PROLOG

173 37 2
                                    

⚠Sebelum membaca tolong beri vote dan jangan lupa untuk tinggalkan komentar!😁
⚠Disarankan untuk mendengarkan lagu di atas🎧🎶

Selamat membaca🌸


Seoul, 23 Maret 2019

Hyunjin memutar video yang diberikan oleh sahabatnya, Yeji. Video dari mendiang tunangannya, Yang Jeongin yang meninggal tiga hari lalu setelah berjuang melawan kanker darah selama bertahun-tahun.

Hyunjin tersenyum kala video memperlihatkan tunangannya yang semakin kurus duduk di atas ranjang rumah sakit. Senyum manisnya menjadi awal pembukaannya.

"Yeji? Apa sudah siap?" tanya Jeongin pada sang kameramen, Yeji.

"Hi Kak!" Jeongin melambaikan tangannya.
"Yeji bilang kakak ke Jeju dua minggu. Itu lama sekali bukan? Adek hanya takut nggak bisa bertemu dengan kakak lagi. Tapi, bolehkah adek meminta kakak agar mengabulkan permohonan adek?"

Hyunjin mengangguk, air matanya tak dapat berhenti kala video itu berputar.

"Bagus," Jeongin memperlihatkan senyum dimple-nya.

"Kakak tahu kan, adek penganut Shinto? Dari dulu adek ingin mengajak kakak ke Kyoto, Jepang saat musim semi. Di sana banyak kuil-kuil yang indah. Adek ingin kakak menyatakan perasaan ke adek di bawah pohon sakura untuk terakhir kalinya agar cinta kita tetap abadi dan adek bisa dengan kakak untuk selamanya. Hahaha permintaan adek sangat konyol ya kak?"

Hyunjin menggeleng ribut. Ia tak dapat berbicara. Ia menyeka air matanya berkali-kali sambil sesenggukan.

"Tapi, jika adek udah nggak di sini lagi, adek ingin kakak tetap ke sana. Adek ingin kakak menikmati keindahan kuil-kuil di Kyoto. Adek pastikan kakak nggak akan berlarut dalam kesedihan karena kehilangan adek. Kakak harus bahagia."

Hyunjin menggeleng kembali.

"Mmm... Apa kakak percaya tentang adanya reinkarnasi?"

Lagi, Hyunjin menggeleng.

"Adek percaya. Jika saat ini Kami-sama memberikan takdir buruk pada kita, adek yakin suatu saat nanti kita dipertemukan kembali dengan takdir yang lebih baik lagi. Bahkan jika adek dilahirkan kembali, adek yakin akan mencintai kakak lagi dan berada di samping kakak untuk selamanya."

Hyunjin mengangguk. "Kakak percaya."

"Kak, terima kasih telah sabar membantu dan menjaga adek hingga saat ini. Maaf, adek hanya bisa merepotkan kakak saja," Jeongin menyeka air matanya yang jatuh.

"Adek mencintai kakak. Sangat! Hari ini, esok, bahkan setelah adek dilahirkan kembali, dan selamanya adek akan tetap mencintai Kak Hyunjin seorang."

"Sampai jumpa! Adek akan menunggu kakak di bawah pohon sakura!"

Video itu selesai dan menampilkan layar hitam. Pertahanan Hyunjin runtuh.

"Kakak juga... Kakak juga sangat mencintaimu dek huhuhu....", Hyunjin memukul-mukul dadanya. Ia merasa sangat sesak. Jeongin-nya telah tiada dan dia tak berada di sisinya.

"Maaf, maaf, maaf," kata itu berulang kali ia sebutkan. Ia benar-benar merasa bersalah.



















































Kyoto, 9 Maret 2020

Tak terasa hampir satu tahun berlalu, Hyunjin kini berada di Kyoto sesuai permintaan Jeongin. Ia tersenyum menghirup udara Kyoto di musim semi.

"Dek, kakak harap kamu bisa merasakan udara musim semi di Kyoto saat ini dari atas sana," ucap Hyunjin dalam hati sambil tersenyum menatap langit.









"Hwang Hyunjin?"
"Iya?"
"Perkenalkan, nama saya Lee Minho. Pemilik homestay anda selama dua minggu ke depan."
"Ah, jangan terlalu formal. Sepertinya umur kita tidak jauh beda."
"Baiklah, ayo kita ke mobil!"

Minho mengambil alih koper Hyunjin dan berjalan cepat menuju mobilnya. Hyunjin menggelengkan kepalanya. Sepertinya liburan musim seminya akan menarik.












🌸 Kami-sama: Tuhan/ dewa

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

Ost. Prolog "Umarekawari" by:
SEVENTEEN ~ Smile Flower
(Japanese Ver.)

つづく。

Umarekawari (Hyunjeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang