έξι

322 77 5
                                    


Ia yakin, mata nya tidak mungkin salah melihat sosok pria yang tengah berlari panik di koridor istananya. Donghyuck yang baru pulang dengan kaki lembab penuh pasir mengerjapkan kedua matanya.

"Dia.. sedang apa?" tanyanya pada diri sendiri.

Langkah kakinya yang berlari terhenti saat melihat kehadiran Donghyuck yang berdiri agak jauh di depannya. Mark, pria yang baru sadar itu berjengit ngeri saat menatap wajah Donghyuck, tanpa berpikir dua kali ia lari terbirit-birit ke arah sebaliknya.

Terakhir yang Mark ingat, ia terjebak di dalam mesin kapsul waktu dan tidak sadarkan diri karena seluruh badannya yang sakit. Ia tidak ingat ia berjalan ke istana berbau bunga-bungaan dan tidur di salah satu kamarnya. Ditambah saat ia berusaha menyelinap keluar, ada seorang penjaga yang mengejarnya.

"Hui.. kenapa harus berlari, sih?" anak Aphrodite itu berdecak malas. Kedua tungkai kakinya terlalu malas untuk mengejar tamu aneh yang membuatnya kena masalah dengan ibu nya. Akhirnya dengan akal jahilnya yang menarik anak panah yang terletak di punggungnya dan membidik ke arah pergelangan kaki pria tersebut.

"AH! Kurang ajar!"

"Hah? Kau bilang apa?!"

Tentu saja pria tersebut berhenti berlari, darah yang mengucur dari pergelangan kakinya tidak mungkin ia abaikan. Namun yang membuat Donghyuck berjalan kesal menghampirinya adalah karena pria tersebut mengatainya kurang ajar.

"Kurang ajar? Kau yang kurang ajar!" Ujar Donghyuck emosi. Ia melayangkan bogem mentah pada Mark tanpa pikir. Membuat si penerima bogemannya tersungkur mengaduh.

"Ah! Sakit!" Mark meringis, menatap Donghyuck nyalang. Walau sebenarnya ia agak sedikit takut. Melihat perawakan Donghyuck yang dekil karena abu ledakan tadi dan kedua kaki yang kotor, ditambah wajah emosi nya. Mirip anak setan, komentar Mark dalam hati.

Donghyuck menendang pantatnya tanpa belas kasihan, "Bangun!" bentaknya. Mark dibuat seperti seorang budak olehnya yang hanya bisa menurut bangun sambil meringis karena anak panah yang masih menancap segar pada kaki kirinya.

Donghyuck membuang nafas sebelum bertanya,"Namamu?"

Yang ditanya mendongak, "Untuk apa?" ia tidak menjawab, melainkan bertanya balik dengan nada angkuh.

"Bodoh!"

Namun tanggapan dari Donghyuck membuatnya terkejut.

"Aku cuma mau memanggil namamu. Nama untuk dipanggil, memang apalagi fungsinya?" lanjutnya sambil menatap Mark benci.

"Oh, aku Mark."

Donghyuck menganggukan kepala sanbil tersenyum jahil, "Namamu jelek, ya.."

"Siapa namamu?" Kini giliran Mark yang bertanya.

"Donghyuck." ia menjawab dengan lancar.

"Oh, tidak heran mukamu mirip donkey--"

"Brengsek! Dasar kotoran sapi!" Donghyuck siap siap mengambil anak panahnya berniat untuk langsung menghunuskan langsung pada dada Mark. Mark yang melihat gerak geriknya melotot panik.

"Hey, hey, aku cuma bercanda!" cegahnya.

"Bercandamu dan namamu sama-sama jelek. Aku tidak suka." Ucap Donghyuck menghentikan pergerakannya. "Minta maaf!" Perintahnya pada Mark.

Mark yang diperintah terbahak, "Bukannya seharusnya kau yang minta maaf karena sudah memanah kaki ku? Juga kenapa aku bisa sampai di istana ini? Kau yang menculik aku saat pingsan kan, Donghyuck?" Gampang bagi Mark untuk menuduh pemuda di hadapannya, karena dari penampilannya yang kasar dan urakan Mark sudah bisa menebak.

when i met the son of aphroditeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang