Bab 25

1.2K 148 53
                                    

***

Sejak kejadian di toilet kampus, nafsu makan Cathy menjadi berkurang, sudah sejak tiga hari berlalu, dan cewek itu masih belum bisa melupakan begitu saja kejadian mengerikan yang menimpa dirinya itu. Sudah tiga hari pula Cathy ikutan cuti kuliah seperti suaminya, Devan bahkan juga absen ke kantor, cowok itu mengerjakan segala tugas kantornya hanya di rumah saja karena tidak tega meninggalkan istrinya di rumah.

Hari ini para sahabatnya datang ke rumahnya untuk menjenguk Cathy sekaligus membicarakan tentang orang yang sudah mengerjai Cathy, Fany dan Lea juga datang untuk menghibur Cathy, mereka semua datang untuk memberikan semangat supaya Cathy tak takut lagi untuk datang ke kampus.

"Cathy kok jadi kurus gini sih Dev? Udah berapa lama dia nggak mau makan?" Tanya Fany pada Devan yang saat ini sedang mencoba untuk membangunkan istrinya.

"Sejak kejadian itu." Jawab Devan singkat.

"Terus dia nggak makan apa-apa gitu sampai sekarang?" Tanya Lea.

"Ya makan."

"Ya makan gimana sih Dev? Katanya nggak mau makan?" Fany tampak sedikit kesal, jawaban Devan yang singkat-singkat benar-benar membuatnya sebal.

"Makan, tapi gue yang masak, puas!" Balas Devan sambil menatap Fany dan Lea dengan tatapan tajam, Fany dan Lea pun langsung menunduk, ia lupa jika sedang berbicara dengan seorang Devan yang tak suka banyak bicara, karena mereka berdua terlalu kepo, makanya mereka sampai lupa jika sedang bertanya pada orang yang salah.

"Lo sih kepo banget! Udah tau Devan orangnya begitu." Ujar Lea dengan suara pelan pada Fany.

"Iya gue lupa." Bisik Fany tak enak hati.

"Cathy! Hey bangun!" Bisik Devan dengan nada lembut ditelinga Cathy sambil mengusap-usap pipi istrinya itu dengan penuh sayang.

Gerak-gerik Devan tersebut tak luput dari tatapan teman-temannya, dan mereka sungguh tak menyangka sekali jika Cathy benar-benar sudah membuat kapten basket mereka sampai sebucin ini. Apalagi Fany dan Lea, mereka berdua benar-benar ingin sekali berada di posisi Cathy, karena diperlakukan seperti itu oleh seorang Devan adalah impian bagi semua cewek.

"Engh... Sayang!" Cathy pun mulai terbangun, namun ia langsung mencari-cari keberadaan suaminya.

"Ssshh... Saya disini." Ucap Devan sembari menggenggam tangan Cathy.

"Kalian!" Cathy pun tampak terkejut karena di depan matanya kini ada para sahabat suaminya beserta Fany dan juga Lea, kira-kira sejak kapan mereka semua disini? Di ruang tengah rumahnya dan Devan tepatnya.

"Gimana Cath, udah mendingan? Kita semua kesini buat jengukin Lo." Ujar Delon.

"Hm, udah lebih baik sih, makasih ya semuanya udah perhatian sama gue sampai acara jengukin segala." Ungkap Cathy dengan senyuman manis.

"Sama-sama Cath, Lo kan bininya si bos, masak kalau Lo sakit kita diem aja?" Seru Ronald.

"Bener Cath, kita semua kan sahabat, jadi harus saling mengerti satu sama lain." Timpal Rommy dengan senyuman manis semanis madu namun hal itu malah mengundang tatapan tajam Devan, cowok pencemburu akut itu benar-benar tidak suka jika ada cowok lain yang tersenyum kearah istrinya. "Sorry bos sorry! Senyum doang." Bisik Rommy sambil mengancungkan jari V nya kearah Devan.

Sedangkan Cathy malah tersenyum geli, merasa gemas dengan tingkah suaminya yang benar-benar sudah di luar batas.

"Fany sama Lea akan nemenin kamu makan, saya mau ngomong sama anak-anak dulu. Tadi saya udah buatin nasi goreng, tapi kalau kamu nggak bisa makan sendiri, kamu bisa panggil saya, nanti saya suapin." Ujar Devan pada Cathy membuat Fany dan Lea benar-benar meleleh-leleh ketika mendengarnya, oh Tuhan seorang Devan bisa bicara semanis itu pada istrinya, sungguh beruntung sekali jika mereka bisa berada di posisi Cathy. Apalagi Devan adalah CEO yang selalu suka bersikap bossy, dan sekarang cowok itu malah mau-maunya memasak makanan untuk istrinya, sungguh kejadian yang langka dan tak bisa dipercaya oleh para sahabatnya.

"Iya sayang, kamu juga buatin aku jus alpukat kan?" Tanya Cathy.

"Hm." Angguk Devan mengiyakan, dan dibalas senyuman manis oleh Cathy.
"Fan! Tolong ya!" Pinta cowok itu pada Fany.

"Beres! Tuan Putri biar gue sama Lea yang urus, ayo beb!" Ajak Fany pada Cathy.

"Iya." Cathy pun berusaha bangun dibantu oleh Devan, dan setelah cewek itu berhasil berdiri tegak, Fany dan Lea pun segera membawanya menuju dapur untuk makan malam.

"Gimana? Udah dapet infonya?" Tanya Devan tanpa basa-basi.

"Seperti yang Lo duga bro, semua ini ulahnya si Tasya, kemarin pas Cathy di kasih Alan coklat juga itu sengaja buat mancing emosi Lo, supaya Lo cemburu terus marah sama bini Lo." Jelas Delon pada Devan.

"Hm." Devan sudah menduga jika semua ini adalah ulah Tasya, tapi ia tak tahu sama sekali jika kejadian tempo hari ketika Alan memberikan coklat pada istrinya adalah perbuatan Tasya juga.

"Lo sempet kagum sama tuh cewek sok lugu kan bos? Kelihatannya aja lembut, baik, tapi ujung-ujungnya busuk juga." Ujar Rommy dengan penuh hati-hati takut menyinggung perasaan Devan, tapi untung saja Devan hanya diam saja tak meliriknya sama sekali.

"Makanya cewek baik itu belum tentu baik, buruk juga belum tentu buruk." Imbuh Ronald.

Devan pun tampak termenung, mencerna setiap kata-kata dari para sahabatnya barusan. Ronald dan Rommy memang ada benarnya, harusnya Devan bisa menyadari itu semua, tapi sayangnya segala rasa gengsi dan egonya membuatnya buta akan kebaikan sosok istrinya yang selalu ia anggap buruk selama ini.

"Mereka salah besar kalau mau nyari masalah sama gue." Ungkap Devan.

"Terus Lo maunya gimana?" Tanya Delon.

"Bikin perhitungan." Jawab Devan.

"Perhitungan doang?"

"Kalau bisa langsung buat mereka berdua di DO aja dari kampus bos." Seru Nathan.

"Siapa yang mau di DO?" Tanya Cathy yang tiba-tiba saja datang sambil membawa makanan.

"Itu... Tasya sama Alan." Kata Ronald membuat Cathy langsung memicingkan matanya.

"Buat apa? Kenapa harus Alan? Kalau Tasya gue nggak masalah, tapi kenapa Alan musti di DO juga emang dia salah apa?" Tanya Cathy secara beruntun membuat Devan langsung mengepalkan kedua tangannya, istrinya ini, apakah masih tidak mengerti juga kalau Devan amat sangat membenci cowok yang bernama Alan itu? Bukan Alan aja sih, tapi semua cowok yang terang-terangan menyukai dan mengagumi istri kesayangannya itu.

"Gue ke belakang dulu." Dari pada Devan tersulut emosi, lebih baik ia pergi untuk meredakan emosinya dari pada ia berkata yang tidak-tidak dan membuat istrinya sakit hati.

"Sayang!" Panggil Cathy, namun panggilannya tak digubris sama sekali oleh Devan. Cathy pun langsung merutuki kebodohannya karena sudah membahas Alan, padahal suaminya itu sangat membenci cowok itu tapi Cathy malah seolah terkesan membelanya. "Yah... Salah ngomong deh." Ungkapnya dengan nada sedih.

"Kita semua bakalan jelasin semuanya sama Lo, supaya Lo tau siapa Alan sebenarnya." Ujar Delon pada Cathy.

"Hm." Cathy pun mengangguk setuju, dan iapun mulai mendengarkan semua penjelasan dari Delon supaya ia bisa tahu alasan mengapa suaminya ingin mengeluarkan Alan dari kampus mereka.

***

TBC

Banyakin vomment yah! Makasih banget udah setia sama SUAMIKU ☺️

SUAMIKU (Tersedia di Google Play Book/Pdf/Dreame/Innovel )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang