Awal mula

15.8K 1K 10
                                    

Apapun bisa dia dapatkan karena punya kekuasan.

Vania Agatha.

_-_-_-_

Aku mengucap syukur setelah sampai dibandara dengan selamat. Hari ini adalah hari kepulangan ku setelah berlibur di Labuan Bajo. Senyumku mengembang saat menginjakkan kaki dilantai bandara. Ku hirup nafas dalam dalam. Teringat akan pesan bunda dirumah, akupun langsung mengotak ngatik ponsel dan mengetikan pesan singkat pada keluargaku.

"Eh Van gue udah dijemput Lo yakin nggak mau bareng?" Ucap Mira.

"Enggak mir lagian pak yan juga bentar lagi Dateng kok. Gue nggak papa tenang aja. Lo nggak usah khawatir" ucapku GR.

"Lo mah gitu kalo dibaikin suka GR. Ini beneran nih?" Tanya Mira lagi.

"Mending Lo bareng kita kita aja deh Van. Ntar pak yan biar jemput Lo dirumah gue" Tawar elena.

"Kasian pak yan dong elana sayang. Udah deh sana buruan balik. Gue kesana aja biar pak yan nggak susah nyari. Babay sista sista ku" ucapku melambaikan tangan pada mereka seraya melangkahkan kaki menuju gerbang utama.

Tiba tiba dari arah samping tubuhku disenggol keras oleh segerombol polisi yang terlihat sedang mengamankan seorang laki laki berperawakan tinggi berbadan tegap dengan kedua tangan dirantai dan memakai masker. Oh jangan lupakan penampilan nya yang urakan.

Tanpa sengaja mataku menatap manik matanya. Aku sedikit terkejut kala menyadari sepasang manik tajam ternyata sedang memperhatikanku juga. Bahkan saat gerombolan menjauh pun dia masih saja menatapku tajam hingga akhirnya perawakannya menghilang dibalik banyaknya kerumunan wartawan.

Aku mengernyit bingung. Samar samar aku mendengar pembicaraan sesama wanita yang menyebut laki laki tadi seorang kriminal, namun mengapa mereka terlihat begitu semangat bercerita?

"Mbak Vani maafin bapak ya sudah buat mbak Vani nunggu lama" Ucap pak yan penuh sesal.

"Nggak papa kok pak yan. Lagian nggak lama banget kok. tolong koper Vani ya pak" jawabku mengerti.

"Kabar bunda sama Veno gimana pak selama Vani liburan? " Tanyaku.

"Ibu sama kayak biasanya mbak, kalo mas Veno Suka usil. Biar rumah nggak sepi katanya" jelas pak yan sambil tersenyum.

Akupun hanya mengganggukan kepala mengerti. Pandanganku tertuju pada padatnya lalu lintas di sini.

"Biasanya disini tuh nggak pernah macet tapi kok sekarang macet ya, mana pegel lagi" Keluhku.

"Emang mbak Vani nggak tau?" Tanya pak yan.

"Tau apa pak yan?" Ucapku

"Denger denger ada penangkapan pelaku kriminal mbak, pak yan sih nggak tau bener apa enggak" Ucap pak yan.

"Sampai se rame ini kawalannya?" Heranku.

"Sebenernya dari anggota polisi hanya berjumlah belasan, tapi yang buat rame itu kawan satu geng pelaku kriminalnya mbak. Itutuh yang pakai jaket item. Mereka itu geng terbesar yang dulu pernah dibubarin secara paksa terus tiba tiba muncul lagi. Nah yang ditangkap itu ketua geng nya, jadi maklum lah" Jelas pak yan panjang lebar.

Itulah singkat cerita awal pertemuan ku dengan Deon terjadi. kami kembali bertemu 4 hari setelahnya. Ralat. Deon yang mencariku dengan mengandalkan kekuasaan dia. Setelah pertemuan kedua ku dengan Deon kehidupanku berubah sangat drastis.

Dia dengan paksa menyebutku sebagai pacarnya. Mengekang ku. Mengancamku. Dan tidak segan menjadikan keluargaku sebagai penerima imbas jika aku tidak menuruti perkataannya.

Menjadi pemimpin, sangat disegani dilingkungan, punya kekuasaan, dan bergelimang harta sudah cukup bisa menjelaskan seperti apa keegoisan sosok Deon Addison dimataku. Disaat saat tertentu tidak jarang aku menyesali. Mengapa juga harus aku?

_-_-_-_

Gimana buat part satunya?

Vote+komen+follow (pilih salah satu juga gpp)

Terimakasih.

Love The CriminalWhere stories live. Discover now