: [10] rose :

585 151 65
                                    

[rose]

•••

"SURPRISE!"

Rose tersenyum saat memasuki kantornya dan melihat hampir semua tim editor Modést termasuk Irene Rasvati si editor-in-chief. Beberapa ada yang memegang banner panjang bertuliskan 'WELCOME! OUR NEW FASHION DIRECTOR!'

"Omaigat guys..." Rose menghampiri mereka lalu disambut dengan pelukan dari Joy -teman dekatnya sekaligus style director Modést Indonesia-.

"Congrats, dear. Welcome to the new level." ucap Joy. "So proud of you..."

"Thank you banget ya, guys."

"Congrats ya, Chi." ucap Wendy sambil memberikan sebuket besar bunga mawar berwarna pink pada Rose.

"Thank you..."

"Siang ini kita makan-makan gak, nih?" tanya Selena.

Rose mengangguk. "Boleh. Atur aja mau dimana." jawabnya.

"Ya udah, kalo gitu nanti biar gue buar reservasi di Éclat. Biar sekalian dimasakin sama si chef kesayangan Ochi. Iya gak, Chi?" goda Naya.

"Mbak Naya jangan nyebar hoax, deh." gerutu Rose.

Irene tersenyum. "Berarti saya gak salah ngasih tugas, ya? Buktinya kamu bisa ketemu jodoh."

"Bukan jodoh, Bu. Aduh, Mbak Naya ngaco, nih."

Joy, Naya, Irene, dan yang lain tertawa mendengar gerutuan Rose.

"Jadi nih, Chi?"

Rose mengangguk. "Jadi. Atur aja, Mbak."

"Okeee."

"Bu Irene, please come with us, Bu." ucap Rose pada Irene.

Irene mengangguk. "Of course, I wouldn't miss it for the world."

•••

Lisa langsung memeluk Rose saat melihat sahabatnya itu memasuki Éclat. Mengajak Rose melompat-lompat kecil dan memekik tertahan sampai banyak pengunjung yang memperhatikan dan menertawakan tingkah mereka. "Omaigatttt! Congrats, bitches. The youngest creative director in Indonesia. I'm so proud of youuuuu!"

"Thank you so much, bitch. Can't do this without your support."

"We should celebrate!"

"Just in case lo gak liat, ini gue lagi mau makan bareng orang-orang kantor. We are celebrating this right now, Sa." ucap Rose sambil melirik teman-temannya yang sudah duduk di meja panjang yang ada di tengah ruangan. Persis di hadapan open kitchen.

"Maksud gue, bareng gue sama Jo. Kan sekalian ngerayain Jo yang udah resign dari kantornya."

"Ooh. Oke kalo gitu. Mau di apartemen Jo atau rumah gue?"

"Di sini. Selesai shift gue."

"Di sini lagi?"

Lisa mengangguk semangat. "Iya, lah! We got the best and hottest chef in Jakarta. Kenapa gak dimanfaatin? Lagipula kalo masakin buat lo dia pasti mau banget."

"Lisa," Rose mengembuskan napas berat. "Ini hari bahagia gue, ya. Tolong banget jangan bikin gue bete."

Lisa mencolek dagu Rose usil. "Gitu aja ngomel. Udah, sono ke meja lo. Terus pokoknya nanti malem kita harus kumpul lagi di sini." ucapnya sambil mendorong Rose menuju mejanya.

•••

"Chef, gak mau disamperin tuh?" tanya Hendry, salah satu chef muda yang siang ini sedang bertugas membantu Jendra.

(un)expecting the unexpectedWhere stories live. Discover now