Haruskah Bimbang Meraja (Part 1)

97 12 7
                                    

Waktu beranjak siang, suasana di sebuah sekolahan terkenal di daerah itu terlihat begitu ramai tanpa memperdulikan terik matahari yang begitu menusuk. Jelas saja, saat ini mereka tengah merayakan hari jadinya sekolah tercinta Mereka, berbagai stand makanan dan aksesoris pun terpajang hampir di setiap sisi lapangan luas yang menjadi tempat bagi seluruh siswa/i SMA Pleita Bandung Raya.

Dari sekian banyaknya siswa yang tengah menikmati live musik, maupun mencoba berbagi permainan yang tersedia di beberapa stand, terlihat satu gadis yang terlihat malas untuk sekedar melngkahkan kakinya dari tempat duduknya. Melody, ya gadis itu adalah Melody yang memang sedari awal acara hanya bermalas – malasan. Jelas, karena niatnya Melody hanya akan datang pada acara malamnya, namun Nadya begitu kekeh untuk Melody menghadiri acara itu, alhasil inilah yang terjadi, Melody hanya duduk bermalas – malasan di sebuah kelas kosong karena penghuninya tengah memeriahkan acara Pensi mereka.

"Mel!" tiba – tiba Nadya masuk kek kelas yang melody tempati sedari tadi. "Daripada loe bengong kayak orang bego gitu, mending ikut kumpul sana sama anak – anak!"

"Males banget, panas!" Keluh Melody dengan perhatian yang tak teralihkan sedikitpun dari layar smartphone-nya.

"Ye... daripada loe bengong gini kayak orang bego?!" ujar Nadya dengan menghampiri Melody dan duduk di kursi yang ada di hadapan Melody.

"Loe pulang aja, gih... kasian gue kalo liat loe kek gini... gue kira loe bakal kehibur sama band – band yang ngisi acara siang ini." Lanjut Nadya dengan mengelus bahu Melody.

"Serius gue boleh pulang?" Tanya Melody dengan raut yang berbinar.

"Iya, tapi ntar malem loe harus dateng! Gue gk mau tau, pokoknya harus dateng!" tuntut Nadya dengan tegas.

"Okeh, nanti malem gue dateng, yang penting sekarang gue ngantuk banget, pen tidur... bhay, Nadya sayang!" Ujar Melody dengan mengemasi barangnya dan berlalu pergi dari hadapan Nadya.

Nadya sendiri tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah melody yang begitu keknak – anakan.

"Gue janji, rencana gue ntar malem pokoknya harus berhasil." Gumam Nadya dengan menghilangna Melody dari balik pintu.

Sedangkan di tempat lain, tepatnya di dalam sebuah mobil yang sangat sempit, terlihat beberapa orang tengah berebut tempat duduk untuk dirinya sendiri agar merasa nyaman.

"Kak Key! Geseran dikit napa, ini engap banget gue!" ujar Jeje yang kini kesusahan mendaratkan pantatnya di kursi bagian paling belakang Mobil yang diisi oleh Jeje yang duduk di pojok kiri, sedangkan Key di tengah dan Shania di pojok kanan.

"Mau geser gimana lagi sih! Udah mentok banget ini Gue!" pekik Key dengan berusaha untuk bergerak, namun ternyata sangat susah.

"Iya anjir... mentok banget itu..." Gumam seorang dari barisn tengah dengan melihat posisi Key yang sangat nempel dengan Shania yang kini terlihat sangat kesusahan bahkan hanya sekedar untuk bernafas karena posisi dadanya yang menempel dengan bagian tubuh depan Key, sedangkan tangan Shania dipakai untuk menahan tubuh Key agar tetap pada posisinya dan tangan Key menjaga kepala Shania agar tiadak terbentur ke sebuah Cover yang berisi beberapa alat musik di belakang Shania.

"Apanya yang mentok?" tanya Shania dengan menatap tajam kearah pemuda yang tak lain adalah Boby dengan menatap tanpa berkedip melihat posisi Key dan Shania.

Jadi, posisi Key sedikit miring menghadap Shania begitupun Shania yang juga sedikit nyerong menghadap Key. Sdangkan Jeje menyerong mnempelkan punggungnya pada Key dan memeluk sebuh Gitar yang begitu merepotkan.

"Kak, tukar posisi kita?" tanya Boby dengan senyum usilnya. Sebenarnya di barisan tengah pun sama tersiksanya, Boby mengangkat cover yang berisi beberapa peralatan Drum Jeje dan Nabill memeluk tas yang entah berisi apaan, yang jelas dirinya kesusahan karena tas yang dipegangnya saat ini.

Sahabatku Cintaku 2: Kupilih DiaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ