Bab 25

427 11 2
                                    

Seharusnya bab 24 tadi sampai sini.
Selamat membaca!!!

Bab 25

Dara lalu menemani Tania makan salad buah. Sedang asyik mereka berdua makan salad buah, terdengar suarapintu diketuk. Tania mempersilahkan tamunya untuk masuk.
Prianto kemudian memasuki ruangan Tania. Setelah dipersilahkan Tania untuk duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut, iapun duduk.
“Maaf, pak Prianto saya habiskan makan saya dulu ya,!” kata Tania.
“Iya bu, tidak masalah, saya akan menunggu ibu selesai makan.”
Selesai dengan salad buahnya Tania dan Dara bangkit dari duduknya untuk bergabung dengan Prianto.
“Bagaimana persiapan serah terima perusahaan dengan pihak pengakuisi perusahaan kita apakah sudah beres?,” tanya Tania kepada Prianto.
“Semua berkas sudah siap untuk ditandatangani bu, pengacara yang ditunjuk perusahaan untuk menangani hal tersebut sudah menyiapkannya, bu.”
“Apa nama perusahaan yang akan mengambil alih perusahaan, saya belum pernah mendengar kamu menyebutkan nama perusahaan maupun nama pemilik perusahaan tersebut,” tanya Tania.
“Pembeli dari perusahaan almarhum ayah ibu, tidak mau namanya ibu ketahui, ia ingin ibu mengetahui siapa dirinya secara langsung.”
“Mengapa seperti itu, tapi ya sudahlah. Yang terpenting para karyawan selamat  karena pria tersebut, bagiku itu sudah cukup.  Mengenai kekurangan pembayaran utang perusahaan kepada pihak bank sudah dapat teratasi. Nanti kamu temani saya ke bank untuk melakukan pelunasan utang perusahaan, ditemani perwakilan dari pengacara perusahaan.”
“Syukurlah kalau ibu, sudah mendapatkan tambahan dana untuk melunasi utang perusahaan. Dengan senang hati saya akan menemani ibu.”
“Terimakasih banyak, saya senang kamu dan  Dara tetap bersikap loyal kepada perusahaan.” Tania kemudian berdiri menuju meja kerjanya.
Dibukanya laci meja kerjanya, diambilnya 2 buah   amplop coklat, masing-masing amplop berisikan uang 50 juta rupiah.
Tania kembali duduk bergabung dengan Dara dan Prianto. Diserahkannya amplop tersebut untuk Prianto  dan Dara.
“Saya minta maaf, perusahaan hanya mampu memberi kalian sedikit, saya berharap kalian mau menerima tanda terimakasih dari perusahaan untuk jasa dan loyalitas kalian.”Kata Tania kepada Dara dan Prianto.
“Kami mengucapkan terimakasih bu, almarhun ayah ibu adalah seorang bos yang baik dan loyal kepada bawahannya, sehingga tidak ada alasan bagi kami untuk tiidak loyal kepada perusahaan.”  Kata Prianto yang diamini Dara.
Mereka kemudian berbincang-bincang mengenai seputar perusahaan, hingga waktu menunjukkan pukul 10 tepat, saatnya bagi  mereka untuk melihat dan menyambut pemilik perusahaan yang baru. Tania meyakini perusahaan nantinya pasti berganti nama.
Tania, Dara dan Prianto segera menuju ke ruang meeting, karena Tania sudah memerintahkan resepsionis yang berjaga di lobi untuk mengantarkan tamu yang datang mencarinya  ke ruang meeting.
Tania, Prianto, Dara, dan pengacara perusahaan telah siap di tempatnya masing-masing.
Pintu di buka, menampakkan sosok yang kehadirannya mereka tunggu-tunggu, sosok yang berhasil menyelamatkan ribuan karyawan Aditama dari PHK besar-besaran.
Tania tampak syok melihat pria yang memasuki ruangan meeting. Pria itu datang  bersama dengan seorang pria lainnya, “Mungkin asistennya,” gumam Tania dalam hatinya.
Pria tersebut tersenyum ke arah Tania, dikedipkannya sedelah matanya, membuat Tania tersipu.
“Apa-apaan,” fikir Tania.
Kedua pria tersebut duduk di tempat yang telah di persiapkan untuk mereka.
Prianto berdehem dari  tempatnya duduk. “Baiklah, selamat pagi semuanya, selamat datang kami ucapkan kepada bapak Daniel meier sebagai pemilik perusahaan Aditama yang baru.” Kata Prianto, menyambut kedatangan Daniel dengan asistennya Jason.
Maaf, part ini pendek ya!

Bersambung

LOVE AND HATEحيث تعيش القصص. اكتشف الآن