Ku Tetap Memilih Dia

97 11 11
                                    

Beberapa tahun setelah pelulusan Nabill dan teman temannya dari SMK48

Terlihat Shani tengah berada di depan pintu berwarna putih yang belum juga ada tanda – tanda pemilik rumah untuk membukakan pintu, miskipun Shani sudah memencet Bellnya berulang kali. Tak lama, masuklah sebuah Mobil yang sering Melody pakai, Shani yang melihatnya langsung menghampiri mobil tersebut, dan terlihatlah Melody yang kini usianya menginjak semester akhir perkuliahannya.

"Ya ampun, mah... kok mamah disini?" Sontak Melody yang melihat Shani tengah menangis tersedu pun langsung memeluknya.

"Mell, kamu tau Nabill dimana? Dia udah nggak pulang selama seminggu! Mamah kira dia lagi sibuk di apartemennya karen tugas kuliahnya, tapi tadi ada salah satu temannya dateng kerumah trus nanyain kemana Nabill, katanya udah seminggu ini dia nggak masuk kuliah. Mamah udah coba cari ke apartemennya, tapi nggak ada orang disana." Tutur Shani dengan Nafas yang memburu karena tak kuasa menahan tangisannya.

Entah darimana datangnya, Sebuah Mobil kembali masuk ke pekarangan rumah Melody, dan keluarlah Sinka dan Shania dari mobil tersebut.

"Tante? Kebetulan... aku tahu dimana Nabill, ayo kita bareng – bareng ke sana." Ujar Sinka yang langsung diangguki Shani dan Melody.

Tak lama kemudian, mereka ditambah Boby, Jeje dan Ayana tiba di sebuah rumah sakit yang padahal rumah sakit itu adalah tempat mamah dan papahnya Nabill bekerja.

Tanpa basa – basi lagi, merekapun masuk saat melihat Sinka membawa Shani masuk dengan merangkulnya, hingga Shani, Sinka, Shania, Jeje, Boby dan Ayana melihat Gaby yang tengah duduk termenung dengan duduk bersandar yang menempel pada dinding rumah sakit. Gaby yang merasa di perhatikan pun tiba – tiba melihat kearah mereka, dengan sorot mata yang penuh dengan kebencian, tak ada tatapan yang hangat dan polos lagi darinya, seperti Gaby yang mereka kenal.

"Nabill ada di dalam, tante..." Ujar Gaby tiba – tiba berucap dan Menuntun Shani dan Ayana untuk masuk ke ruangan kamar di depannya. Namun, saat Melody dan yang lainnya ingin masuk, Gaby menahan mereka dan kembali menatap mereka dengan sorot amarahnya yang hendak memuncak.

"Ngapain kalian disini?" Tanya Gaby setelah menutup pintunya.

"Gab ki..."

"Pergi!" Ujar Gaby dingin memotong ucapan Melody.

"Gab..."

"Gue bilang, Pergi!" tegas Gaby sekali lagi saat Boby hendak berucap.

"Semoga dengan Begini, loe semua puas!" Ucap Gaby tiba – tiba.

"Terutama loe!" lanjut Gaby dengan menunjuk wajah Melody.

"Dimana loe, saat di bener – bener sekarat? Hm? Dimana loe saat dia bener bener butuh sosok Loe?" Tanya Gaby pada Melody yang kini mulai khawatir akan keadaan Nabill.

"Dia sakit apa, Sin?" tanya Shania dengan memegang bahu Sinka.

"Percuma... loe kasi tau mereka Sin, Mereka nggak akan pernah perduli! Cuma gara – gara hal sepele, seolah – olah gue disini yang ngerebut dia. Bahkan, aaarrggghhh...." Potong Gaby saat Sinka hendak menjawab pertanyaan Shania yang berakhir dengan geraman yangia tahan dan menutup wajahnya.

"Gab, kita semua minta maaf ki..."

"Percuma... semuanya sudah terlambat!" potong Gaby saat Shania yang kini berlutut dihadapan Gaby.

Setelah mendengar kalimat itu, Melody tiba – tiba terduduk dengan menangis dengan menutup wajahnya, Jeje dan Boby yang ada di dekatnya pun langsung menahan Melody dan membawanya duduk dikursi di depan Gaby.

"Nyesel kan loe? Hm? Sekarang loe bisa nangis nyeselin semua yang udah loe pada lakuin sama saahabat kalian sendiri. Oh, sorry... gue sama dia kan bukan sahabat kalian, tapi dua orang pecundang yang pacaran di belakang kalian." Ujar Gaby yang membalikan Kata Shania dan Boby yang dulu pernah mengatakan hal itu saat Gaby coba menjelaskan semuanya hingga Gaby menangis dan di tarik Nabill untuk menjauh dari mereka, da tanpa mereka sadari, ternyata itulah kali terakhir mereka melihat Nabill dan Gaby.

Sahabatku Cintaku 2: Kupilih DiaWhere stories live. Discover now