18 : Apa Aku Memikirkanmu?

289 54 29
                                    

"Sebenarnya apa yang kau rasakan? Siapa yang kau pikirkan saat kau merasa harimu terlalu buruk untuk dijalani? Kalau aku memohon, bisakah itu aku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebenarnya apa yang kau rasakan? Siapa yang kau pikirkan saat kau merasa harimu terlalu buruk untuk dijalani? Kalau aku memohon, bisakah itu aku?"

***

Sudah masuk pukul 8 malam, sama seperti kemarin Sejeong memutuskan untuk pulang lebih awal. Kemarin juga sebelum mengantarnya pulang, Johnny berjanji akan menjemputnya dan mengajaknya kencan sebentar.

Tapi baru saja ia keluar dari kantor.

"Kau sibuk?"

"Sungguh, aku benar-benar minta maaf. Teman-teman di akademi ingin makan bersama karena hari ini semua pulang lebih awal. Aku belum pernah makan bersama mereka, jadi.. aku tidak bisa menolak."

Sejeong ingin marah, sejujurnya. Tapi dia ingat kalau dirinya sendiri juga sering membatalkan janji karena hal yang sama, karena pekerjaan. Mau bagaimana lagi? Dia sudah terlanjur pulang awal, mungkin memang Sejeong sedang diberi izin untuk istirahat lagi hari ini.

"Baiklah.. Kalau kau sudah pulang, tolong kabari aku.."

"Mm.. Kau juga. Aku benar-benar minta maaf, Sejeong.."

"Tidak apa-apa. Aku tutup."

Sejeong memutuskan panggilannya dan meletakkan ponselnya di dalam saku coat hitam yang dikenakannya. Ia kembali menghela napas. Ternyata cukup menyebalkan juga. Apa ini yang sering Johnny rasakan setiap Sejeong membatalkan janji atau memutus panggilan secara sepihak karena keadaan mendesak?

Entahlah. Sekarang Sejeong tidak tahu harus kemana. Inginnya kembali ke apartemen, tapi nanti juga ia lebih memilih melanjutkan pekerjaan. Rasanya tidak bebas.

Atau dia bisa mengunjungi Chungha di rumah sakit?

Sejeong spontan mengangguk, menjawab sendiri pertanyaan yang melintas di kepalanya. Kemudian ia melangkah menuju halte bus yang ada di seberang jalan.

"KIM SEJEONG!!!"

Sejeong berbalik begitu mendengar seseorang memanggilnya dan melihat Doyoung berlari ke arahnya. Lelaki itu dengan susah payah mengejar Sejeong yang berjalan dengan cepat.

"Mau kemana?"

"Pulang."

"Kuantar?"

"Maaf saja, tapi aku tidak ingin merepotkan."

"Baiklah!" Lelaki itu secara tiba-tiba meraih tangan Sejeong dan menggandengnya. Ia menarik Sejeong menuju mobilnya yang sudah terparkir di sisi penampang jalan.

"APA-APAAN KAU?!!"

"Ingin mengajakmu jalan-jalan!" Doyoung melepas gandengannya dan membukakan pintu mobil untuk Sejeong. Lelaki itu tersenyum dengan manis. "Silahkan masuk-"

[1] 20봄 | TWENTY SPRING✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang