108 : Hari Bahagia

Start from the beginning
                                    

"Kekeke, tinggal gua kasih liat alam kematian itu ke, Pak Rektor. Nanti juga auto wisuda," ucap Uchul.

"Sampe terjadi, gua yang bakalan ngeborgol tangan lu karena penyalah gunaan kemampuan," balas Tirta.

"Hah? Sanggup?" Uchul menatap Tirta dengan tatapan meremehkan.

"Mau coba?" balas Dirga dengan senyum yang menyeramkan.

"Udah, udah, intinya gua udah wisuda! Jangan berantem dah," timpal Dirga.

"Tapi ga serame wisuda, Tama," ucap Andis.

Sebelum wisuda UGM, kampus ISI sudah terlebih dahulu menggelar upacara wisudanya. Tirta dan Uchul memang tak hadir dalam wisuda Tama. Namun, tak mengubah fakta bahwa wisuda Tama adalah wisuda terheboh, karena banyak sekali wanita yang memberikannya hadiah berupa bunga dan coklat, sehingga Ajay, Andis, Dirga dan anak-anak Stray Kids menjadi budak Tama yang membawakan semua benda-benda itu.

Namun, semua ada hikmahnya. Melihat Anhar dari Stray Kids yang tak kalah tampan dan cool dari Tama. Mulai banyak wanita yang menyerah pada Tama dan berpindah ke sosok bassist stray kids itu.

Jujur saja, Andis tak tahu apakah wisudanya nanti akan seramai teman-temannya. Tama memiliki fanbase dan juga Undercover, ditambah mantra dan stray kids. Sementara Wisuda Dirga dan Ajay, ada keluarga Ajay, Tirta dan Uchul, serta Karmila. Andis tak punya banyak kenalan selain anak kampusnya dan juga anak mantra.

Banyak hal yang mereka lewati hari ini, hingga tak terasa malam telah hadir menemani mereka semua. Hari ini mantra coffee libur, mereka semua sibuk berpesta di dalam kafe yang sebentar lagi akan mereka tutup itu.

"Harusnya, pestanya setelah gua wisuda dong!" protes Andis.

"Tanggung ah, tinggal berapa hari lagi. Abis wisudaan lu, malemnya gua sama Uchul udah balik ke Jakarta, Dis," balas Tirta.

"Jadi, dari pada ga ada pesta gara-gara wisuda lu yang kelamaan itu, ya mending sekarang kan? Kekeke."

Andis hanya bisa mengalah.

"Panggangannya udah siap nih," ucap Dirga yang sedari tadi berusaha menyalakan bara untuk bakar-bakaran. Sontak mereka semua keluar dari kafe dan memulai acara barbekuan di halaman.

"Boleh ikutan kali?" ucap tetangga sebelah.

"Sini, sini, gabung aja," ajak Andis.

"Tiara ...," bisik Bunga.

"Pepet aja, ga ada pacarnya tuh," ucapnya sambil melirik ke arah Tama.

Tama berjalan membawa kotak es yang berisi aneka daging. Setelah meletakkan itu, tak sengaja kakinya menginjak sesuatu di rumput halaman, lalu memungutnya.

"Kucing?" ucap Tama sambil menatap gantungan kunci kucing berwana hitam. Ia mengambil gantungan itu dan menyimpannya di dalam kantong celanannya.

Mereka semua mulai bekerjasama. Mila dan para tetangga sebelah mulai membuat bumbu secara asal, dan para pria menusuk berbagai daging yang telah Tama potong kecil-kecil tadi. Setelah ditusuk dan dibumbui, Tama dan Tiara yang memanggangnya, agar rasa daging dan bumbunya pas di lidah. Juru masak andalan mantra dan juru masak andalan ruko sebelah mulai berkolaborasi.

 Juru masak andalan mantra dan juru masak andalan ruko sebelah mulai berkolaborasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mantra Coffee ClassicWhere stories live. Discover now