Chapter 22•• One I love but i hate

Comincia dall'inizio
                                    

“Tidak perlu, aku tidak ingin dibicarakan karyawan lain nantinya”

“Kenapa? Aku boss nya, kau tak perlu khawatir karena kau milikku” desak Edgar menarik satu alisnya heran. “Aku tidak ingin memiliki skandal Lion, aku mohon aku ingin bekerja dengan damai disana. Ku harap kita menjadi partner yang baik” ujar Bella dengan tegas.

“Partner?” ulang Edgar, “Iya, bukankah kau boss ku dan aku pegawai mu di kantor, dan sebaliknya di rumah” Bella mendorong tubuh Edgar yang menghalangi dan berjalan begitu saja.

Edgar terlihat sedang berfikir. Apakah hubungannya dengan Bella hanya sebatas partner semata? Tapi Edgar ingin lebih dari itu dan Edgar bingung atas perasaannya.

“Oke, baiklah. Partner” ujar Edgar membuat Bella terhenti dari langkanya.

Bella menoleh pada Edgar lalu tersenyum, “Tentu saja!” Sial! Kenapa hatinya terasa sesak, tentu saja. Memang apalagi antara dia dan Edgar jika bukan seorang partner tidur.

•••

       Saat ini, Bella tidak bisa fokus pada pekerjaannya pikirin pada boneka tadi malam membuat ia terus melamun. Hanya saja, siapa yang tega melakukan itu padanya? Apalagi tadi malam dia dan Edgar telah melakukan sebuah hubungan dan tentu saja itu terekam oleh kamera tersebut, hancur harga dirinya jika video tersebut di lihat banyak orang apalagi di sebar begitu saja. Walaupun ia tahu bahwa Edgar tidak akan membiarkan nya begitu saja, tetap saja Bella merasa takut.

Brakk!

Bella terhentak, kenapa semua orang sangat senang mengagetkan nya sih? Tanya Bella dalam hati.

“Ada apa ini Miss Danishes?” Tanya Bella bingung melihat setumpuk map di atas mejanya. “Revisi ini semua!” ujar wanita itu dengan sangat enteng membuat Bella melongo. “Ta-tapi kan, ini bukan tugas saya. Saya juga harus mengerjakan laporan saya—”

“Hell, kau mau membantah huh? Mau aku adukan pada atasan agar kau dipecat?” potong Alexandra dengan wajah ketusnya.

“Tapi ini bukan tugas ku Miss Danishes”

“Lalu apa tugasmu? Melayani tuan Claderon dan melakukan one night stand, begitu?” tendas Alexandra penuh intimidasi. Bella menarik nafasnya, bila dia sudah tidak kekurangan uang, pasti dia akan merontokkan rambut si sombong Alexandra ini. Sabar Bella!

“Baiklah aku akan kerjakan” Bella masih tersenyum walaupun terpaksa. “Bagus, secepatnya. Karena itu harus segera diberikan pada atasan” ungkap Alexandra dan meninggalkan Bella.

“Dia sangat menyebalkan, sabar ya Bella. Mungkin kau adalah staf junior, jadi kau harus bekerja keras” ucap Sabrina menenangkan. “Tidak apa-apa, aku mengerti” kata Bella tenang.

     Sedangkan diruangan lain, tepatnya di kantor DB paradise, Edgar sedang menelpon. Wajahnya terlihat sangat serius, dia tidak sedang duduk—melihat kearah jendela kaca besar lalu melonggarkan ikat dasinya.

“Aku tidak mau tahu, dalam 24 jam dia harus ditemukan. Hidup-hidup!” tegas Edgar lalu mematikan saluran telepon tersebut dan membuang handphone nya begitu saja ke atas meja hingga membunyikan suara yang estetik. Orang-orang kaya tidak tau rasanya menangis karena handphone yang terjatuh, dan dia dengan gampang melemparnya begitu saja.

“Masuk!” ucap Edgar mendengar suara ketukan di pintu. Mike, anak buahnya itu masuk dengan membawa sebuah berkas.

“Kau sudah temukan Mark?” Edgar langsung bertanya setelah duduk di kursinya.

DON'T GO FROM ME! [Edgar Story]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora