu bisa dijadikan alasan untuk menutupi kissmark. Hahaha.

"Lee saem, sajangnim. Eum, saya tidak tau. Tidak ada guru piket yang mengetahui kemana Lee saem pergi," jelas Jimin gugup.

Jungkook pun mengangguk dan mendekatinya. Tanpa rasa malu, dia mengapit lengan Jimin. Seluruh isi kelas tercengang karena itu.

Ketika Jungkook hendak menarik Jimin keluar dari kelas, ia mendapatkan tatapan 'lapar penjelasan' dari para siswa. Jungkook pun berdehem tanpa canggung, beda dengan Jimin yang benar - benar malu hingga wajahnya memerah padam.

"Kalian boleh istirahat. Asal jangan berbuat gaduh atau sampai mengganggu kelas lain. Saya pinjam ketua kelas kalian dulu sebentar," ujar Jungkook membuat Jimin terperangah malu.

Para murid pun mendesah kecewa karena kedekatan Jimin dan Jungkook. Sedangkan sebagian murid memekik bahagia karena diizinkan istirahat sebelum waktunya.

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Dec 17, 2020 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

Ahjussi | Kookmin [KEEP]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum