Bab 26

702 19 2
                                    

Maaf lama gak up date, akhir tahun banyak laporan yang harus dibuat.

Selamat membaca

Drake sedang berada di bandara ketika ia melihat berita Tania mengumumkan secara terbuka perusahaan almarhum ayahnya mengalami pailit. Ia terkejut ketika melihat Tania jatuh pingsan.

Perasaaan bersalah Drake kepada Tania semakin besar, “Maafkan aku, yang hanya memberikan kesedihan dan luka untukmu,” gumam Drake  dalam hatinya.

Sementara itu Jessica justru berseru kesenangan melihat penderitaan Tania. “oh my God, kejutan yang menyenangkan. Ternyata kamu akhirnya akan menjadi orang miskin!,” seru Jessica kesenangan, tanpa memperdulikan tatapan orang-orang yang diarahkan kepadanya.

Drake hanya diam, ia malas menanggapi ucapan Jessica. Sejujurnya Drake sudah tidak mau lagi berhubungan dengan Jessica, rasa cintanya kepada Jessica telah menguap entah kemana.

Namun, demi calon bayi kami aku tetap mau bersama dengan Jessica, meski aku meragukan bayi yang dikandung Jessica apakah benar-benar anakku. Akan kupastikan setelah bayi itu lahir harus diadakan tes DNA.

“Mengapa sih kamu tidak dapat membujuk daddymu, biar kita tidak dikirim ke Papua. Daddymu jahat, kau anak satu-satunya masa hanya menjabat sebagai manajer dan dipindahkan ke tempat yang sangat jauh,” omel Jessica.

Kutatap Jessica dengan tajam, “Tutup mulutmu Jes, harusnya kau bersyukur daddyku dan Tania menuntutmu dan diriku ke dalam sel tahanan. Kau, sadar bukan karena laporan palsu darimu, Tania mendekam di dalam sel tahanan.”

“Kau  harus bersyukur daddyku hanya mengirim kita ke Papua, bukannya ke dalam sel tahanan,” ucapku kesal, sambil bangkit berdiri, karena pilot pribadiku baru saja menghubungi pesawatku siap lepas landas.

Dengan menggerutu kesal, Jessica mengikuti langkah panjang Drake yang tidak mau menunggunya.

Usai penandatanganan perusahaan antara Tania  dengan Daniel, Daniel meminta waktu untuk berbicara  berdua dengan Tania dan Taniapun menyetujuinya.

“Bagaimana bisa kau yang mengambil alih perusahaan almarhum ayahku/,” tanya Tania kepada Daniel.

“Setelah sidang putusanmu, aku dan pamanku bertengkar hebat. Ia marah kenapa aku diam saja dan menyembunyikan bukti sepenting itu. Membiarkannya melakukan kesalahan fatal dengan menyetujui perceraianmu dengan Drake dan ikut berperan dalam meninggalnya kedua orangtuamu secara tidak langsung.”

“Kau lihat,lebam dipipiku!, ternyata pak Tua itu masih memiliki tenaga untuk menghajarku,” kata Daniel.

“Apakah kau keluar dari perusahaan Meier?,” tanya tania kepada Daniel.

“Ya, aku memutuskan untuk keluar dari bayang-bayang keluargaku, aku ingin membangun usahaku sendiri, meskipun aku tidak dapat menyangkal darah keluarga Meier di tubuhku.” Papar Daniel.

“Lagipula, aku mengaku bersalah kepada pamanku, kau tahu Tania, mantan suamimu itu mendapatkan hukuman dibuang daddynya ke Papua bersama dengan Jessica, jabatannyapun diturunkan menjadi seorang manajer saja,” kurasa itu belumlah  setimpal dengan penderitaan yang kau alami.”

“Aku tidak ingin melihat ke depan,sekarang aku harus dapat menatap ke depan, biar masa lalu menjadi.”

“Aku ingin mengucapkan terimakasih karena kamu telah bersedia menerima semua karyawan yang  ada. Dan kuucapkan selamat, kamu menjadi Direktur PT..., maaf,apa nama perusahaan nanti?, tidak mungkin bukan kamu tetap memakai nama perusahaan yang lama?, tanya Tania.

“Aku  akan mengumumkan launching perusahaan besok, kau akan menjadi tamu kehormatanku, maukah kau datang  sebagai pasanganku?,tanya Daniel sambil menatapku tajam.

“Kau tahu aku ini pria single,tidak ada yang akan cemburu aku jalan denganmu, akan kupastikan kau merasanyaman saat denganku,” kata Daniel sambil menatap Tania dengan tatapan mata yang begitu intens.

“Dengan  senang hati aku bersedia untuk datang sebagai pasanganmu,kau adalah penolong kebebasanku, aku banyak berhutang budi kepadamu.”

“Aku menolongmu karena kau pantas untuk ditolong, besok jam 7 tepat aku akan menjemputmu, berdandanlah yang cantik buat aku terpukau. Meski tanpa berdandanpun kau sudah cantik.”

Tania hanya tersenyum menanggapi ucapan Daniel.

“Kalau begitu aku permisi, masih banyak yang harus kulakukan, barang-barang yang ada di  ruanganku sudah dipindahkan oleh OB, kalau kau ingin menempatinya, silahkan!.

“Baiklah, setelah ini apa yang akan kau lakukan?, aku tidak keberatan kalau kau ingin bekerja di perusahaan ini. Asistenku akan mencarikan posisi yang tepat untukmu.”
“Baiklah, setelah ini apa yang akan kau lakukan?, aku tidak keberatan kalau kau ingin bekerja di perusahaan ini. Asistenku akan mencarikan posisi yang tepat untukmu.”

“Terimakasih atas tawaranmu, akan kupikirkan.”

“Oh, iya di luar telah berkumpul para wartawan, aku ingin kau ingin denganku dalam acara konfrensi pers, mengenai akuisi perusahaan keluargamu yang telah kuambil alih.”

“Baiklah,aku akan menemanimu dalam acara konfrensi pers nanti, lagipula kurasa aku perlu memberikan beberapa keterangan kepada wartawan.”

Daniel dan Taniapun kemudian berjalan keluar  dari ruang meeting menuju ruangan khusus yang telah dipersiapkan untuk tempat konfrensi pers.

Begitu memasuki ruangan tersebut, tampak para wartawan telah duduk memenuhi kursi yang diperuntukkan  bagi mereka.

Tania dan Danielpun duduk di  hadapan para wartawan tersebut. Daniel mempersilahkan kepada Tania untuk  memberikan pernyataannya terlebih dahulu.

Tania membersigkan tenggorokkanya, di tatapnya wajah para wartawa tersebut.
“Seperti yang sudah saya umumkan sebelumnya, bahwa perusahaan Aditama mengalami pailit dan berganti kepemilikan. Saat ini  PT.Aditama secara resmi sudah bubar  dan akan berganti dengan nama dan pemilik perusahaan yang baru.”

“Tidak akan ada PHK massal, meski kepemilikan perusahaan telah berganti.  Saya juga akan memperkenalkan pemilik perusahaan yang baru, yaitu pria yang saat ini duduk di samping  saya, Daniel Meier.”

Mendengar pernyataan Tania,para wartawan tersebut beseru terkejut. Moderator yang memimpin konfrensi pers mengingatkan para wartawan agar tertib, mereka akan diberi waktu untuk mengajukan pertanyaan, setelah Tania dan Daniel selesai memberikan pernyataan mereka.

Sekarang saya persilahkan kepada bapak Daniel Meier selaku pemilik perusahaan yang baru.

Daniel mengucapkan terimakasih kepada Tania. “Terimakasih saya ucapkan kepada ibu Tania atas sambutannya yang ramah kepada saya,” Daniel yang orangnya memang jahil dengan iseng menambahkan, “Apalagi kalau ibu Tania bersedia pergi makan malam dengan saya,” ucap Daniel sambil menatap ke arah Tania dengan tatapan yang merayu.”

Tania  hanya tersipu malu, tidak menanggapi ucapan Daniel, sementara para wartawan bergegas mengambil foto ketika Daniel menatap ke arah Tania dengan begitu lembut.

Kemudian  Daniel melanjutkan konfrensi pers, PT.Aditama pada hari ini secara resmi telah berganti kepemilikan, mengenai nama perusahaan yang baru akan saya umumkan besok malam, pada saat launching.”

“Seperti kata ibu Tania tadi, tidak akan ada PHK massal, karena semua karyawan yang ada akan dipertahankan. Saya  juga ingin menyampaikan kalau saya secara resmi telah mengundurkan diri dari PT.Meier Property and Company.”

Selesai Daniel memberikan pernyataan, moderator mempersilahkan kepada para wartawan untuk bertanya.

Ternyata para wartawan tersebut lebih antusias bertanya mengenai hubungan Daniel dengan Tania.
“Apakah pak  Daniel keluar dari Meier, karena ibu Tania?.”
“Apakah Pak Daniel akan menikahi bu Tania?,”
“Berapa lama hubungan pak Daniel dan bu Tania  sudah terjalin?.”

Bersambung

LOVE AND HATEWhere stories live. Discover now