Jiwon sedikit beringsut saat matanya memaksa untuk terjaga. Pandangannya seketika tertuju pada wajah lelaki di depannya yang sedang meringkuk memeluknya. Hoshi terlihat sangat berbeda ketika dia tertidur seperti ini. Wajah tampannya yang damai dan polos tanpa sadar membuat kedua sudut bibir Jiwon terangkat ke atas. Lagi, kejadian semalam kembali terputar jelas di benak Jiwon. Ia juga masih tak percaya akan menghabiskan malam untuk pertama kalinya dengan lelaki ini. Jiwon juga teringat betapa Hoshi sangat terkejut mengetahui dirinya masih perawan dan belum pernah melakukan hubungan intim sebelum-sebelumnya.
Hoshi tampak kelelahan, sama seperti dirinya. Tapi Jiwon mau tidak mau harus bangun. Ia tidak berniat berlama-lama disini. Masih banyak yang harus dia kerjakan, apalagi ia sadar dirinya yang tidak pulang ke rumah sejak kemarin. Nenek dan Yuri pasti sudah mencemaskannya.
Jam masih menunjukan pukul 5 pagi, tidak heran keadaan diluar jendela masih sedikit gelap. Jiwon pun mulai melepaskan tangan Hoshi dari atas pinggangnya dengan perlahan agar lelaki itu tidak sampai terbangun. Ia kemudian bangkit dan segera memungut semua pakaiannya yang berserakan dilantai dan mulai memakainya.
Tasnya, Jiwon hampir lupa dengan barang pentingnya tersebut, segera ia berbalik dan mencarinya kesana kemari namun anehnya ia tak kunjung menemukannya di dalam kamar. Ia pun memilih keluar ke ruang tamu dan kembali mencarinya. Beruntung tas tersebut ternyata tergeletak di lantai dekat pintu keluar, Jiwon bahkan tak ingat kapan benda itu ada disana.
Saat Jiwon sudah berada di ambang pintu, ia sempat berhenti karena kembali mengingat sesuatu. Benar, foto Polaroid itu.
•××ו
Matahari pagi kini masuk melalui sela-sela jendela meninggalkan udara hangat di sana. Lelaki yang masih terlelap kini sedikit demi sedikit mulai beringsut karena merasakan panas dari cahaya yang menyentuh permukaan wajahnya. Mata sipitnya kini mulai bergerak sambil mengerjap-ngerjap karena cahaya yang sedikit menyilaukan. Seulas senyum kini menghiasi wajah lelaki tersebut saat kembali mengingat dengan siapa ia habiskan malam yang indah semalam.
Hoshi begitu tak sabar menatap Jiwon yang mungkin saja masih terlelap disebelahnya saat ini. Hoshi kemudian berbalik untuk berniat menyapa gadisnya, namun bukannya senang, wajah Hoshi seketika berubah menjadi masam. Ia tak menemukan siapa-siapa di sampingnya. Sisi ranjangnya sudah kosong dan terasa dingin. Matanya yang masih setengah mengantuk kini sudah terjaga sepenuhnya karena sibuk menyusuri isi kamarnya untuk mencari Jiwon.
"Jiwon!?" Hoshi beralih memeriksa kamar mandi berharap wanita itu kiranya ada diasana, namun nihil kamar mandi juga kosong. Ruang tamu dan dapur pun sama saja. Hoshi mengusap rambutnya kasar seraya mendengus kesal. Dalam sejarahnya, belum ada satu wanita pun yang berani pergi meninggalkannya lebih dulu setelah tidur dengannya. Bahkan tak sedikit dari mereka justru mengemis meminta lebih. Lalu apa sekarang?
"Sial, kemana kau Kim Jiwon!?" Dengusnya merasa frustasi "Haish"
•××ו
Keadaan kedai kopi yang saat ini Jiwon dan Wonwoo datangi tidak begitu ramai. Mungkin Wonwoo sengaja memilih tempat ini agar bisa leluasa dan jauh dari jangkauan media yang sering membututinya kemanapun dia pergi.
"Apa? Kau bekerja sebagai makeup artis Hoshi sejak 2 hari yang lalu, dan kau baru memberitahuku sekarang?"
Jiwon sudah menduga Wonwoo akan marah karena baru memberitahunya mengenai dirinya yang menerima tawaran menjadi makeup artis Hoshi. Jiwon sebenarnya berniat memberitahu lelaki itu secepatnya, hanya saja sejak kemarin dia tidak punya waktu karena terlalu sibuk. Alhasil karena terus menundanya, Jiwon sampai lupa dan baru bisa memberitahu lelaki itu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD TEMPER • (KWON SOONYOUNG)
Fanfiction[ ON GOING ] When a supermodel meets a woman that he never thought would change his life. "This is who i am, nobody said you had to like it" - Hoshi. "I know you're a good guy" - Jiwon. -- bahasa -- romance © Wortelmerah 2020
