Bab 2

1.7K 189 14
                                    

***

Malam ini, Cathy hanya menggunakan gaun malam untuk menyambut suaminya pulang, gaun malam berwarna hitam yang sangat menerawang dan memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sangat menggoda.

Wanita cantik berambut panjang itu menatap wajahnya di cermin dengan sangat percaya, oh betapa cantiknya istri dari Devan Sebastian Abimana ini. Dan kenapa juga laki-laki tampan itu harus mempunyai sifat super dingin yang membuat Cathy selalu uring-uringan dan mengelus dada. Dan jika bukan karena cinta, mungkin Cathy sudah pergi jauh-jauh hari meninggalkan Devan, buat apa punya suami tampan tapi dinginnya mampu mengalahkan es di kutub Utara.

"Sayang!" Panggil Cathy dengan nada sensual membuat Devan yang tengah melepas sepatunya langsung menoleh kearah sang istri.

"Hm?" Devan hanya melirik Cathy sesaat lalu kembali fokus ke sepatunya. Cathypun langsung memasang wajah kesal karena ia tampak diabaikan oleh sang suami. Padahal ia sudah berdandan semenantang ini namun suaminya malah mengacuhkannya, hello! Jika pria lain yang melihat penampilan Cathy saat ini pasti ia sudah mimisan dan pingsan karena tak kuat melihat keindahan tubuh gadis blasteran itu.

"Kamu kok malem banget sih pulangnya? Kalau latihan basket tuh jangan sampai lupa waktu dong! Nanti kalau kamu sakit gimana?" Ujar Cathy seraya menghampiri sang suami dan turut melepaskan sepatu Gucci miliknya.

"I can do-"

Cup

Cathy langsung melumat bibir suaminya dengan beringas, bahkan sampai Devan hampir kehilangan nafas, namun gadis seksi itu belum juga melepaskan ciumannya.

"I want you, now!" Pinta Cathy dengan penuh permohonan.

"No." Devan langsung menghempaskan tubuh istrinya dengan kasar karena ia benar-benar terkejut dengan kelakuan istrinya yang sungguh diluar dugaan.

Catherina Arabella, gadis terhormat sepertinya bisa bertindak layaknya jalang seperti ini membuat Devan semakin muak dengan tingkah laku sang istri.

"Kenapa sih?" Protes Cathy dengan wajah sedih dan memelas, suaminya ini, selalu saja menolak ketika ia ingin berhubungan badan dengannya.

"Saya capek, mau mandi." Jawab Devan sekenanya membuat Cathy merasa semakin kesal.

"Dev! Kamu tuh kenapa sih? Kita kan udah nikah, udah hampir setahun malah, sampai kapan kamu bakalan terus giniin aku ha? Sekalipun kamu nggak pernah ngasih nafkah lahir buat aku! Apa sih kurangnya aku?" Seru Cathy dengan nada tinggi, habis sudah kesabaran gadis cantik itu selama ini untuk menghadapi suaminya yang super dingin dan cuek itu.

"Kita ini cuma korban perjodohan, udah berulang kali saya bilang sama kamu, kalau kamu jangan pernah berharap lebih sama saya. Disini memang yang paling menginginkan pernikahan ini siapa? Kamu kan? Bukan saya."

Telak! Jawaban Devan barusan benar-benar telak, langsung menghunus ke jantung hati Cathy dengan begitu sadisnya. Suaminya ini, tega sekali berbicara seperti itu seolah tak mempunyai perasaan sama sekali terhadap dirinya. Devan memang cuek, namun Cathy belum pernah mendengar kata-kata menyakitkan itu keluar begitu saja dari mulut sang suami. Selama ini Devan hanya diam dan menurut. Namun malam ini suaminya itu membuktikan, jika apa yang Cathy berikan pada Devan selama ini hanyalah sia-sia.

Ia pikir suaminya itu sudah membuka pintu hatinya untuknya, ia pikir saat ini Devan sudah mulai bisa mencintainya, tapi kenyataannya usahanya selama sepuluh bulan ini belum bisa membuahkan hasil apapun. Mungkin Devan selama ini hanya merasa kasihan, makanya ia mau memakan masakan Cathy, menerima setiap layanannya dan bersedia setiap Cathy melakukan segala hal untuknya.

"Jadi selama ini apa Dev? Perhatian, kasih sayang, cinta yang aku kasih ke kamu selama ini kamu anggap apa?" Tanya Cathy dengan tatapan terluka, kesabarannya benar-benar habis sekarang, susah payah ia berjuang sendirian selama ini, tapi inikah hasil yang ia terima?

"Apa saya pernah meminta itu semua dari kamu? Kamu sendiri yang memberikannya tanpa saya minta, jadi sekarang jangan menuntut apapun dari saya. Lagipula istri yang saya impikan selama ini adalah istri yang lemah lembut dan anggun seperti Mama saya, bukan wanita urakan, babar yang hobinya ke club malam seperti kamu." Jelas Devan membuat Cathy semakin sakit hati.

"Tapi selama ini aku udah berubah kan? Aku udah lakuin semua hal yang kamu inginkan. Aku udah bisa masak, udah tobat ke club, udah nggak keluar malam, udah bersikap anggun layaknya putri yang kamu impikan selama ini, apa masih kurang?"

"Udahlah saya capek, saya nggak mau berdebat lagi sama kamu. Saya mau mandi." Setelah mengatakan hal itu, Devanpun segera meninggalkan Cathy yang masih menatap kepergian sang suami dengan sorot terluka dan penuh akan kekecewaan. Cathy menangisi Devan dalam diam seperti yang sering ia lakukan ketika suaminya itu sering menyakiti hatinya. Cathy merasa ditipu oleh sang ayah, ayahnya bilang ia akan bahagia bila menikah dengan Devan, pria yang sangat ia cintai dan ia gilai selama ini, tapi kenyataannya, sekeras apapun ia terus berusaha untuk membuat suaminya mencintainya, sekeras itu pula Devan akan terus menyangkal perasaannya.

"Lo lihat aja entar! Gue akan buat lo cinta mati sama gue, gue akan buat lo menyesal karena udah sering nyakitin gue. Lo pikir gue ini cewek lemah? Gue juga bisa balas dendam sama lo." Gumam Caty dengan penuh tekad. Lalu iapun segera menyambar kardigan yang ada di walk on closed miliknya, dan mengambil tas selempang serta kacamata hitam.

Hal itupun tak luput dari tatapan Devan yang seakan kesal dengan penyakit istrinya yang ternyata masih belum sembuh juga.

"Mau kemana kamu malam-malam begini?" Tanya Devan dengan nada tajam, namun Caty tak meresponnya, ia sudah tak peduli lagi dengan kemarahan Devan yang tak ada artinya lagi baginya. "Cathy! Kamu punya telinga kan? Kamu udah gila mau keluar cuma pakai lingerie kayak gitu? Cat!" Seru Devan dengan penuh emosi, namun Cathy tetap tak mempedulikannya, gadis cantik itu memutuskan untuk pergi ke rumah sepupunya Carol guna menenangkan dirinya yang tengah frustasi.

Devanpun kini hanya bisa mengalah, mungkin malam ini ia akan membiarkan istrinya pergi sesuka hatinya, mungkin juga Cathy butuh sendiri untuk menenangkan hatinya, dan Devan harus sadar jika dirinyalah penyebab utama dari kepergian sang istri.

Tapi bagaimana jika terjadi sesuatu dengan istrinya nanti? Padahal ayah Cathy sudah menitipkan anak gadis satu-satunya pada Devan, jika terjadi sesuatu dengan istrinya, pasti dirinyalah yang akan disalahkan.

"Hhh... Mulut sialan! Harusnya gue diem aja kayak biasanya. Kalau udah begini, masalah besar pasti akan segera datang. Dia pasti akan ngadu sama Papanya, lalu papanya akan ngadu sama Mama. Dasar childish! Benci banget gue punya istri kekanakan." Gumam Devan dengan nada sebal. Siap-siap saja masalah besar akan datang jika Cathy benar-benar mengadu pada orangtuanya, maka tamatlah sudah riwayat Devan.




***

TBC


Ditunggu vomment yah! Bakalan lanjutin ini dulu...

Hallo kesayangan... Author abis ngerayain anniv nih, so aq mau ngasih kalian promo mulai hari ini sd akhr bulan, cukup dg harga 100.000 aja kalian bisa dapet TIGA PDF novel² aku dg judul apa aja yg Kelen suka. Kalian dapet 3 ya gengs & dapet judul apa aja. Lgsg chat aq ya! Buruan... 085854904480



SUAMIKU (Tersedia di Google Play Book/Pdf/Dreame/Innovel )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang