"Grahita,,"

"Pergi!" usir Grahita penuh penekanan.

"Ta,"

"Pergi bajing*n! Ngapain sih lo ganggu gue?! Nggak cukup istri lo yang sudah mempermalukan dirinya sendiri kah?"

Sultan yang berdiri di depan pintu pun lantas mendorong Grahita masuk sehingga laki-laki itu bisa masuk. Grahita lalu terhuyung ke belakang karena kuatnya dorongan laki-laki tersebut.

"Kalau dengan cara halus gue nggak bisa dapatin lo lagi, kali ini dengan cara kasar, Grahita. Apapun itu lo harus jadi milik gue! Peduli setan dengan istri dan anak gue!"

"Setan!"

"Bahkan setan pun malu ngakuin lo bangs*t! Hanya laki-laki gila yang bisa mengucapkan hal seperti itu!"

Bukannya marah, Sultan malah tertawa. Benar, Sultan sudah tidak waras lagi dan masuk kategori psikopat.

Lantas laki-laki itu semakin mendesak untuk mendekat dan membuat Grahita bersikap waspada. Aroma sup asparagus yang ia buat seketika menghilang dari ingatannya, kini tergantikan dengan rona marah yang ia perlihatkan kepada Sultan.

"Pergi sebelum gue teriak!" ancam Grahita kembali. Ia hanya sendiri di rumah dan ini sangat berbahaya.

Bukannya menurut, Sultan justru mendekat dan tertawa kecil. Grahita hanya bisa mundur untuk menghindari Sultan.

"Teriak saja atau aku berbuat lebih ke kamu, Grahita sayangku."

"Lo memang basta*d! Bahkan lo hanya seonggok daging yang nggak punya malu! Lo hanya laki-laki sial*n! Bahkan gue nggak sudi menyebut nama lo itu!"

Grahita berucap dengan penuh penekanan. Ia sudah muak dengan kehadiran Sultan yang membuat hidupnya semakin bertambah rumit saja.

"Terserah kamu bilang aku basta*d, je*k, dan sebutan lainnya, Ta. Aku nggak peduli. Yang aku inginkan cuma kamu, kamu!"

Grahita yang sudah dilingkupi amarah itu lantas mendekat dan menampar Sultan dengan kerasnya. Bahkan ia sadar dengan perlakuannya itu.

Sultan yang kaget dengan perlakuan Grahita lantas mendekat dan memegang lengan Grahita kuat. Gadis itu memberontak tetapi masih kalah tenaga dengan Sultan. Sultan menatapnya marah.

"Semakin kamu memberontak aku nggak segan untuk berbuat lebih ke kamu, Ta. Kamu sudah mengatakan jika aku hilang akal maka aku juga akan hilang akal!"

Grahita menatap marah ke arah Sultan. Ia terus memberontak dengan Sultan yang tetap memegang lengannya. Bahkan cekalan Sultan sangat kencang dan membuat Grahita meringis kesakitan.

"Kau cukup bilang iya, maka aku lepaskan sekarang juga."

"Bajing*n!" jawab Grahita pelan dengan mata merah penuh amarah. Ia tak sudi mengikuti perintah Sultan. Bahkan wajah laki-laki itu sudah ia patri dan masuk ke dalam orang paling bajing*n sedunia.

"Apa?"

"Bajing*n! Lo bajing*n!"

Sultan justru tertawa keras. Lalu Sultan semakin mengeratkan cekalannya dan membuat Grahita kesakitan. Laki-laki itu tak segan membuat Grahita menderita.

"Gue sudah kasih kesempatan ke lo tapi lo malah semakin liar! Baik, sekarang gue bakal ngelakuin hal di luar nalar lo, Tata sayang."

Kini Sultan beralih menjambak rambut gadis itu hingga Grahita mendongak. Air mata kesakitan dari gadis itu meleleh seketika. Keadannya sangat berantakan dengan rambut yang sudah ditarik dengan kuat oleh laki-laki bajing*n itu. Mata Grahita memerah melirik Sultan yang sudah kesetanan.

Aksara Dan SuaraWhere stories live. Discover now