5

1.9K 148 13
                                    

_______________________________________

WARNING TYPO BERTEBARAN HARAP MEMAKLUMINYA
_______________________________________

***

Kamar yang luas dan mewah, terlihat disudut kamar terdapat sebuah cermin besar dan meja kecil yang penuh dengan perhiasan emas hingga berlian. Naruto hanya duduk diam di kasur bermotif Naga emas, matanya menatap lantai kayu dibawah.

"Kenapa calon permaisuri terlihat begitu sedih?" Seorang pria tampan gagah masuk kedalam kamar tersebut dengan mengenakan jubah mandi yang terbuat dari sutra.

"Panjang Umur dan sehat selalu untuk Yang Mulia." Naruto segera bangkit dari duduknya dan memberi salam.

"Panjang Umur dan sehat selalu untukmu juga..jadi? Apa yang membuat wajah calon permaisuri terlihat sedih??" Sasuke berjalan ke arah Naruto dan duduk bersama diatas kasur. Dengan Ragu Naruto menatap kedua bola Mata Sang Raja mencoba memastikan bahwa Sang Raja sedang bercanda dengannya, tapi yang dilihat hanyalah tatapan tajam dan seperti sedang menelanjangi Naruto menggunakan tatapan itu.

"Yang Mulia, mohon pertimbangkan lagi tentang Mengangkat hamba menjadi Permaisuri Utama.." Segera Naruto memalingkan wajahnya kearah lain.

"Kenapa? Apa yang membuatmu ragu dengan keputusanku?" Sasuke menarik dagu naruto pelan agar dirinya dapat menikmati wajah indah Siluman itu.

"Hamba datang kesini tanpa status yang jelas, apakah tidak menjadi perdebatan dimasyarakat nanti? Yang Mulia akan diremehkan jika menikahi seorang Permaisuri tanpa adanya Kekuatan politik yang kuat." Naruto menepis tangan Sasuke.

"Apa yang kau katakan? Aku mencintaimu dengan hatiku bukan karena pikiranku." sungguh cinta itu buta, Sasuke berlutut didepan Naruto yang langsung membuat Naruto panik. Naruto memapah Sasuke agar tidak merendahkan martabatnya sebagai Raja.

"Yang Mulia, apa yang anda lakukann.. Bagaimana jika pelayan istana melihatnya.." Sasuke memeluk pria kecil didepannya dengan hangat, mencium kening Naruto dan kembali mendekap erat tubuh itu.

"Sudah ku duga, pilihanku tidak pernah meleset. Kau tau kenapa aku memilihmu langsung menjadi seorang permaisuri?" Naruto menggeleng pelan.

"kau tidak berstatus jelas, oleh karena itu aku mengangkatmu ke pangkat teratas guna melindungimu dari penghinaan dan penderitaan. Aku tidak akan sanggup melihatmu bertempur melawan para selir yang iri pada mu jika statusmu sekarang hanyalah selir baru."

"Yang Mulia tau bahwa menjadi selir sangatlah susah dan sering menerima penghinaan dari selir berpangkat tinggi lainnya, tapi mengapa Yang Mulia membiarkan mereka bertarung sendirian?" pertanyaan Naruto membuat perut Sasuke geli.

"Siapapun yang sudah masuk kedalam Istana, mereka adalah seorang petarung. Tidak peduli pria, wanita, muda atau tua, mereka harus siap menghadapi kerasnya peraturan yang ada di istana. Sebagai seorang Kaisar tidak, aku tidak boleh memanjakan selir manapun kecuali Permaisuri Utama, jika aku memanjakan salah satu selir maka para selir yang lain akan cemburu dan menimbulkan masalah." Sasuke berdiri dan mulai berjalan meninggalkan Naruto.

"Tidurlah, beberapa hari kedepan akan ada upacara pernikahan kita. Jaga kondisimu sampai hari itu tiba." Alasan utama Sasuke keluar dari kamar pribadinya sendiri karena dia hampir saja ingin memaksa Naruto melakukan hubungan badan, wajah yang terlihat bersalah membuat Sasuke 'sedikit' bergairah.

.

Malam berlalu dengan cepat namun Calon permaisuri sedikitpun tidak menutup matanya, dia hanya duduk disisi ranjang menanti kedatang seseorang dari balik pintu kamar utama. Wajah cemas terpancar memikirkan rencana agar dia tidak terpilih menjadi seorang Ratu. Hatinya begitu sedih melihat bahwa dialah penyebab lengsernya Permaisuri terdahulu.

失道  (I FOUND YOU) [BL]Where stories live. Discover now