23 : Kembang Api

210 44 17
                                    

"Bagaimana aku menjelaskan perasaan ini begitu kalian berdua sama-sama berdiri di hadapanku?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bagaimana aku menjelaskan perasaan ini begitu kalian berdua sama-sama berdiri di hadapanku?


***



"Kau harus datang menemuinya!"

Doyoung mengembuskan napasnya, dengan langkah lebar memasuki restoran itu tanpa perasaan ragu. Beberapa orang yang masih sibuk dengan pekerjaan masing-masing kompak menoleh, salah satunya Gyuri yang langsung mengenali lelaki itu.

"Oppa?" Gyuri mengelap tangannya, menyimpan lap yang ia gunakan untuk membersihkan meja ke dalam kantong celemeknya. Ia bergegas menghampiri Doyoung.

"Jisun sudah pulang?"

Gyuri hanya menggeleng, dengan gerakan tangannya ia memberi kode Doyoung untuk ikut dengannya ke ruangannya Jisun. Lelaki itu dengan santai mengekor di belakang gadis itu.

"Kenapa tidak mengabari? Terlambat sedikit saja Jisun bisa saja sudah pulang!"

Doyoung tidak menanggapi, bahkan membalasnya dengan sebuah senyuman kecil saja ia tidak melakukannya. Ekspresi wajahnya berkata kalau ia sedang merasa gugup.

"Oppa sudah tahu kan soal Jisun dan Seoyeon?"

"Iya," gumam Doyoung sambil berdeham pelan. "Urusanku dengan Seoyeon sudah selesai."

"Jisun juga. Dia menyelesaikan itu sendiri."

Doyoung perlahan tersenyum, ada perasaan bangga dalam benaknya. Mereka sekarang sudah berdiri di depan pintu ruangan tempat Jisun berada. Gyuri mengetuk pintu itu sampai terdengar sahutan dari dalam. Gadis itu menoleh, mempersilahkan Doyoung untuk masuk sendiri ke dalam.

"Terima kasih.."

Gyuri meninggalkannya, tinggalah Doyoung sendiri berdiri di depan pintu ruangan Jisun yang tertutup rapat. Ia mengembuskan napas, mengatur detak jantungnya yang entah mengapa seperti tidak ingin bekerja sama dengannya untuk kali ini. Dengan perlahan ia membuka pintu itu, melihat Jisun duduk di tempat kerjanya sambil memeriksa beberapa berkas. Gadis itu mendongak sebab mendengar pintu yang terbuka, lalu menghentikan pergerakannya begitu sadar siapa yang datang.

"Jisun-ah? Aku boleh masuk?"

Gadis itu terdiam, kemudian pelan ia mengangguk. Doyoung masuk ke sana dan menutup pintunya perlahan. Ia duduk di kursi yang ada di hadapan gadis itu. Jisun tampak membereskan pekerjaannya.

"Apa aku mengganggu?"

"Tidak.."

Sudah berapa lama mereka tidak bertemu? Apa selama itu sampai Doyoung merasa takjub melihat perubahan gadis di hadapannya ini? Jisun tetap memesona, ia tetap terlihat dingin dan anggun seperti citra yang ia tunjukkan biasanya. Namun kali ini Doyoung merasakan ada perbedaan, gadis di depannya bukanlah seseorang yang mempunyai pertahanan tak tertembus lagi.

[1] 20봄 | TWENTY SPRING✔Where stories live. Discover now