Lagian, Tea juga udah kangen berat sama Papi. Jadi dia langsung menurunkan gengsinya.

"My girl... I miss you so bad."

***

Seharusnya, Rion kembali pulang itu nanti, dua hari lagi. Tapi, karena pekan ini dia ada perjanjian bisnis dengan rekan nya yang dari Australia, makanya Rion kembali hari ini. Sendirian, dua sekrestaris nya masih di Bali.

Sebenarnya Rion sedikit sedih karena tidak pulang dengan Noushin. Tapi ya mau bagaimana lagi, Noushin harus disana untuk menggantikan nya supaua Valdo tidak keteteran.

"Tea tahu kalo Om pulang hari ini?" Tanya Javas begitu keduanya sudah berada di mobil. Javas yang menyetir karena cowok itu memaksa pengen nyupirin Om nya.

"Nggak. Makanya kita jemput dia sekarang."

"Emang udah waktunya pulang?."

"Hari jum'at Tea pulang cepet."

"Oh... Iya ya, ini jum'at."

"Emang dia belum telepon kamu?"

"Nggak tau sih, belum nyalain data."

"Om mau nanya," Javas mulai dibuat tegang.

"Selama hampir seminggu ini, kamu jalanin tugas dengan benar kan?"

"Oh ya jelas lah, Om!" Well, itu memang benar, meskipun tidak sepenuhnya. Lagian, Tea yang dia jaga hampir seminggu ini kan baik-baik aja. Nggak luka atau pun lecet. Javas cuma sedikit memberi kebebasan aja untuk anak itu supaya menikmati masa muda.

"Good. Nanti Om kasih kamu hadiah."

"Serius?!"

"Iya. Mau apa?"

"Hng... Apa ya?" Javas pura-pura mikir. Padahal dalam hatinya berseru minta mobil. Soalnya minta sama Mama, Papa nggak dikasih-kasih. Javas kan bentar lagi kuliah, dia butuh kendaraan pribadi dong.

"Mobil, mau nggak?"

"GOD! Om bisa baca pikiran Javas?" Rion cuma mengulas senyum nya sebagai jawaban.

"Oke, mobil. Nanti kirim foto mobil yang kamu mau ke Om."

Tau nggak, sekarang Javas pengen nangis kejer karena saking seneng nya. Emang nggak pernah sia-sia Javas nurut Om nya sejak kecil. Dia mau disuruh apa aja sama Om Rion tanpa pernah mengeluh, soalnya pasti, reward yang diberikan pria itu selalu bikin jantung nya berdetak kencang.

Hingga kemudian, mobil yang Javas kemudikan telah sampai digerbang sekolah Tea.

Rion pun membuka seatbelt nya. "Kamu hubungin Tea, bilang kalo kamu ada di depan."

"Siap, Om!"

Lantas Rion pun turun dari mobil. Tapi sebelum itu, dia memakai kacamata hitam nya terlebih dahulu supaya terlihat keren seperti anak muda.

Dia berdiri tepat disamping mobil dengan gaya cool hingga mencuri perhatian banyak orang yang berlalu lalang. Yapi, dia tidak peduli dengan itu itu. Yang dia pedulikan cuma anak gadisnya yang belum menampakkan diri.

Dia melihat jam tangan Rolex nya, sebenarnya masih terlalu dini untuk menjemput Tea. Anak itu suka pulang telat buat ngerjain tugas. Tapi tidak apa, Rion akan tetap menunggu. Lagian Javas juga sudah memberitahu anak itu.

Sampai kemudian, senyuman nya melebar saat wujud anak gadisnya terlihat. Anaknya nampak buru-buru melangkah membuat Rion takut kalau dia jatuh. Tapi, ketakutan nya berubah seketika saat melihat ada dua orang cowok menghampiri anak nya.

Me vs PapiWhere stories live. Discover now