• 44 •

972 191 70
                                    

Sehun menghadiri undangan dari keluarga Bae. Bukan karena keluarganya yang mengundang, tetapi karena calon tunangan keluarga Bae adalah temannya sewaktu duduk di kursi High School. Kim Joon Myeon adalah pria kaya yang baik hati. Rasanya sangat tidak pantas temannya itu bersanding dengan seorang mantan kriminal. Sehun melihat sekeliling gedung mewah milik keluarga Kim. Pesta yang mewah untuk sebuah pertunangan. Rasanya lebih pantas dikatakan acara pernikahan dibandingkan dengan pertunangan. Jika suatu saat ia bertunangan dengan Yoona, apa ia akan menyukai konsep mewah nan megah seperti pertunangan Bae dan Kim? Atau Yoona menginginkan sebuah pesta kecil yang bersifat private dan di hadiri oleh kerabat saja? Mungkin bernuansa outdoor ketika musim semi datang akan lebih menyenangkan.

Sehun tersenyum walau hanya membayangkannya saja. Entah itu pesta pertunangan atau pernikah, selama mempelainya adalah Yoona, maka itu akan menyenangkan. Lamunan Sehun harus berhenti ketika ia mendengar suara yang dirasa familiar, "Kau seperti byuntar ahjussi ketika tersenyum tanpa sebab seperti itu,"

Kim Jongin datang bersama Soojung yang menautkan tangannya di lengan Jongin, "Dimana Yoona?" tanya Soojung yang mencari-cari sahabatnya disekitar tubuh Sehun.

Sehun menghela nafas. Ia menyisir rambutnya ke belakang dengan jemarinya, "Dia berada di USA saat ini,"

Soojung membulatkan matanya, "APA?! Kenapa dia tidak memberitahuku?"

"Karena urusan mendadak, mungkin ia lupa mengabarimu," jawab Sehun seadanya, "Kau membawanya ke pesta?" Sehun bertanya pada Jongin serta menunjuk Soojung dengan lirikan.

Jongin menyeringai, "Kau iri karena tak bisa membawa gadis kesayanganmu mendatangi pesta ini?" Sehun mendengus pelan. Ia tidak iri. Tetapi mungkin datang ke pesta dengan membawa Yoona lebih aman untuk menghindari tatapan lapar dari wanita-wanita single di pesta ini, "Kau seperti seorang bujang gagah nan rupawan yang menjadi santapan lezat bagi wanita-wanita muda yang kesepian malam ini, bung!"

"Aku pun berfikir seperti itu. Bukankah pesonaku terlampau kuat?"

Jongin meledakkan tawanya hingga beberapa pasang mata meliriknya, sedangkan Soojung terkekeh pelan untuk menjaga keanggunannya, "Sejak kapan tingkat percaya dirimu menjadi tinggi seperti ini?"

Sehun mengangkat bahunya acuh, "Aku tidak akan memenangkan tender Hotel Jeju jika aku tidak percaya diri,"

"Jangan katakan jika kau memenangkan tender Jeju's Hotel?" Sehun memberikan seringai kemenangan, "Sialan! Itu adalah Hotel kenamaan berbintang lima yang setiap kamarnya memiliki view yang menawan! Brengsek kau, Oh Se-Hoon!"

Sehun mengambil segelas wine dari pelayan yang berputar seakan menjajakan minuman, "Yeah, kau boleh menikmati satu kamarnya dengan Soojung," wajah Soojung bersemu merah, "Tentunya bukan kamar utama yang ada di hotel itu. Karena aku akan menggunakannya ketika sudah menikahi Yoona,"

"Brengsek! Kau masih lama untuk melakukannya! Berikan kamar itu padaku,"

Sebelum Sehun meninggalkan Jongin dan Soojung, ia berucap, "Aku tak ingin bercinta di tempat yang sudah ternodai oleh spermamu,"



Yoona membaringkan tubuhnya di sofa. Ia baru saja pulang dari sebuah restaurant. Sepulangnya, mereka singgah di sebuah mini market untuk membeli kekurangan bahan makanan yang kemarin ia beli bersama Sohee. Ver menata barang yang berada di kantung belanja satu persatu ke dalam lemari pendingin. Yoona membuka ponselnya, tidak ada notifikasi apapun. Memang ia mengatakan pada Sehun, bahwa ia akan pergi untuk makan dan juga berjalan di pinggir pantai bersama Ver dan Sohee. Mungkin saja Sehun tidak ingin mengganggu waktunya.

Ketika ia membawa layar ponsel pintarnya untuk menurun, ia menemukan kontak Soojung. Ah, ia lupa untuk menghubungi Soojung, jika ia sedang berada di USA saat ini. Yoona menekan tombol panggilan video. Butuh beberapa kali deringan sebelum Soojung menerima panggilannya, "Hi, little rascal!" Yoona tertawa mendengar panggilan Soojung, "Kau tidak menghubungiku sejak cidera. Dan tiba-tiba saja aku mendengar kau sedang berada di USA,"

"Yeah, ada beberapa alasan yang tidak bisa kukatakan. Mungkin nanti, setelah aku kembali ke Seoul,"

Soojung mencoba mengerti. Ia tersenyum, "Akan kutunggu,"

"Apa yang sedang kau lakukan? Kau terlihat cantik. Ah, apa disana sudah malam?" Yoona melangkah ke dapur untuk membuka lemari pendingin dan mengambil yogurt yang baru saja dibelinya.

"Ya. Sudah malam di Seoul. Dan aku menemani Paman Jongin ke pesta pertunangan teman sekolahnya. Pesta yang mewah dan megah. Aku berharap bisa mengadakan acara seperti ini," Yoona meminum yogurt dan kembali ke sofa milik Sohee yang nyaman, "Coba perhatikan!" Soojung memutar kameranya menjadi kamera belakang, "Bukankah tamannya terlalu indah? Dan lihat! Ada labirin! Aku ingin memasukinya, tetapi Paman Jongin tidak mengijinkanku,"

Yoona terkekeh pelan, "Paman hanya takut kau tidak bisa kembali,"

"Aku hanya ingin tahu apa yang ada di balik labirin itu. Pasti pemandangan yang indah. Mungkin saja ada kunang-kunang di dalamnya,"

Yoona hampir saja memuntahkan yogurt-nya karena ia ingin sekali tertawa terbahak-bahak, "Soojung, kau tidak akan menemukan kunang-kunang di kota besar seperti Seoul. Daddy yang mengatakannya padaku. Kunang-kunang hanya ada di daerah yang tidak terlalu ramai dan juga di pinggir sungai! Aku berani bertaruh, jika kau masuk ke dalam labirin itu, kau tidak akan menemukan satupun kunang-kunang di dalamnya,"

"Ah, kau semakin menyebalkan, seperti Paman Sehun,"

Yoona tersenyum, "Kembalikan menjadi mode kamera depan. Aku ingin melihat gaunmu. Pasti sangat indah,"

"Tentu saja! Paman Jongin memesankannya langsung dari temannya yang merupakan designer ternama," Soojung mengubah mode menjadi kamera depan. Yoona terpaku. Ia berhenti tersenyum, "Lihatlah! Bukankah gaunku sangat indah? Kita akan memakainya jika pihak universitas mengadakan prom night," Yoona tidak mengatakan apapun. Ia fokus memperhatikan siluet yang sangat familiar berada di belakang Soojung, "Yoona? Kau melihat gaunku?"

"Soojung.."

"Mm?"

Setelah Yoona perhatikan, memang benar. Jika pria yang tidak sengaja tertangkap kamera Soojung adalah Sehun, "Pesta apa yang kau datangi?"

Soojung terlihat bingung, "Pertunangan,"

"Maksudku, pertunangan siapa?"

Soojung mencoba mengingat. Ia hanya tahu karena Jongin mengajaknya menjadi partnernya malam ini. Jongin memberitahukan, tetapi ia tidak mengingatnya, "Mm, jika tidak salah, pertunangan keluarga Kim dan—" Soojung mengerutkan keningnya. Kembali mengingat, "Bae,"

Nafas Yoona tercekat. Sehun memberitahukan jika ia akan menghadiri pesta pertunangan temannya. Tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah pesta pertunangan Irene Bae. Wanita yang menculiknya dan membawanya pada Brian. Dan apa yang ia lihat, adalah Irene yang memeluk Sehun. Walau pria mapan nan tampan itu tidak membalas pelukan Irene, ia bisa melihat jika Irene sedikit mengecup rahang kanan Sehun.

"Maaf, Soojung. Kurasa Ver mengajakku pergi. Aku akan menghubungimu lagi. Bye," Yoona memutuskan panggilan sepihak. Matanya yang berkaca-kaca, ia adahkan ke langit-langit agar tidak ada air mata yang lolos.

Namun percuma saja menahannya. Air matanya menetes. Ia menghapusnya kasar dengan punggung tangannya, "Kau menyebalkan, Dad!"

𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮 ✔Where stories live. Discover now