• 43 •

1.1K 210 104
                                    

Deringan ponsel membuat Sehun dengan terpaksa meraba setiap jengkal tempat tidurnya. Ia mencari ponsel pintarnya yang tidak berhenti berdering walau hanya satu menit. Sehun menggenggam ketika ia mendapatkan ponselnya dan menatap layar ponselnya. Nama 'My Little Deer' terpampang jelas, sehingga ia harus mengumpulkan kesadarannya untuk menjawab panggilan itu.

"Yoona?" suara Sehun terdengar lebih berat.

"Hi, dad! Apa aku mengganggumu?"

Sehun berdeham untuk mengembalikan suaranya agar terdengar normal, "Tidak. Tentu saja tidak," Yoona terkekeh kecil. Ia tahu Sehun berbohong. Ah, ia merasa bersalah menghubungi Sehun ketika pria itu masih dalam mimpi indahnya, "Apa kau sudah sampai? Kau sudah bertemu dengan Sohee?"

"Mm, belum. Aku masih berada di bandara. Ver sedang mencarikan taksi. Aku menghubungimu karena aku merindukanmu, dad."

Sehun menghela nafasnya, "Jangan mengatakan itu. Kau membuatku ingin mengambil penerbangan pertama dan menyusul ke tempatmu," ia memijat pangkal hidungnya yang sedikit pening. Ia baru saja tidur, mungkin hanya satu setengah jam ia tidur sebelum Yoona menghubunginya.

Yoona tertawa kecil, "Aku akan senang jika kau menyusul kemari. Lalu menghabiskan waktu bersama, dibandingkan dengan daddy yang terus sibuk dengan tumpukan dokumen bodoh dengan letak angka yang abstrak," Sehun tersenyum walau ia tahu, Yoona tak menyadarinya, "Dad, bisakah aku melakukan panggilan video denganmu?"

Tidak.

Tentu saja tidak.

Waktu di Amerika dan Korea jelas berbeda. Jika di Seoul sudah masuk waktu malam, maka di Amerika matahari masih bersinar terang. Ia tidak ingin jika Yoona memutuskan panggilan dengan cepat karena merasa mengganggu waktu tidur Sehun, "Tidak perlu. Cukup seperti ini,"

Yoona hanya bisa nengerucutkan bibirnya mendapat penolakan dari Sehun, "Untuk pertama kalinya kau menolakku, dad. Aku merindukanmu, kau tahu itu,"

"Jangan mengatakan hal seperti itu, little deer—"

"Aku merindukanmu. Aku merindukanmu. Aku merindukanmu. Aku merindukanmu. Aku merindukanmu," lalu Yoona tertawa, "Apa kau akan menyusulku kemari, Dad?"

Gadis kecilnya seakan menantang dirinya untuk segera melakukan penerbangan ke Amerika untuk menyusulnya. Tetapi apa daya, ia tidak bisa untuk segera menemui gadisnya. Masih banyak hal yang harus ia lakukan. Seperti bertemu kolega bodoh, atau jamuan makan malam yang diadakan beberapa koleganya dan mengundang Sehun sebagai tamu istimewanya. Terlebih, ia harus mendatangi pesta pertunangan Irene Bae, yang merupakan mantan tunangannya dan melakukan penculikan berencana dengan Brian.

Yeah. Irene sudah mendapatkan mangsa yang tepat untuk membantu perusahaannya kembali berdiri. Dan dengan sombongnya, kepala keluarga Bae, yang tidak lain merupakan ayah dari Irene, dengan ekslusif mengundanganya. Apakah ini semacan sindiran, jika puteri kriminalnya sudah mendapatkan yang lebih baik? Ah, tentu saja tidak. Dibandingkan tunangan Irene saat ini, harta dan properti Sehun jauh berkali-kali lipat di atas tunangan Irene saat ini. Seperti kepala keluarga Bae itu menjatuhkan harga dirinya sendiri.

"Ah, dad! Ver sudah menemukan taksinya. Aku akan menghubungimu lagi," lalu dengan nada pelan, Yoona berbisik seakan tidak ingin diketahui siapapun kecuali Sehun, "Ver lebih cerewet dibanding sebelumnya. Dan itu sangat menyebalkan," Sehun tertawa pelan. Tentu saja sejak Yoona mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan, Ver menjadi overprotective ketika Sehun memberikan tugas untuk menjaga Yoona, "Sampai jumpa lagi, Dad," Yoona memutuskan panggilan sepihak. Sepertinya Ver sudah memanggil dan memaksa Yoona untuk segera menaiki taksinya.

𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮 ✔Where stories live. Discover now