Part 3 Win

1.6K 251 26
                                    

Mengetahui kedatanagn Prom, War tidak ada keinginan untuk berdiri, dia tetap duduk manis di pangkuan Yin. Saat matanya bertemu dengan mata Prom, dia bisa melihat keterkejutan dimata Prom. War mengalihkan pandangannya dengan acuh, sama sekali tidak ada rasa takut atau panik saat mengetahui Prom melihat dia ada disini. Apalagi dengan keadaan dia yang sedang duduk dipangkuan Yin.

War kembali melihat ke arah Yin. Fokusnya kembali pada orang yang memangkunya, tidak peduli lagi dengan kehadiran Prom.

"Kemana mata ini memandang?" War menjepit dagu Yin, memaksa Yin untuk kembali melihat kearahnya. "Malam ini mata ini hanya bisa memandang diriku. Hanya aku. Tidak ada yang lain." War berkata dengan nada memikat, terdengar sensual ditelinga Yin.
Tidak seperti rayaun menjijikan  yang biasa Yin dengar, rayuan yang dilakukan War terasa berbeda. Hatinya bergetar samar mendengar suara sensual milik War.

Meski jarak mereka sangat dekat, tapi Yin bisa merasakan keterasingan yang dimiliki War. Terlihat dekat namun terasa jauh dan tidak terjangkau. Perasaan rumit ini membuat Yin memperhatikan War lebih dalam dari sebelumnya.

Siapa sebenarnya orang didepannya ini? Tanya Yin dalam hati.

Lamunan Yin terhenti, dia harus kembali mengeram tertahan menghadapi tingkah War. Karena War menggerakkan pantatnya dengan sengaja. Mengerakkan dengan cara memutar, membuat Yin semakin erat mencengkeram pinggangnya, bermaksud ingin menghentikan gerakan War.
Bahkan sekarang badan Yin terasa semakin panas dari sebelumnya, membuatnya sangat tidak nyaman.

War tersenyum manis saat suasana disekitar mereka mulai berubah menjadi ambigu dan menggairahkan. Reaksi Yin lebih jujur dari sebelumnya. Merasakan bagaimana tatapan dan cengkraman Yin dipingganya, membuat War merasa puas.

War mempermainkan kancing kemeja Yin, dengan segaja membuka satu kancing teratasnya. "Anda harus mengakui kekalahan anda pada temanmu itu tuan." War berbicara tepat didepan bibir Yin. Hanya sedikit saja pergerakan dari Yin, maka dapat dipastikan dua bibir yang saling berhadapan akan bersentuhan.

Yin menjauhkan wajahnya sedikit. "Tidak!" Dia menjawab singkat dengan suara serak dan berat. Menolak dengan tegas jika dia mulai tergoda dengan War. Dia tidak ingin mengakui kekalahannya. Dia sebagai orang yang dulu sering mempermainkan orang lain kini tergerak karena rayuan kecil seperti ini, dia tidak bisa mengakuinya.
Yah semua orang yang mengenal Yin tahu bagaimana brengseknya seorang Yin ketika remaja.

"Tidak?~~" War bertanya dengan nada panjang, seolah-olah mempertimbangkan jawaban Yin. Dia dengan lembut menyentuh dan mengusap bibir Yin menggunakan ibu jarinya, merasakan kelumbutan bibir penuhnya.
Mata War tidak pernah meninggalkan bibir Yin, seolah siap untuk melahapnya. Usapan War terus berlanjut dengan mata hitamnya, dia menelusuri garis wajah Yin. "Mulut ini berkata tidak. Tetapi sesuatu dibawah sana sama sekali tidak bisa berbohong. Sepertinya dia sudah sangat siap untuk bertempur. Bukankah begitu?" War membicarakan sesuatu diantara paha Yin yang terasa keras dari sebelumnya.

War turun dari pangkuan Yin dan berdiri tegak didepannya. "Julukan anda sudah tidak berlaku lagi tuan." War tersenyum lebar, menunjukkan deretan giginya. Seperti biasa, lesung pipinya akan terlihat saat dia tersenyum lebar, juga matanya akan menyipit dengan hidung berkerut. Membuat War terlihat imut dan manis, menghapus image menggoda dan nakal yang sebelumnya ditampilkan olehnya. Ini juga senyum lebar pertamanya malam ini.

Orang yang melihat senyum manis da  kekanakan milik War saat ini tidak akan pernah menyangka jika dia baru saja menggoda seseorang hingga turn on. Wajah War terlihat sangat polos seperti seorang anak yang tak berdosa dan tidak tahu apa-apa.

War sebenarnya tidak berniat untuk bertindak terlalu jauh. Tapi dia merasa begitu tertantang untuk menaklukkan orang didepannya. Dia kira akan sulit, ternyata semua sama saja, terlalu mudah untuk ditaklukkan. Dia akui jika tindakannya kali ini lebih berani dari biasanya. Biasanya dia hanya cukup menggunakan kata-kata manis dengan senyum menggoda, tanpa melakukan kontak fisik. Ini adalah pertama kalinya dia melakukan hal ini, menjilat dan mengigit dengan begitu erotis adalah hal yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Dia juga merasa baik-baik saja setelah melakukan hal gila itu.

[END] BLACK IN WHITE ■ YinWarWhere stories live. Discover now