• 2 •

3.5K 442 64
                                    

Hidup ini mementingan tiga hal; takhta, harta, wanita. Seperti halnya ayahnya. Setelah sang ibu meninggal, Oh Jae Joong memilih menikahi wanita asal Amerika Serikat yang sudah memiliki satu orang putera, Brian Oh. Seperti yang sudah di katakan, hidup ini mementingkan tiga hal. Tidak terkecuali Brian Oh, yang umurnya jauh lebih muda di bandingkan Oh Sehun yang notabene adalah anak kandung dari Jae Joong.

Atas permintaan Jae Joong, mereka di berkompetisi untuk memperebutkan harta dari Jae Joong yang sudah ingin mengambil pensiun dini. Mereka berdua di uji sedemikian rupa, agar terlihat siapa yang bisa mengemban tugas berat seperti mempertahankan perusahaan monster yang bergerak di bidang pangan dan sandang. Perusahaan yang sudah mendunia dan di akui oleh dunia. Untuk bidang pangan, Jae Joong mendirikan beberapa restaurant ternama dan beberapa produk makanan yang higenis pun steril.

Sedangkan di bidang sandang, Jae Joong mengambil kerja sama dengan designer terkenal yang namanya sudah mendunia, bahkan sudah tidak asing di telinga masyarakat.

Jae Joong tetap berada di pihak putera kandungnya. Oh Sehun pantas menjadi ahli waris seluruh propertinya. Tetapi sang isteri menolak keras. Ia merasa, Brian juga mampu mengemban tugas itu. Karena Jae Joong ingin bersikap adil, Jae Joong membuat kompetisi di antara kedua puteranya. Diam-diam, Jae Joong memberikan kemudahan pada Sehun. Ia hanya ingin Sehun menikah dengan gadis pilihannya. Setelah itu, Jae Joong akan menggunakan segala cara agar Sehun menjadi pemenangnya. Syaratnya cukup mudah untuk segelintir orang. Hanya menikahi puteri kedua dari keluarga Bae.

Mudah?

Tidak!

Sehun seorang yang mempunya visi misi yang jelas dalam hidupnya. Ia berkomitmen pada dirinya sendiri. Ia akan menikahi wanita pilihannya, bukan wanita pilihan ayahnya. Sehun bahkan rela untuk kehilangan takhta sebagai ahli waris seluruh kekayaan Oh. Ia hanya ingin hidup di lingkupi cinta dan kasih sayang. Wanita yang mencintainya, akan menerima dirinya bagaimana pun kondisinya. Sedangkan harta, akan habis jika sudah saatnya habis.

Prinsipnya, harta mudah untuk di cari. Tidak dengan cinta. Ibunya yang mengajarkannya. Ibunya merupakan seorang yang penuh kasih sayang. Hanya dengan bujukan sebuah permen murah dan janji akan di bacakan dongeng sebelum tidur, itu sudah membuat Sehun bahagia. Asal ia menghabiskan waktu dengan ibunya, itu sudah cukup. Karena penyakit yang menggerogoti tubuh ibunya, beliau seperti seorang yang sedang di karatina. Membuat Sehun tidak bisa bertemu ibunya karena faktor kesehatan.

Di tambah ayahnya, Jae Joong. Ia terus mengejar dunia, bukan cinta dan kebahagiaan, tetapi harta. Sehun tidak tahu kenapa ayahnya begitu giat bekerja. Kenyataannya, hartanya saat ini sudah lebih dari cukup untuk menghidupi tujuh turunannya. Ayahnya bahkan tidak terlihat sekali pun mengunjungi ibunya. Saat Sehun bertanya, ayahnya hanya menjawab,

"Semua yang hidup akan mati pada akhirnya. Waktu adalah uang. Uang adalah kebahagiaan. Kita bisa membeli kebahagiaan dengan uang. Segala yang kita inginkan, akan terkabul dengan uang,"

Sehun kecil hanya menangkap jawaban ayahnya, bahwa ayahnya lebih mementingkan uang untuk kebahagiaannya. Kebahagiaannya bukan terletak pada ibunya. Tetapi pada uang. Dan Sehun kecil memahami satu hal, uang dapat membuat lupa akan segalanya. Bahkan manusia akan gelap mata jika sudah berhubungan dengan uang.

Sehun tentu tidak munafik. Ia pun membutuhkan uang. Hidup butuh uang. Dengan apa manusia makan jika bukan dengan uang? Kecuali, jika Sehun ingin mengemis makanan atau mengambil makanan sisa dari tempat sampah.

Hidup tidak mudah, tentu saja. Hidup penuh perjuangan. Tetapi, bagaimana pun hidup, ia tidak akan mengorbankan cintanya.

Wanita yang ia cintai bukanlah Irene Bae. Puteri kedua keluarga Bae yang Jae Joong pinta menjadi menantunya. Terlihat jelas, Sehun muak dengan seorang shoppaholic. Jujur saja, puteri kedua keluarga Bae itu sangatlah cantik. Jika ia seorang pria biasa, ia hanya bisa mengaguminya dari jauh, tetapi tidak mampu ia jangkau karena kebutuhannya yang sangat banyak. Pengusaha dan bangsawan pun banyak yang bertekuk lutut padanya.

𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮 ✔Where stories live. Discover now