Han Jisung mengirimimu pesan aneh. Lalu tiba-tiba ia menghilang.
Namun setelahnya, kau mulai mendapat pesan-pesan aneh lainnya.
Permainan itu... gila.
Membuatmu sadar, semudah itu untuk mati. Dan semati-matian itu untuk hidup.
Happy Reading!
[COMPL...
Masih banyak banget hal janggal di cerita ini kan ya, maafkan aing :'). Well, gue awalnya mau bikin sequel, tapi nda jadi 🙃 semoga credit ini jelasin semuanya.
-
[DEATH TEXT]
-Minho's story
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
(Kalau gaada Minho hyung, gue sama Changbin hyung ga mungkin bisa masih hidup. -Han)
Minho membuka matanya perlahan dan entah bagaimana badannya sudah diikat di kursi.
Seorang wanita berdiri di depannya dengan pakaian Eropa kuno dan wajah yang tertutup karung putih. Ia memegang kapak, dan Minho sadar bau anyir yang ia hirup berasal dari darah yang masih membekas di kapak itu.
Minho berusaha melepaskan ikatan di tangannya, tapi anehnya tubuhnya tak mau digerakkan sama sekali. Minho hendak berteriak minta tolong, namun seorang pria bermasker cepat-cepat menahan mulut Minho dan meletakkan jarinya di depan mulutnya.
Ia lalu mengetikkan sesuatu di ponselnya.
'Jangan bersuara. Kalau cewe itu denger, lo bakal ditebas kapaknya.'
Minho menelan salivanya takut.
Pria itu kembali mengetikkan sesuatu di ponselnya.
'Lo lagi ada di permainan ga masuk akal.'
'Lo lagi jadi karakter game di sini. Dan lo cuma bisa gerak kalau ada pemain yang gerakin lo.'
Minho mengerutkan keningnya tak mengerti.
'Intinya cuma pemain itu yang bisa bikin lo survive. Tapi cuma ada 1 yang bakal selamet. Either lo atau gue pasti bakal mati. Atau bisa juga kita berdua sama-sama mati.'
Pria itu lalu melepaskan maskernya, menghirup nafas sebentar, lalu terdiam cukup lama, sampai akhirnya memasang kembali maskernya dan kembali mengetikkan sesuatu di ponselnya.
'Abis gue lepasin iketan tali lo, tahan nafas selama mungkin. Lo bakal bisa gerak sendiri selama lo tahan nafas abis lo tahan nafas minimal 15 detik.'
Mereka lalu pergi dari ruangan itu dan mengunci diri di ruangan yang lebih aman.
"Gaada cara lain buat keluar?" tanya Minho.
"No, except die."
"Kalau mati sementara, terus idup lagi?"
Pria itu mengerutkan dahinya bingung, tak mengerti kata-kata Minho.
