Cap.10

0 0 0
                                    

Di tengah kota terlihatlah antrian yang cukup panjang

Orang-orang saat itu sedang mengantri untuk membeli kue yang ada di toko Gin

Gin dan beberapa staff karyawan sampai kewalahan melayani pembeli

"Tolong tunggu sebentar, kami sedang menyiapkan pesanan" Ucap Gin

Semakin lama pembeli semakin banyak dan pesananpun semakin sulit di antar tepat waktu kepada para pembeli

Di dalam toko itu juga terlihat Rio dan Airin yang sedang duduk berdua sambil memakan kue

"Airin, menurutmu kapan kita terakhir kali duduk berdua seperti ini?" Tanya Rio

"Hm... Sepertinya bulan lalu saat kau mengajakku pergi berbelanja ke Mall" Ucap Airin

"Kau masih mengingatnya ya?' Tanya Rio

"Tentu saja, sangat jarang kau mengajakku ke tempat ramai seperti itu, apalagi kau itu kan tipe orang yang sangat membenci keramaian" Ucap Airin

"Kebetulan aku sedang punya waktu luang, apakah kau mau berjalan-jalan bersamaku?" Tanya Rio

"Dasar suami payah, tentu aja aku mau" Ucap Airin sambil tersenyum

Airin kembali memakan kue yang ada di hadapannya lalu menoleh ke arah Gin yang sedang kewalahan melayani pembeli

"Dia itu tidak pernah berubah ya, selalu saja bersemangat seperti biasa" Ucap Airin

"Hm... Benar sekali" Ucap Rio

Tanpa di sadari oleh Airin, Sebuah senyuman bengis muncul di wajah Rio

-Di tengah laut-

Di tengah laut terlihatlah Rio dan Fen yang sedang mengayuh sebuah sampan kecil

Mereka mencuri sampah itu untuk melarikan diri

Tiba-tiba dari kejauhan terlihat beberapa kapal kecil yang mengejar mereka

"Bagaimana ini Rio, kita tidak mungkin bisa bertarung di air" Ucap Fen

"Kalau begitu kita tembak saja mereka" Ucap Rio

Tangan kanan Rio berubah menjadi sebuah meriam besar

"Phantom eye: Weapon type: Gun of Crusher" Ucap Rio

Sebuah puluru di muntahkan dari dalam meriam itu

Peluru itu langsung menghantam air dan langsung meledak

Ledakan yang di hasilkan juga tergolong sangat besar, kapal-kapal kecil yang mengejar Rio langsung tenggelam setelah terkena ledakan dari peluru meriam Rio

"Bagaimana, mudah bukan?" Ucap Rio

"Mudah kepalamu, kau ingin kita mati tenggelam?, Sudahlah ayo cepat bantu aku mengayuh sampan ini, rasanya aku sudah sangat rindu dengan daratan" Ucap Fen

"Iya, iya" Ucap Rio dengan nada kesal

Rio dan Fen kembali mengayuh sampan itu

Butuh waktu 2 jam bagi mereka untuk sampai di tepi pantai

"Akhirnya, aku bisa memelukmu lagi wahai daratan" Ucap Fen

"Tunggu dulu, kita ini berada di mana?" Tanya Rio

"Entahlah aku tidak peduli, yang penting saat ini aku berada di daratan" Ucap Fen

Tiba-tiba seorang pria tua mendekati Rio

"Sepertinya kita bertemu lagi, tuan" Ucap pria tua

Rio menoleh ke arah pria tua itu

"Oh, kau, bukannya kau pria yang ada di pesawat itu kan?" Tanya Rio

"Ahahaha... Tidak aku sangka tuan masih mengingatku, aku selaku pemimpin kota silverion menyambut tuan kota kecil kami" Ucap pria tua

"APAAAA???... kita ada di Silverion?" Tanya Fen

"Kan sudah aku bilang kalau kita harus mengayuh ke arah selatan, bukan ke arah timur" Ucap Rio sambil menginjak-injak tubuh Fen

"Aku minta maaf" Ucap Fen

"Sebaiknya tuan ikut saya, saya akan menyediakan tempat menginap dan pakaian untuk tuan" Ucap pria tua

Pria tua itu berjalan pergi di ikuti oleh Rio, sedangkan Fen di tarik oleh Rio layaknya kantong sampah

Sesampainya di penginapan Rio dan Fen di sambut oleh para pelayan dengan sangat ramah

Para pelayan itu langsung menyediakan pakaian dan makanan untuk Rio dan Fen

"Wah, tidak aku sangka kalau penduduk kota silverion seramah ini" Ucap Fen

"Itu semua karena tuan Rio, kami selaku penduduk kota Silverion sangat berterima kasih kepada tuan" Ucap pria tua

"Berterima kasih untuk apa?" Tanya Rio

"Dulu tuan pernah menyelamatkan kota kami dari meteor yang jatuh, tuan menghancurkan meteor itu layaknya menghancurkan sebuah bola kaca" Ucap Pria tua

"Oh aku ingat kejadian itu, aku tidak sadar kalau aku menyelamatkan sebuah kota" Ucap Rio

"Kau itu kan payah, maklum saja kalau kau tidak menyadari kalau ada kota di bawahmu" Ucap Fen sambil menggigit sebuah sendok

"Diam kau" Ucap Rio

"Kami sangat mengagumi tuan, bahkan banyak anak-anak yang merupakan Eye Holder bercita-cita untuk menjadi seperti tuan, hingga mereka dewasa mereka masih memegang semangat itu, semangat yang berasal dari diri tuan" Ucap Pria tua

"Aku tidak sehebat itu" Ucap Rio

"Ahahaha tuan tidak perlu merendahkan diri begitu" Ucap pria tua

"Oh ya pak tua, berapa jarak kota ini dan kota giald?" Tanya Fen

"Seingatku sekitar 190km" Ucap pria tua

"Berarti butuh waktu 1 jam menggunakan pesawat, kalau begitu nanti malam aku akan pulang ke kota Giald menggunakan pesawat, bagaimana denganmu?" Tanya Fen

"Aku akan terbang besok pagi" Ucap Rio

-Bersambung-

EYE HOLDER (SEASON 5)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt