91 : Aroma Badai

Mulai dari awal
                                    

Cring~ 

Tama sedang duduk bermain game ditemani oleh Anna, ia menoleh ke arah pintu. Setelah mata mereka bertemu, Tama kembali menatap layar game nya, setidaknya ia tahu, bahwa yang masuk ke mantra adalah tetangga, bukan orang jahat.

Ih, sumpah ngeselin banget ini orang! batin Vitaya.

"Aku bawa makan siang buat kalian," ucap Vitaya lagi pada Tama.

Andis tiba-tiba turun dan menyambut Vitaya, tetapi tatapan gadis itu tajam menatap Anna yang sedang menatapnya juga. Setelah menyerahkan makanan itu pada Andis, Vitaya berjalan menuju Tama, ia berinteraksi dengan Anna.

"Hallo, namanya siapa?" tanya Vitaya dengan wajah yang ramah pada Anna.

Meaow~

"Namanya, Anna," ucap Tama sambil bermain game.

Seketika raut wajahnya berubah, ia menatap Anna dengan hawa yang sedikit berbahaya.

"Kucingnya lucu." Vitaya menggendong Anna, "aku bawa kesebelah ya?" izinnya pada Tama.

Tama hanya mengacungkan jempolnya. Vitaya langsung keluar membawa Anna dalam peluknya.

"Kamu bukan kucing kan?" tanya Vitaya pelan, pada Anna.

Meaow~

"Aku bisa ngomong sama hewan--" Vitaya mendekatkan mulutnya dengan telinga Anna.

"Di telingaku, bahasa mereka sama seperti bahasa manusia, bukan meaow."

"Oh, begitu, pantes auranya aneh," ucap Anna yang bersosok manusia, ia duduk di salah satu kursi yang berada di luar mantra coffee.

Sontak membuat Vitaya kaget, kucing yang ia gendong menghilang.

"Ga usah kaget, kan udah tau siapa aku?"

Vitaya menoleh ke arah Anna, tetapi sosok itu menghilang.

"Terus kalo bukan hewan, mau diapain?" tanya Anna lagi yang sekarang berada di belakang Vitaya. Sontak membuat gadis itu bergerak mundur menjauhi Anna.

Tetapi lagi-lagi ia menabrak susuatu dan menoleh ke belakang. Ia menabrak Anna yang sudah berada di belakangnya lagi. Vitaya kaget dan terjatuh dengan sedikit teriakan.

"Tapi tenang, aku bukan makhluk yang jahat. Kalo ga ada urusan lagi, aku mau pulang--"

"Agak sedikit jijik di peluk sama cewek," timpal Anna.

Pintu mantra masih tertutup, tetapi Anna sudah berada di dalam, ia naik ke atas meja Tama dan tidur di dalam belaian Tama.

"Kakak anak Indigo?" ucap seorang gadis dari belakang Vitaya.

Vitaya menoleh ke arahnya, seorang gadis mungil berdiri di hadapannya. Sepertinya gadis ini menyaksikan ketika Vitaya dikerjai oleh Anna.

"Mantra coffee ini emang unik, tapi orang-orangnya baik kok, suka bantuin orang-orang yang kena sihir atau masalah supranatural," lanjut gadis mungil itu.

"Kiran?" Andis keluar dengan tas dan mengenakan topinya.

"Kak Andis!"

"Ayo, katanya mau bareng." Andis memanaskan motor dan mengenakan helm.

"Tareeek sis!" Kiran mengenakan helm dan duduk di jok belakang Andis.

Andis menyematkan senyum pada Vitaya, lalu pergi menuju kampusnya bersama Kiran.

Vitaya memang memiliki kemampuan unik seperti halnya mantra, ia bisa berbicara dengan hewan. Oleh sebab itu, ia membuka pet shop guna membantu hewan-hewan yang mengalami kesulitan. Selain menjual aneka makanan dan menyediakan jasa grooming, pet shop milik Vitaya juga menyediakan tenaga medis dan penanganan untuk hewan-hewan yang mengalami stres.

Mantra Coffee ClassicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang