Part 5 Playing With Fire

1.7K 239 12
                                    

Jangan Lupa Vote. Gue Udah Up 2 Chapter nih buat cerita ini 😊😊
.
.
.

Kebiasaan War yang akan kembali mandi saat akan tidur, baru saja dia selesai mandi dan mendengar suara bel pintu. Tanpa repot untuk memaki baju, War dengan santai berjalan ke arah pintu dengan hanya handuk yang melilit tubuh bagian bawahnya.

Tidak khawatir siapa yang bertamu, War membuka pintu tanpa melihat interkom terlebih dahulu. Hanya ada dua orang yang akan bertamu ke apartemennya, Prom dan Yiwa. Karena hanya mereka berdua yang tahu dimana dia tinggal.

Kali ini di yakin yang membunyikan bel dengan brutal dan tidak tahu diri adalah dokter gila itu.

"Kenapa lama sekali?" Omel orang yang berdiri di depan pintu dengan wajah jengkel. Tanpa menunggu dipersilakan, sang tamu sudah lebih dulu berjalan masuk.

"Kenapa kau tidak ke datang? Aku bahkan sudah mengosongkan jadwalku siang hari ini." Yiwa teman sekaligus dokter gila yang disebutkan oleh War sebelumnya.

Dia berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman sendiri. Sedangkan War yang sudah biasa dengan tingkah Yiwa dengan santai duduk di ruang tengah sekaligus ruang tamu.

"Apa kau tidak bisa setidaknya memakai jubah mandi." Kata Yiwa ketika melihat War duduk bersendakap dan kaki menyilang hanya dengan bertelanjang dada.

War mengangkat bahu masa bodoh sebagai jawaban. Dia terlalu malas berjalan untuk mengambil jubah mandi. Lagipula Yiwa sudah melihatnya seperti ini berkali kali. Jadi tidak perlu lagi dipermasalahkan.

"Kenapa kau tidak datang?" Yiwa kembali bertanya dengan nada menyelidik.

"Sibuk." Jawab War singkat.

"Jangan berbohong padaku! Aku tahu kau ada di rumah sakit tadi sore. Bersama Dr.Yin!" Yiwa memamg sempat melihat War diparkiran dan masuk ke dalam mobil bersama Yin.

"Kalau sudah tahu mengapa bertanya." Sarkas War, dia tahu jika Yiwa pasti melihatnya karena dari awal kedatangannya dia sudah menatap War penuh selidik.

"Ada urusan apa kau dengannya? Aku yakin kalian baru saling mengenal karena dia baru kembali dari LN."

"Urusan kerjaan. Seperti biasa."

"Apa maksudmu?" Yiwa ingin War menjelaskan lebih lanjut, tidak hanya menjawab sepatah patah seperti ini. Dia bergeser untuk lebih dekat dengan War.

"Prom menyuruhku mendekatinya!"

"Aku tidak setuju untuk kali!" Yiwa tahu apa yang dilakukan War. "Jangan lakukan itu! Dia bukan orang biasa. Apa kau tau itu? Jangan bermain api jika tidak ingin kamu terbakar didalamnya." Yiea menyuarakan ketidaksetujuannya.

"Bermain api? Bukankah aku sudah sejak lama sudah bermain api?! Bukankah Prom salah satu dari api itu?! Kita tahu siapa sebenarnya Prom. Api yang paling mudah untuk membakarku, aku sudah bermain didalamnya sejak 2tahun lalu."

"Tapi kali ini berbeda War. Jangan melibatkan orang lain. Kekuasaan yang dia miliki tidaklah kecil di negara ini." Yiwa kembali menyuarakan alasannya. Keluarga Yin sangat berkuasa.

War tahu, dia tahu jika Yin bukanlah orang biasa. Kekauasaan yang dimiliki atau kekuasaan keluarganya sangatlah luar biasa. Dia sudah mengetahui semuanya dan itu tidak berarti dia akan mundur.

"Aku tidak melibatkannya. Dia adalah bagian dari Prom. Aku tidak akan melakukan apapun jika bukan Prom yang menyuruhku." War masih tetap dengan pendiriannya. "Justru bagus bukan?! Jika aku berhasil, kekuasaannya jauh dari Prom bukqn?! Aku bisa memanfaatkan itu untuk mencapai tujuanku. Jika tidak berhasil setidaknya masih ada Prom dibelakangku."

[END] BLACK IN WHITE ■ YinWarWhere stories live. Discover now